40. Revealed

154 8 0
                                    

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

Kythan yang saat ini tertidur pulas itu sudah tidak ada di bahu Dynne, melainkan bantal sofa yang rasa nyamannya tidak membuatnya merasa beda karena hingga saat ini dia masih tertidur dengan begitu nyenyak. Sementara perempuan yang ada di sampingnya itu kini mengalihkan pandangannya darinya beralih pada ponselnya yang menyala karena sebuah notifikasi.

Mengambil ponselnya, Dynne yang melihat banyak notifikasi yang masuk itu tidak membuatnya terkejut. Karena setelah dia membuka salah satu notifikasi, dia menemukan fotonya yang berhadapan dengan lelaki di sebuah meja dengan hidangan makan malam mereka tadi.

Foto yang berasal dari sebuah berita itu memberikan bukti kepada orang-orang yang kini menjadi mengetahui hubungannya. Bagaimana tidak, foto yang menunjukkan Dinner Romantis di antara Kythan dan Dynne itu sudah menunjukkan fakta baru.

Beralih pada sebuah room chat, Dynne yang mendapatkan pesan dari salah satu orang yang terkejut dengan berita yang sudah tersebar.

Harvey

Lo gak kasih perintah apapun kan ke gue?
Beritanya udah tersebar luas.

Just leave it.

Mematikan ponselnya, Dynne kemudian melirik ke arah lelaki yang masih tertidur pulas. Bergerak melepas sepatu hak tingginya, Dynne kemudian beranjak pergi menuju ruangan lain tanpa menimbulkan suara dari setiap langkahnya.

Menutup pintu rapat, Dynne kembali masuk ke dalam ruangan lain yang juga menutup pintu dengan rapat. Berhenti di depan sebuah Wastafel berlapis marmer, menyalakan keras yang mengalirkan air yang begitu dingin. Dynne menunduk dan akhirnya dia kembali mengeluarkan isi perutnya yang baru beberapa jam lalu dia isi.

Membasuh wajahnya, Dynne yang selesai itu kemudian menatap pantulan dirinya di depan cermin. Wajahnya yang tidak memikirkan ekspresi apapun namun memiliki banyak arti di balik tatapan datarnya.

Mengambil ponselnya, Dynne yang kemudian membuat panggilan suara dengan seseorang yang baru saja dia balas pesannya. Langsung dijawab, Dynne yang membalikkan arahnya itu kemudian bersandar pada sisi Wastafel berlapis marmer tersebut.

"Let's start again."

Keesokannya dari sebuah ruangan, seorang perempuan yang menatap layar laptopnya dengan penuh penahanan untuk tetap sabar. Itu adalah konsekuensi dari apa yang telah dia katakan sebelumnya.

"Dia serius Lilien." Perempuan yang kemudian meremas rambutnya dan kemudian menyisirnya dengan jari-jarinya, pergerakan yang menandakan rasa frustasinya.

Mengambil ponselnya, Lilien yang kemudian menghubungi Sekertarisnya itu juga mulai bekerja. Dia juga akan menggunakan kemampuannya untuk menahan ini. Victorie benar-benar mengalami penurunan parah pagi ini, dalam satu malam Saham Victorie benar-benar hilang beberapa persen.

Lilien yang kemudian mengeluarkan kerja kerasnya itu dalam beberapa saat bisa membuat Victorie kembali naik, dalam beberapa jam Victorie akan kembali naik jika tidak ada gangguan. Namun mustahil kalau pihak penyerang itu tidak melakukan apa-apa.

Sedang serius, Lilien yang kemudian kedatangan seseorang yang masuk ke dalam ruangannya ini tanpa mengetuk pintu sama sekali. Dia langsung berjalan menghampiri Lilien.

"Apa yang terjadi Lilien?" Seru Deimos yang mendapatkan laporan yang langsung membuat segera datang ke sini. Menghampiri Putri Sulungnya yang saat ini sudah menjadi pemimpin dari perusahaan yang sudah turun dari beberapa generasi.

"Ada yang menyerang Victorie lagi Dad." Jawab Lilien yang masih tetap fokus melakukan pekerjaannya.

Mendengar hal tersebut, Deimos tidak menyangka dampaknya akan sebesar ini. Padahal dari serangan apapun itu sebelumnya tidak ada yang pernah sampai mengenai Sahamnya.

BREAK UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang