Arsena dan Amelia saling berpegangan tangan, mereka berdua baru kali ini menaiki helikopter. Selain berisik, ternyata dia juga terbang sangat cepat.
"Aro, ada apa dengan Zavier?" Arsena kembali bertanya, pertanyaan Arsena memecah kesunyian di dalam heli tersebut.
"Maafkan saya Signora, tapi lebih baik Signora lihat saja nanti dengan mata kepala Signora. Itu semua karena saya, sekali lagi maafkan saya Signora." Jawab Aro, wajah pria itu terlihat sangat sedih dan pastinya merasa bersalah.
Arsena kembali diam, percuma saja dia bertanya karena Aro tidak pernah mau menjawabnya.
Setelah menempuh penerbangan beberapa jam, helikopter Zavier mendarat di Rooftop rumah sakit dini hari.
"Kenapa kita turun disini Aro? Tadi saya membaca tulisannya kalau ini adalah sebuahrumah sakit?" Ucap Arsena kembali bertanya, perasaan Arsena semakin tidak tenang.
"Ayo kita turun Signora, nanti Signora akan segera mengetahuinya." Jawab Aro, Amelia kesal mendengar jawaban Aro.
"Kenapa tidak langsung memberitahu saja, dari tadi selalu saja jawabannya berbelit-belit. Membuat kami semakin bingung." Omel Amelia kesal segera turun.
Aro dan Demian membawa Arsena dan Amelia turun melalui lift ke lantai tempat Zavier di rawat, begitu pintu lift terbuka Arsena dan Amelia semakin heran melihat begitu banyak pria bertubuh tegap dan berpakaian serba hitam berada di lantai itu.
"Ada apa sih Sen? Kenapa aku menjadi takut ya?" Tanya Amelia, Arsena menggelengkan kepala.
"Aku bahkan lebih takut lagi Mel, aku takut terjadi sesuatu dengan Zavier." Balas Arsena, Demian dan Aro yang mendengarnya saling bertatapan dengan mata sama-sama sedih.
Arsena dan Amelia melangkahkan kaki mereka mengikuti Demian dan Aro, semuaanggota menganggukkan kepala menyambut mereka.
Langkah Arsena terhenti ketika melihat mami Zavier duduk lemas di kursi dan seorang pria memeluknya, Arsena menduga kalau pria itu adalah papinya Zavier. Tapi yang membuat Arsena heran, kenapa mami Syila menangis dipelukan suaminya.
"Signora, itu mami dan papi Zavier." Ucap Aro, Arsena kembali melangkahkan kaki mendekati Syila dan Nicola.
"Arsena." Panggil Syila segera menghapus air mata dan berdiri menyambut kekasih anaknya itu, Arsena tersenyum kecut mencium tangan Syila.
Nicola juga tersenyum kepada Arsena, sekarang dia baru paham kenapa Zavier tiba-tiba berubah pasti karena gadis berhijab didepan matanya ini.
"Perkenalkan Nicola, papi Zavier." Ucap Syila, Arsena tersenyum menyatukan kedua tangannya didepan dada, Nicola yang akan mengulurkan tangan, kembali menarik tangannya dan menganggukkan kepala.
"Kamu bersama siapa Arsena?" Tanya Syila melihat kearah Amelia.
"Amelia mami, saudara Arsena. Kami sama-sama kuliah di Universitas yang sama." Jawab Arsena, Amelia melangkan maju memperkenalkan dirinya.
"Mi, Zavier dimana mi?" Tanya Arsena, dia semakin penasaran.
Syila memegang bahu Arsena danembalaikkan badannya, lalu Syila membawa Arsena ke dekat jendela.
Arsena terkejut luar biasa, gadis manis itu menutup kedua mulut dan air mata jatuh membasahi pipi.
"Mi." Ucap Arsena lirih.
"Zavier tertembak di bagian dada sayang, Zavier belum sadarkan diri selama seminggu ini. Makanya mami meminta Aro menjemput kamu, mungkin dengan mendengar suara kamu Zavier memiliki semangat untuk segera bangun ." Jawab Syila kembali terisak, Arsena juga terisak melihat Zavier yang terbaring di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah Kita Bisa Bersama
Ficção Adolescente"Jangan samakan aku dengan perempuan yang biasa berada di sekitarmu, jangankan untuk memeluk, menyentuh seujung jari saja kamu tidak akan bisa." Ucap Arsena menghentikan langkah Zavier. Zavier terdiam di tempatnya berdiri, kata-kata dari Arsena meny...