48. Bryant's emotions

80 5 2
                                    

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

"Kok lo malah minum, bukannya besok lo ada ujian seleksi?" Seru Thiago ke arah Kythan yang tengah meneguk minuman, di mana keberadaan mereka saat ini ada di sebuah tempat hiburan malam yang sama sekali jauh dari kata tenang.

Karena musik yang sampai berdentum terasa ke seluruh tubuh. Sangat tidak cocok untuk Kythan yang harusnya menyimpan semua yang dia pelajari untuk esok hari. Karena ketidak tenangan ini berpotensi membuat lelaki itu tidak fokus.

Sudah hampir satu minggu Kythan tidak melihat Dynne sejak kejadian malam itu. Dia sama sekali tidak dapat menghubungi Dynne atau mengetahui kabarnya, satu hal yang dia tau hanya Dynne sedang berada di Spanyol. Sebenarnya sejak beberapa hari lalu Kythan bisa saja memiliki alasan untuk juga pergi ke negara dengan julukan negeri Matador tersebut. Karena seleksi ujiannya bisa dilakukan secara offline maupun online.

Tidak ingin memaksa, Kythan tau kondisi Dynne sedang tidak baik. Pasti ada suatu tekanan sampai Dynne mengatakan hal tersebut kepadanya. Sampai hingga saat ini, Kythan masih terus berpikir tentang kebohongan Dynne yang mulai tidak dia percaya.

"Lo jadi kuliah di Spanyol kan?" Seru Thiago kembali setelah pertanyaannya itu tidak di jawab oleh sahabat ini.

Kythan yang akhirnya bersuara itu kemudian menjawab. "Jadi."

"Terus? Kok lo kayak makin gak serius gitu?" Thiago kembali melemparkan pertanyaannya.

"Gue serius." Jawab Kythan walau tidak terlihat seperti apa yang dia katakan. Suasana hatinya belum membaik, memangnya siapa yang tidak merasa sedih jika putus cinta?

Walau merasa aneh, Thiago berdeham singkat. "Dynne kemana? Udah lama gue gak denger kabarnya. Cassia juga gak ngomongin dia, karena gak kabar juga." Thiago kembali bersuara.

"Dia lagi liburan di Spanyol." Jawab Kythan.

"Spanyol? Tumben lo gak ngikutin dia, padahal sekalian lo seleksi di sana." Seru Bryant yang berbicara dengan santai lalu meneguk minumannya.

Karena Bryant dan Thiago sudah melakukan seleksi untuk masuk Universitas lebih dulu, membuat mereka menjadi lebih santai untuk menunggu pengumuman. Lagi pula dua sahabat ini tidak terlalu memikirkan tentang ujian seleksinya, karena jika mereka di masuk. Mereka tetap akan kuliah di Universitas Swasta.

Menggelengkan kepalanya, Kythan kemudian membalas. "Gue mau fokus belajar."

Merasa sedikit aneh, tapi ada kewajaran jika dipikirkan. "Bisa juga lo gak terlalu pikirin Dynne." Ujar Bryant. Kythan tidak membalas, karena kenyataan dengan perkataan Bryant itu sangat bertolak belakang dengan kenyataan aslinya. Kythan tidak bisa berhenti memikirkan perempuan itu.

Sementara itu Thiago yang sedang fokus kepada ponselnya itu tiba-tiba saja bersuara yang mengejutkan orang-orang di sekitarnya. "Cassia mau ke sini!" Ucapnya merasa senang. Namun hal itu mengundang reaksi tidak minat Bryant yang langsung memutar bola matanya malas.

Berbeda halnya dengan Kythan yang terlihat tidak terlalu peduli, dia kembali diam sembari menikmati minumannya. Sedangkan Thiago yang langsung bangkit dari tempatnya itu kemudian berkata.

"Gue mau jemput Cassia dulu." Thiago kemudian pergi meninggalkan dua sahabatnya itu.

Melirik sahabat yang sudah pergi, Bryant yang menghela nafasnya itu sebenarnya cukup peduli dengan Thiago. Hal itu karena dia tau sisi lain dari perempuan yang sahabatnya sukai.

"Ky, gue rasa lo juga tau tentang Cassia." Ucap Bryant kepada Kythan. Menoleh, Kythan yang mengangkat pandangannya itu melihat Bryant yang mengangkat kedua alisnya setelah berucap hal yang membuatnya memikirkan sesuatu.

BREAK UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang