ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ
Menghela nafasnya, Dynne mengalihkan pandangannya dari lelaki di hadapannya ini. Sedikit demi sedikit ingatannya tentang apa yang terjadi semalam mulai kembali dia ingat, karena dia bukanlah mabuk melainkan tubuhnya dimasuki obat perangsang yang entah datang dari mana. Dynne masih berusaha mengingat apa yang terakhir kali dia konsumsi.
Perhatiannya yang benar-benar teralihkan itu, kini tertuju pada tas kecil yang ada di atas nakas samping tempat tidur yang terlihat mengeluarkan suara dan getaran. Melangkah menghampiri benda tersebut, Dynne kemudian mengeluarkan benda pipih yang menjadi hal utama yang bersuara.
Menjawab panggilan suara tersebut, kali ini Dynne tidak perlu banyak berpikir atau beralasan lagi untuk menjawab panggilan suara dari Harvey di depan Kythan.
"Dynne!"
Suara tinggi yang dikeluarkan oleh lelaki di seberang sana itu membuat suara yang muncul dari ponsel Dynne pun juga terdengar menjadi keras. Membuat Dynne menjauhkan ponselnya dari indera pendengarannya.
"Oh thank god."
"Where are you?"
Vromm vroommm
"Dengar itu? Ingat? Lo lupa hari ini bakal ada apa? Kenapa belum datang? Acaranya jam 9 di mulai, cepat ke sini."
Melirik angka waktu yang tertera di ponselnya, Dynne kemudian mendekatkan kembali ponselnya. "Masih jam 7.30." Balasnya karena heran kenapa lelaki itu seheboh itu menghubunginya.
"Lo tamu? Banyak yang harus dipersiapkan dan selesai gak selesainya lo yang tentukan. This event is yours, come quickly!"
"Okay." Balas Dynne yang kemudian mematikan panggilan suara tersebut. Berbalik, Dynne yang kembali menghampiri Kythan itu kemudian bersuara kepada lelaki ini.
"Di mana pakaian gue?" Tanya Dynne kepada Kythan.
Lelaki yang sedang menatapi Dynne itu baru tersadar beberapa saat kemudian. "Lo mau pergi?" Sahut Kythan yang mengangkat kedua alisnya.
Mengangkat kedua alisnya, Dynne seperti bertanya kepada lelaki itu malah bertanya hal seperti itu. Padahal beberapa saat lalu dia baru mendengar percakapannya dengan Harvey.
"Pakaian lo," Kythan menoleh ke arah tempat tidur dan mengingat kejadian semalam di mana pakaian Dynne sudah tidak beraturan dan berakhir rusak karena paksaan untuk dibuka.
"Udah rusak, gue buang." Lanjut Kythan kembali mengarahkan pandangannya kepada Dynne. Terdiam selama beberapa saat, Dynne yang menatap Kythan datar itu kemudian menghela nafasnya.
"Karena lo maksa buat buka pakaian lo, gue bantu." Kythan berkata.
"Gue gak paham gimana cara bukanya jadi gue sobek." Jelasnya. Dynne yang kali ini hanya bisa menahan helaan nafasnya itu kemudian berbalik pergi menuju sebuah ruangan pakaian yang kemudian dia hampiri satu lemari yang berisi cukup banyak pakaian.
"There's still a lot of your clothes here, you remember that." Ujar Kythan yang menyadarkan salah satu bahunya pada pintu di sampingnya. Melipat tangannya, Kythan memandangi Dynne yang sedang memilih-milih pakaian tersebut.
Setelah menemukan satu pakaian, Dynne kemudian berjalan melewati Kythan untuk menuju ruangan yang ada di sebelahnya yang merupakan kamar mandi. Mengikuti arah Dynne pergi, Kythan yang menarik sudut bibirnya itu juga melangkah mengikuti Dynne.
"Last night wasn't finished yet," Kythan terhenti di saat Dynne yang sudah memegangi pintu pembatas antara ruangan berhadapan dengan Kythan yang sudah menatap dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BREAK UP
Fiction généraleHubungan Dynne dan Kythan berjalan dengan tidak lancar, ketika salah satu dari mereka terjebak dalam trauma masa lalu. Berawal tertipu dengan sebuah rencana yang tidak pernah diduga, hingga akhirnya jatuh sejatuh-jatuhnya dalam perasaan terdalam yan...