Arsena dan Zavier sama-sama terkejut ketika pria itu masuk kedalam kamar, begitu juga dengan Arsena yang keluar dari kamar mandi.
"Astagfirullah sayang, kamu mengejutkan mas. Lagian kenapa kamu mandi malam-malam begini?" Tanya Zavier mengusap dadanya dan mengunci pintu kamar.
"Aku bosan, mana mata tidak mengantuk. Jadi aku pikir lebih baik berendam, sekalian luluran juga." Jawab Arsena cemberut.
"Pantesan kamu wangi sekali." Ucap Zavier mengedipkan matanya berjalan ke arah Arsena, Arsena tertawa berusaha menghindar karena dia sudah hafal betul dengan tingkah Zavier kalau ada maunya, tapi langsung ditahan oleh Zavier.
"Zavier kamu mau apa?" Teriak Arsena, Zavier menggelengkan kepalanya tetap menahan Arsena.
"Durhaka kamu ya, panggil suami dengan namanya sendiri. Mas lebih tua dari kamu."Ucap Zavier, Arsena bukannya merasa bersalah tapi dia malah kembali tertawa mempererat kimono yang dia pakai.
"Biarin, mas mau apa? Aku mau pakai baju." Rengek Arsena berusaha melepaskan tangan Zavier, Zavier menggelengkan kepalanya lagi.
"Tidak mau." Bantah Zavier memegang bahu Arsena dan memposisikan tubuh Arsena tepat di depannya.
Zavier bersandar di meja dan perlahan membuka ikatan kimono yang dipakai istrinya, Zavier melepaskan Kimono itu dari tubuh Arsena.
Sekarang Arsena hanya memakai dalaman saja berdiri didepan Zavier, untung saja tadi Arsena memakai dalaman di kamar mandi kalau tidak sudah di pastikan dia polos sempurna saat ini.
"Hmmm wangi." Ucap Zavier mengendus bau di tubuh Arsena.
"Apaan si mas, aku geli melihatnya." Sahut Arsena menatap sinis Zavier.
"Mas tidak, mas malah." Balas Zavier mengalihkan pandangannya ke bawah, ke arah miliknya yang mulai menegang.
"Astagfirullah mas, kamu ini benar-benar mesum." Ucap Arsena, Zavier tertawa segera meraih tubuh Arsena. Zavier menggendong Arsena dan langsung membawanya ke ranjang, Arsena hanya bisa pasrah dengan perlakuan suaminya.
Arsena tidak akan menolak keinginan Zavier, karena sangat berdosa bagi seorang istri apabila menolak keinginan suaminya terutama untuk yang satu ini. Takutnya kalau menolak, nanti suaminya malah mencarinya di luar. Tidak, Arsena tidak akan membiarkan itu terjadi. Bahkan Arsena mulai belajar merawat diri biar selalu wangi dan Zavier selalu puas dengan tubuhnya.
"Mas besok Arsena sudah mulai ke kampus ya." Ucap Arsena setelah melaksanakan kewajibannya melayani Zavier, Arsena dan Zavier juga telah selesai membersihkan diri dan bersiap untuk tidur.
"Oke, besok mas antar ya. Sekalian kita bareng saja, kamu ke kampus dan mas ke markas. Nanti pulangnya kamu kabari mas juga, kalau mas tidak bisa menjemput kamu biar anggota saja." Sahut Zavier.
"Naik taxi saja, aku tidak masalah kalau naik taxi."
"No, Signora. Kamu akan dijemput." Sela Zavier membantah ucapan Arsena.
"Oke baiklah Signore Zavier." Balas Arsena, Zavier tertawa mendengarnya dan mencubit hidung Arsena.
Arsena memejamkan matanya, tubuhnya terasa sangat lelah setelah melayani Zavier. Arsena juga merasa heran, entah kenapa belakangan ini dia juga mudah kelelahan. Tapi Arsena berpikir mungkin karena dia kurang istirahat, karena harus melayani Zavier yang terkadang satu malam bisa meminta jatah dua kalinya kepada. Padahal malam sebelum tidur mereka sudah melakukan, tapi nanti pas Arsena membangunkan untuk sholat subuh Zavier akan memintanya lagi.
Arsena tidak masalah, dia memakluminya. Arsena berpikir itu hal yang wajar, dia sudah mengetahui siapa Zavier sebelumnya. Suaminya itu tidak lepas dari para wanita dan sekarang disaat sudah memiliki istri, maka Zavier bebas melakukan kapanpun dia mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah Kita Bisa Bersama
Teen Fiction"Jangan samakan aku dengan perempuan yang biasa berada di sekitarmu, jangankan untuk memeluk, menyentuh seujung jari saja kamu tidak akan bisa." Ucap Arsena menghentikan langkah Zavier. Zavier terdiam di tempatnya berdiri, kata-kata dari Arsena meny...