08. Can't stop

575 20 1
                                    

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

"Sial, berhenti—" Dynne yang sedang meremas rambutnya sendiri itu mendengar suara pintu yang dibuka, membuatnya langsung berdiri dan menoleh ke belakangnya.

"Kythan?" Ucap Dynne yang seketika tertegun melihat seseorang yang pastinya bukan orang yang ada di bayangannya yang muncul. Melainkan seorang wanita yang sangat dia kenali dan baru dia temui tadi malam. Sementara Kythan, lelaki itu baru muncul di belakang wanita tersebut.

"Dynne?" Velesia yang terkejut melihat seorang perempuan yang masih dia ketahui bertunangan dengan Putranya itu berasa di Apartemen Putranya sendiri, tempat yang menjadi alasan kenapa Kythan tidak pulang selama beberapa hari ini.

"Ma-ma?" Dynne tak kalah terkejut, dia kemudian melirik kepada seorang lelaki di belakang Velesia.

Velesia yang melihat keadaan Dynne yang tidak seperti biasanya itu, melihat Dynne yang memakai pakaian santai dengan rambut yang tidak serapi setiap kali dia bertemu. Membuka mulutnya, Velesia yang memunculkan suatu pikiran itu kemudian melirik ke arah Kythan. Velesia menatap Kythan seakan tidak menyangka.

Melangkah mendekati Kythan, Velesia kemudian meraih bahu Kytha untuk menghadap dirinya dan sedikit menjauh dari Dynne. Dia pun berbicara dengan nada yang pelan. Sementara itu Dynne yang melihat ibu dan anak itu kemudian berbalik untuk merapikan rambutnya.

"Kythan!" Bisik Velesia.

"Kenapa Dynne ada di sini? Semalam—" Velesia kemudian menutup mulutnya, namun dia berekspresi cukup bersemangat.

"Kalian— gak Kythan kamu jangan gegabah, kamu dan Dynne masih sekolah jangan sampai," Velesia menggelengkan kepalanya.

"Ma—"

"Kalau mau, hati-hati." Sela Velesia.

"Mama—"

Kali ini Kythan tidak di sela, dia ditinggalkan oleh Velesia yang kini menghampiri Dynne. Wanita itu tersenyum membuat Dynne yang masih sedikit syok karena ketahuan berada di Apartemen anak dari wanita yang kini memegang bahunya itu.

"Dynne kamu gak diapa-apain Kythan kan?" Pertanyaan Velesia itu membuat Dynne menutup mulutnya.

Sementara itu Kythan berjalan menghampiri dua perempuan yang kini sedang berhadapan itu. "Mama, Dynne lagi sakit. Mamanya minta Kythan jaga, Mamanya harus pergi ke luar kota lagi." Terang Kythan berusaha agar Mamanya itu tidak berpikir aneh-aneh.

Apa lagi semalam selesai acara yang mungkin membuat mereka terjadi sesuatu sesudahnya.

"Dynne? Kamu lagi sakit?" Velesia seketika berubah menjadi khawatir, dia kemudian mengajak Dynne untuk duduk.

Menyentuh kepala Dynne, Velesia kemudian mengelusnya. "Kenapa ada di sini? Ayo ke kamar." Velesia kemudian meraih tangan Dynne dan mengajaknya untuk pergi ke salah satu pintu kamar yang ada di Apartemen ini.

"Ini kamar Kythan kan? Ayo—"

"Um— Ma, Dynne istirahat di kamar lain." Sela Dynne yang hampir dibawa masuk ke dalam ruangan pribadi milik Kythan itu.

"Kalian gak sekamar?" Beo Velesia yang langsung membuat ekspresi herannya, dia juga melirik Kythan dan Dynne bergantian.

"Ma," Kythan hampir menghela nafasnya.

"Ah iya Mama ngerti." Velesia tersenyum sembari mengangguk.

Sementara itu Dynne yang merasa penglihatannya tidak stabil itu sedikit menunduk dan mengedipkan matanya lebih keras. Kythan yang melihat Dynne itu membuatnya teringat pada saat detik-detik Dynne pingsan beberapa waktu lalu.

BREAK UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang