Zavier masuk keruang kerjanya, Aro, Demian dan Lois telah menunggu disana. Zavier segera duduk di meja kerja dan mulai membaca laporan yang terletak di meja kerja dengan dangat teliti.
"Jadi mereka kembali mengusik lahan itu?" Tanya Zavier, Lois menganggukkan kepala.
"Iya tuan, mereka ingin hak mereka disana."
"Enak saja, bukannya kita telah sepakat kalau semua laham itu menjadi milik kita setelah kita berhasil merebutnya." Umpat Zavier kesal, pria itu segera berdiri dan menatap keluar jendela.
"Sepertinya ada yang menghasut pemimpin mereka tuan."
"Ya pastilah, karena beberapa tahun ini semua aman dan terkendali." Sahut Zavier terlihat berpikir.
"Bagaimana kalau kita datangi mereka." Usul Aro, Zavier menganggukkan kepala membalikkan badan dan segera berjalan ke arah sofa, Aro ikut bergabung duduk disana.
"Saya juga memikirkan hal yang sama, tapi kita butuh persiapan yang matang. Beberapa anggota juga harus lebih dulu mendatangi markas mereka dan membaca situasi disana, jangan sampai kita malah masuk kandang harimau dan tidak bisa lagi keluar." Sahut Zavier, Aro dan Demian menganggukkan kepala.
"Biar saya yang melihat situasi di sana tuan, malam ini saya akan segera bergerak." Ucap Demian.
"Baiklah, tapi kalian harus tetap waspada. Segera kabari kami informasi yang kamu dapatkan, sehingga kita bisa secepatnya kesana." Balas Zavier, Demian dan Lois segera berdiri.
"Baik tuan, kami jalan dulu."
"Oke, silahkan." Jawab Zavier melepaskan kepergian Demian dan Lois.
Zavier melihat kearah Aro, Aro juga menatapnya, seakan pikiran mereka sama-sama bertaut.
"Pria itu tidak bisa di biarkan terus merusak semuanya." Ucap Zavier mengepalkan kedua tangannya.
"Benar, kalau dugaan kita benar. Maka tidak akan ada lagi kesempatan kedua, sepertinya dia berusaha mempengaruhi Jake. Padahal selama ini Jake selalu mengikuti semua permainan kita, termasuk pembagian lahan."
"Aro, tolong kamu persiapkan semuanya. Kalau besok pagi kita sudah menerima info dari Demian, malamnya kita harus langsung bergerak." Ucap Zavier memerintah Aro, Aro menganggukkan kepala setuju.
Zavier segera kembali ke meja kerjanya dan mulai bekerja, dia dan Aro sama-sama sedang mencari informasi tentang Lundo, pria yang saat ini mereka curigai menjadi biang dalam permasalahan ini.
Sore berganti malam, Arsena yang telah selesai mandi dan sholat magrib segera turun ke lantai bawah. Dia tersenyum kepada Abi dan Abah yang duduk santai di ruang keluarga menonton televisi, sedangkan Umi, Ibu dan Amelia sibuk didapur menyiapkan makan malam bersama dengan Medy.
"Cena ketiduran." Ucap Arsena tersenyum malu.
"Tapi sudah sholatkan?" Tanya Abi, Arsena menganggukkan kepala.
"Zavier sudah sholat juga?" Tanya Abah, Arsena menggelengkan kepala dan baru teringat kepada suaminya.
"Teterang bah, tadi Zavier pamit kerja dan belum kembali juga."
"Hubungilah dia, diingatkan sholat dan lagian juga sudah malam. Apa dia tidak lapar, Abah saja sudah sangat lapar dan tidak sabar ingin segera makan."
"Iya bah, Cena hubungi dulu." Ucap Arsena segera menghubungi nomor Zavier dari ponselnya.
"Hallo sayang." Jawab Zavier langsung menjawab panggilan Arumi.
"Dimana? Sudah sholat?" Tanya Arsena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah Kita Bisa Bersama
Teen Fiction"Jangan samakan aku dengan perempuan yang biasa berada di sekitarmu, jangankan untuk memeluk, menyentuh seujung jari saja kamu tidak akan bisa." Ucap Arsena menghentikan langkah Zavier. Zavier terdiam di tempatnya berdiri, kata-kata dari Arsena meny...