45. Bad girl?

151 9 1
                                    

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

Akhirnya hari terakhir ujian bagi siswa-siswi Carshens High School pun tiba, mereka yang hari ini menjalani ujian terakhir itu terlihat sudah dia menghadapi kelegaan setelah Bell pulang berbunyi dan semua soal telah mereka jawab.

Seperti satu orang yang berada di mejanya itu sudah selesai menyelesaikan ujiannya. Dia menunggu sampai Bell penanda kalau dirinya bisa beranjak dari tempatnya. Memainkan penanya, Dynne yang hanya diam itu tidak terlihat setenang apa yang orang-orang lihat. Pikirannya sedang terganggu oleh sesuatu, kesibukannya bertambah saat dia diberi banyak pekerjaan untuk Perusahaan Victorie.

Hal itu sangat bertentangan dengannya.

Terlebih ada suatu hal yang menjadi pertimbangannya saat ini, Dynne yang melihat pesan yang dikirim oleh Kakaknya itu menunjukkan kalimat yang semakin membuat Dynne gusar.

Setelah pulang sekolah, kita ada Meeting sama Eithers. Ini permintaan Daddy.

How? Do you still want to do it?

Menaruh ponselnya dengan posisi layar terbalik, Dynne menghela nafasnya. Kakaknya itu benar-benar ingin membuatnya sulit untuk bergerak, dia tau kalau Dynne sudah akan memikirkan apapun yang berkaitan dengan Kythan.

Termasuk dia tidak ingin membuat Eithers terlibat dalam rencananya, namun semakin lama. Victorie malah semakin mendekat dengan Eithers, dua perusahaan itu benar-benar berjalan berdampingan. Yang artinya jika ada yang menyenggol salah satunya, itu juga akan membuat yang lainnya terkena senggolannya.

Terus berkutik dengan pikirannya, akhirnya dia mendapatkan satu hal yang membuatnya terhenti seketika. Di tengah pikirannya yang mendapatkan ide cukup membuatnya merasa perasaannya juga terpengaruh. Bell penanda waktu ujian selesai pun terdengar.

"Dynne!" Perempuan yang langsung menghampiri sahabatnya dengan suasana hatinya yang sedang bergembira itu.

"Akhirnya selesai!" Pekik Cassia.

"Jalan yuk! We celebrate!" Ajak Cassia yang tampak bersemangat itu.

Sementara Dynne yang baru bangkit dari tempatnya itu kemudian membalas. "Not today."

Ekspresi Cassia seketika berubah menjadi sedih tidak ada aura penuh semangat lagi terasa. "Kenapa?" Sahut sembari berjalan mengikuti Dynne yang berjalan keluar dari ruangan. Berjalan berdampingan, dua sahabat ini seperti biasa selalu terlihat bersama.

"Gue ada urusan."

Menyipitkan matanya, Cassia kemudian bersuara. "Lo mau ngerayain sama Kythan ya? Jujur!" Timpalnya.

Dynne menghela nafasnya. "I'm not celebrating anything today." Jelasnya.

"Cari hari lain aja." Imbuhnya.

Cassia berdecak, melipat tangannya. Mereka kemudian masuk ke dalam Lift untuk turun. "Sibuk banget lo dari kemaren, padahal lagi ujian." Tutur Cassia.

Berdeham singkat, Dynne yang sedang membalas pesan dengan seseorang dari ponselnya itu tidak lagi bersuara.

"Dynne, Thiago ngajak gue jalan abis ujian selesai. Menurut lo, gue terima jangan?" Tanya Cassia.

"Terserah lo, you want to celebrate, right?" Sahut Dynne.

"Iya, tapi masa gak sama lo." Ucap Cassia.

Berdecak kecil, Dynne menggeleng. "Memangnya harus? Nanti kita bisa buat perayaan sendiri." Balasnya.

"Jadi gue terima nih?" Seru Cassia.

"If you want, go ahead." Dynne menyahut.

Merasa bingung dengan dirinya sendiri, Cassia berdeham cukup panjang sebelum akhirnya dia mengatakan. "Sebenernya gue masih belum yakin,"

BREAK UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang