Arsena terlihat gelisah berjalan mondar mandir dibalkon kamar, matanya selalu tertuju kearah jalan. Sudah jam 11 malam, tapi Zavier belum juga kembali dan perasaan Arsena semakin tidak menentu.
"Ya allah Zavier, dimana kamu saat ini mas ." Ucap Arsena gelisah.
Zavier yang di pikirkan Arsena saat ini telah berada di dalam markas Jake, Zavier menatap tajam pria yang duduk didepannya.
"Apa mau kamu Jake?" Tanya Zavier dengan wajah datar dan suaranya yang berat.
"Kembalikan wilayah saya."
"Tidak mungkin semudah itu Jake, kembalikan dulu semua uang saya. Ini bisnis, saya membelinya. Kalau kamu menginginkan kembali kamu harus membelinya dari saya, tapi dengan harga sekarang bukan harga sewaktu saya membelinya ke Antonio." Ucap Zavier, Jake menggelengkan kepala.
"Kalian merampasnya." Teriak Jake marah, Zavier dan Aro tertawa kecil saling bertatapan.
"Saya membelinya dan kalau Antonio masih ada saat ini saya yakin dia juga tidak akan bisa menyangkalnya." Balas Zavier berusaha untuk tetap tenang, sedangkan Demian sudah geram melihat wajah Jake.
"Kamu terhasut oleh Lundo, padahal dia yang menginginkan wilayah itu." Ucap Zavier lagi, Jake tertawa licik.
"Kamu pikir saya bodoh."
"Bodoh, jelas kamu bodoh. Kamu dengan mudah terhasut olehnya, padahal sudah jelas wilayah itu milik saya."
"Kalian mencurinya, merampas hak saya. Dan kalau memang Lundo ingin membeli dengan harga yang lebih mahal, apa saya salah menjual kepadanya." Sahut Jake, sekarang Zavier dan Aro yang tertawa lepas mendengar perkataan Jake.
"Kalau Lundo menginginkan wilayah itu, bukan dengan cara menghasut kamu tapi temui saya. Ini yang dinamakan dengan bisnis, tapi kalau tidak sama saja dia ingin merampasnya dari saya."
"Kamu yang merampasnya." Jake kembali berteriak.
"Jangan berteriak kepada saya Jake, saya sudah berusaha menahan kesabaran saya. Kamu bisa lihat sendiri bukti kalau wilayah itu milik saya, saya dan Antonio bertransaksi menggunakan surat yang jelas. Walau saya terkenal sebagai mafia yang licik tapi saya tidak pernah memakan hak orang lain, masih mending saya menyisakan untuk kamu. Jadi jangan bicara sembarangan kamu, saya tidak akan segan-segan memusnahkan kamu." Ucap Zavier mengancam Jake, wajah Jake berubah ketakutan.
"Kamu bisa lihat sendiri buktinya." Ucap Aro memperlihatkan berkas jual beli antara Zavier dan Antonio, Jake melihat sekilas surat itu.
"Tapi kalian membeli dengan harga sangat murah." Sela Jake masih tetap membantah.
"Saya menghabiskan banyak biaya untuk memperbaiki semuanya, kamu lupa bagaimana kondisi wilayah itu waktu saya membelinya. Hutan belantara, tidak terurus. Saya bahkan sampai berbulan-bulan untuk menjadikannya tempat yang layak dan sekarang setelah tempat itu menghasilkan, kamu seenaknya ingin mengambil kembali. Dasar licik kamu, kamu tahukan dengan siapa kamu berurusan saat ini?" Ucap Zavier marah kepada Jake, Jake terdiam mendengarnya.
Jake tidak lagi berkata-kata, dia terdiam menundukkan kepala. Zavier dan Aro saling bertatapan, mereka berdua sama-sama tersenyum licik.
"Jake, Saya masih bersikap baik bukan karena saya menghargai kamu tapi karena saya menghargai Antonio, tua bangka yang telah membesarkan kamu. Beruntungnya kamu bertemu dengan saya sekarang, bukan saya tiga bulan sebelumnya. Sekarang saya lebih banyak bersabar dan berpikir yang terbaik untuk kedua kubu, bukan ingin menang sendiri." Ucap Zavier menatap tajam Jake.
"Dan satu lagi ya Jake, masalah Lundo. Kalau dia menginginkan wilayah itu temui kami, bukan menghasut kamu. Ayolah Jake, jangan terlalu tamak dengan harta. Semua orang dengan mudah membaca pikiran kamu, mereka tidak lagi menghargai kamu dan dengan mudah membeli harga diri kamu." Sambung Aro tertawa mengejeknya, Jake dan beberapa anggotanya terdiam mendengar penghinaan dari Aro.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah Kita Bisa Bersama
Teen Fiction"Jangan samakan aku dengan perempuan yang biasa berada di sekitarmu, jangankan untuk memeluk, menyentuh seujung jari saja kamu tidak akan bisa." Ucap Arsena menghentikan langkah Zavier. Zavier terdiam di tempatnya berdiri, kata-kata dari Arsena meny...