28. Hot blood

310 11 2
                                    

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

Waktu untuk pulang pun akhirnya tiba, Dynne dan Cassia yang berjalan bersama untuk pergi keluar gedung sekolah. Hari ini Cassia yang tidak dijemput oleh supir seperti biasanya itu dia akan pergi mengunjungi Mamanya yang tempatnya dilewati Dynne jika Dynne pulang ke arah rumahnya.

Karena sekalian, Cassia menerima kunci mobil dari Super Car berwarna putih milik Dynne karena dia yang akan mengendarai mobil tersebut sampai ke tujuannya. Selain Dynne yang hobi dengan mobil yang memiliki kecepatan di atas rata-rata mobil biasa, Cassia juga menyukainya dan sedikit memiliki hobi dalam bidang ini. Namun tetap saja, Cassia akan lebih memilih diantar jemput dibandingkan harus mengendarai mobil.

Ada waktu untuk Cassia ingin mengendarai mobilnya. "Dynne, kenapa lo ganti mobil? Bukannya yang kemaren itu mobil kesayangan lo? Sekarang ada di mana?" Pertanyaan bertubi-tubi itu Cassia berikan kepada sahabatnya yang tampak fokus ke arah ponselnya.

Menyenggolnya, Cassia langsung membuat Dynne mengalihkan pandangannya dari benda pipih tersebut. Dia pun menjawab. "Ada di rumah, gue lagi coba yang model baru aja."

"Halah, pasti karena Kythan juga punya mobil yang sama. Lo gak mau dikira masih berharap." Sindir Cassia yang memainkan kunci mobil yang ada ditangannya itu.

Berdecak, Dynne tidak membalas. Dia kembali melihat ke arah ponselnya, beberapa saat kemudian dia mengangkat pandangannya kembali dan mengedarkannya mencari seseorang yang memberitahunya kalau dia tengah melihat ke arahnya.

Benar saja, Dynne melihat Kythan yang berjalan bersama dua orang sahabat lelaki tersebut dan tatapan lelaki itu benar-benar tertuju kepadanya. Hingga membuat Dynne dan Kythan bertatapan cukup lama. Terlihat dari Kythan yang benar-benar menahan dirinya.

Karena hal yang sedang Dynne lakukan, Cassia kemudian menoleh mengikuti arah pandang Dynne. Dia menemukan seseorang yang membuatnya langsung menunjukkan tatapan tidak sukanya.

Cassia berdecak. "Ayo Dynne! Keburu rame!" Ucapnya kemudian menarik tangan Dynne untuk segera mempercepat langkahnya. Karena itu, Dynne memutuskan kontak matanya dengan lelaki yang masih berada di jalur yang sama.

Di sisi lain, lelaki yang baru saja melihat perempuan incarannya itu merasa sedih karena dia tidak bertatapan dengannya. "Cassia kok gak liat gue ya?" Thiago bersuara.

Mendengar pertanyaan itu, Bryant berdecak. "Lo masih harapin dia? Ngapain? Ngobrol aja udah nggak." Tuturnya.

Melirik sahabatnya, Thiago merasa tersindir. Karena hari ini dia benar-benar tidak memiliki kesempatan berbicara sama sekali dengan Cassia. Karena perempuan itu tidak menghubunginya lebih dulu, padahal masih ada rencana di antara mereka soal sahabat mereka masing-masing.

"Ky lo kenapa gak balikan juga sama Dynne? Gue butuh interaksi sama Cassia nih." Seru Thiago.

Kythan yang tidak membalas dia hanya melirik Thiago sesaat dan melanjutkan langkahnya untuk memasuki area parkiran dan menghampiri kendaraan roda duanya. Thiago dan Bryant yang juga ikut menaiki motor milik mereka masing-masing itu masih menjatuhkan perhatian mereka kepada satu sahabat mereka yang sejak tadi siang hanya mengeluarkan sepatah dua patah kata saja.

"Ky, lo kenapa sih?" Seru Bryant.

"Abis dari UKS kayak ketempelan setan UKS, nutup mulut mulu." Timpal Thiago.

Kythan yang menyalakan motornya itu kemudian juga menggunakan helmnya. Tidak menggubris perkataan sahabatnya, Kythan yang mengarahkan pandangannya yang ada dibalik helm hitam itu melihat Dynne yang masuk ke dalam mobil dan menempati kursi penumpang. Karena setelah dilihat ada perempuan lain yang akan menyetir mobil tersebut.

BREAK UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang