19. Warm

254 12 0
                                    

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

"Dynne, lagi apa lo?" Cassia menghampiri perempuan yang sedang dalam ruangan yang hanya terdapat dirinya saja sebelum Cassia datang. Dynne yang duduk di sofa itu sedang melanjutkan tugas musim panasnya yang hampir selesai bagiannya.

Melirik kedatangan sahabatnya, Dynne menyahut. "Kerjain tugas musim panas."

"Kerajinan, gue aja belum mulai sama sekali." Cassia yang membalas sahutan Dynne itu kemudian mengambil posisi santai di atas sofa panjang ini.

Menggelengkan kepalanya sebagai reaksinya, Dynne yang kembali fokus pada layar laptopnya itu kembali mendapat pertanyaan dari Cassia.

"Lo satu kamar ya sama Kythan?" Lontar Cassia yang membuat ketikan Dynne meleset dan dia terhenti seketika. Menoleh kepada Cassia yang melihat ke arahnya dengan ekspresi santainya itu. Sementara Dynne yang mengalihkan perhatian itu menelan salivanya samar.

Menggigit bibirnya bagian dalamnya, Dynne baru menjawab. "Kenapa tanya?"

Cassia mengalihkan pandangannya. "Ya gue liat Kythan suka ke atas, tapi di lantai dua kan cuma satu kamar." Jawabnya.

Dynne terdiam sesaat, dia baru ingat kalau kamar yang dapat digunakan di lantai dua itu hanya kamar yang dia tempati sekarang. Bahkan dia tidak memberitahu soal itu kepada Cassia, namun sahabatnya itu pasti sudah mengeksplorasi Villa ini.

Tidak lagi membalas, Cassia kembali menoleh. "Jadi bener kan?" Serunya kemudian terkekeh kecil. Dia sendiri tidak akan menyangka hal seperti ini, karena dia belum berpikir kalau sahabatnya itu sudaj sejauh itu perubahan hubungannya dengan Kythan.

"Kalian udah ngapain aja? Cerita dong!" Cassia yang tampak bersemangat memberikan pertanyaan itu langsung menegakkan posisi duduknya dan lebih mendekat kepada Dynne.

Membuang muka dari tatapan Cassia, Dynne yang lebih memperlihatkan kalau dia sedang fokus pada apa yang sedang dia kerjakan itu memilih untuk seperti tidak mendengar apa yang Cassia tanyakan.

"Dynne, please lah lo gak pernah cerita apa-apa ke gue. Hutang cerita lo banyak loh! Mau nambah lagi?" Cassia meraih tangan Dynne dan menggerakkannya pelan.  Lagi-lagi berusaha mengabaikan, Dynne yang hanya melirik Cassia itu kemudian menghela nafasnya.

Menempel pada Dynne, Cassia yang melingkarkan tangannya pada tangan Dynne itu kemudian mengangkat pandangannya memperhatikan Dynne lalu menarik senyumnya. "Gue udah terbuka loh, I'll tell you whatever." Tutur Cassia.

"So, kasih tau gue eksplorasi lo yang lo udah dapatin." Imbuh Cassia.

"Dari Kythan." Bisiknya tepat di depan indera pendengaran sahabatnya ini.

Langsung bergerak refleks menjauh dadi Cassia, Dynne yang melepaskan tangan Cassia itu membuat sahabatnya itu merubah ekspresinya menjadi cemberut. Cassia yang melipat tangannya itu masih belum selesai, dia membenarkan pakaiannya yang merosot dan memperlihatkan tali pakaian mininya.

"Come on, you're not taboo." Cassia menyeru mengingat Dynne tidak sepolos itu.

Berdecak Dynne kembali mengambil posisi duduknya dengan benar. "Nothing, gue belum melakukan apa-apa." Sahut Dynne ingin menandaskan pembicaraan yang dia mulai Cassia ini.

"Really? Nothing." Beo Cassia yang mengangkat kedua alisnya.

Dynne berdeham. "Memangnya kenapa? Lo mau tau banget." Balasnya.

Cassia terkekeh. "Penasaran aja, Kythan has made you tremble. Gue pikir sih udah, karena gue rasa juga dia orang yang bisa ngelakuinnya. Soalnya lo sama cowok lain kan gak ngaruh sama sekali."

BREAK UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang