02. We're done

1.6K 68 0
                                        

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

"Dynne!" Panggil seorang wanita yang mengetuk pintu kamar putrinya sebelum dia kemudian membukanya. Melihat putrinya yang terlihat masih tertidur.

Menghampiri tubuh perempuan yang sedang memeluk boneka beruang berwarna cokelatnya. Menyentuh bahunya dan menggoyangkannya pelan, Adeline kemudian kembali berusaha membangunkan Dynne.

"Dynne wake up, Kythan datang jemput kamu itu." Ucap Adeline hang seketika membuat mata Dynne terbuka.

"Apa?" Beonya.

"Kythan ada di bawah." Terang Adeline.

Bangun dari posisinya, Dynne kemudian melirik jam yang ada di atas nakas samping tempat tidurnya. "Ini jam berapa? My alarm hasn't even sounded yet." Dynne kemudian mengambil ponselnya melihat berapa lama lagi alarm yang dia pasang untuk bunyi membangunkannya.

"Udah sekarang kamu siap-siap." Titah Adeline.

Mengangkat pandangannya, Dynne kemudian menatap Adeline selama beberapa detik sebelum akhirnya dia beranjak dari tempat tidurnya masuk ke dalam kamar mandinya.

Melirik putrinya yang tampak masih ingin mengabaikannya, Adeline menghela nafasnya menatap sendu ke arah terakhir kali Dynne terlihat. Adeline kemudian berbalik untuk keluar dari kamar ini.

Beberapa saat kemudian, Dynne keluar dari ruangan pakaiannya sudah rapi dengan seragamnya. Berdiri di depan cermin, Dynne merapikan rambutnya. Kali ini Dynne kembali mengikat rambut yang menjadi salah satu hal yang paling indah dari dirinya. Rambut merah ini adalah rambut aslinya yang diturunkan oleh Neneknya dan Ayahnya sendiri yang menjadi ciri khas Victorie.

Namun melihat rambut ini rasanya dia melihat orang yang paling dia benci dan sayangi dalam satu waktu.

Setelah selesai menata rambutnya, Dynne kemudian memoles bibirnya dengan sedikit pewarna bibir yang selalu dia pakai tersebut. Melihat penampilannya di cermin, Dynne melihat ekspresi yang tidak menatap ekspresi apa-apa.

Berpaling, Dynne kemudian mengambil tas dan ponselnya lalu keluar dari kamarnya ini. Menuruni tangga, Dynne sudah melihat seorang lelaki yang memakai seragam senada dengannya itu tengah duduk di area mini bar bersama Adeline.

Menghampiri mereka, dirinya kemudian disambut oleh tatapan mata sampai dia duduk di samping lelaki yang sepertinya berangkat dari rumahnya pagi-pagi buta.

"Dynne, sarapan dulu. Nanti pingsan lagi." Ucap Adeline yang memberikan sepotong Sandwich pada Putrinya.

Menaikan pandangan, Dynne kemudian melirik Kythan dengan tatapan curiga. Karena seharusnya Adeline tidak mengetahui soal dirinya yang pingsan kemarin.

"Lain kali bangunnya jangan siang lagi, Kythan jadi nunggu." Ujar Adeline.

"Siapa suruh ke sini." Balas Dynne kemudian melahap sarapannya.

"Kythan kan tunangan kamu, wajar kalau mau jemput dan berangkat bareng." Tutur Adeline yang langsung membuat Dynne melirik Kythan yang tampak menyunggingkan senyumnya.

"Biasanya kamu bangun siang, pasti sering telat kan? Mulai sekarang gak bakal lagi." Lagi-lagi Adeline bersuara.

"Dynne gak pernah telat."

"Berarti kamu suka ngebut di jalan." Timpal Adeline. Dynne yang sedang mengunyah sarapannya itu seketika berhenti.

Menaruh Sandwichnya kembali ke atas piring, Dynne yang baru memakan satu gigitan itu kemudian mengambil tasnya. "Kita berangkat sekarang." Ucap Dynne kepada Kythan kemudian beranjak dari tempatnya.

BREAK UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang