13. Stable

227 9 0
                                    

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

"Gue kira lo gak bakal sekolah."

Baru saja sampai, Dynne duduk ke tempatnya dengan beberapa orang masih mengarahkan perhatian mereka ke arahnya. Entah kenapa Dynne menyadari tatapan mereka, walau biasanya dia lebih tidak memperdulikan perihal apapun yang seharusnya sudah terbiasa terjadi. Kali ini Dynne ingin sekali membalas tatapan orang-orang itu hingga mereka langsung memalingkan wajah mereka dari tatapan Dynne.

"Gue harus ambil tugas." Balas Dynne.

"Nanti juga dikirim, tugas kali ini digital kita buatnya di Laptop." Terang Cassia.

Menoleh ke arah sahabatnya, Dynne melihat senyum penuh arti Cassia. Dia pasti sengaja tidak memberitahunya agar bisa datang ke sekolah. "Lo udah dapat?" Tanyanya.

"Udahlah, gue sekelompok sama Milana." Jawab Cassia.

"Kelompok?" Beo Dynne.

Cassia mengangguk. "Tugas sekarang itu berpasangan, lo sih gak masuk jadi kita gak bisa sekelompok." Kata Cassia yang tersenyum kecut itu.

Dynne berpikir sejenak. "Kelompoknya ditentuin?" Tanyanya.

"Nggak, kita milih sendiri. Tapi sama siapa aja sih, soalnya ini digital kita bisa kerjain kapan dan di mana aja gak usah bener-bener harus ketemu." Balas Cassia yang kemudian membuka ponselnya.

"Temanya juga beda-beda, kita pilih tema yang udah ditentuin ada banyak sih kemarin. Gak tau sekarang, nanti deh kita lihat ke Mading siapa tau orang yang gak punya kelompok juga ke sana. Soalnya kelas kita kan ganjil, cuma lo sendiri yang gak kebagian orang." Jelas Cassia.

Dynne mengangguk. "Gue harus cari orang lain di level yang sama?" Sahutnya.

"Iyalah Dynne, lo mau sama Kythan? Mana bisa." Timpal Cassia.

Berdecak kecil, Dynne tidak membalas lagi.

"By the way lo udah tau belum, orang yang dorong lo waktu itu udah keluar dari sekolah. Dia katanya pindah keluar kota." Tutur Cassia yang kemudian bergerak mendekat kepada Dynne.

"Lo yang bikin dia keluar?" Bisiknya. Dynne yang mendengarnya itu sedikit mengerutkan keningnya, selama ini dia tidak terlalu memikirkan siapa orang yang telah membuatnya celaka.

Tentu saja Dynne menggeleng, karena bukan dirinya.

Melihat balasan Dynne, Cassia berdeham sembari mengangguk. "Pasti Kythan sih," ucapnya. Karena Cassia mengingat perkataan Kythan waktu itu, lelaki itu benar-benar mengurusi orang yang telah membuat tunangannya celaka.

"That's great, you really made Kythan pay attention to you." Imbuh Cassia.

Mendapatkan lirikan Dynne, Cassia yang tersenyum itu merasa bangga pada sahabatnya. "Apa yang terjadi sama orang itu?" Tanya Dynne.

"I heard, bokapmya ketahuan korupsi makanya dia keluar. Entah bokapnya udah ditangkap atau mereka kabur." Jawab Cassia yang tentunya merendahkan suaranya.

Dynne yang akhirnya mengetahuinya menganggukkan kepalanya samar. Dia memikirkan Kythan yang telah membuat semua itu terjadi, Kythan benar-benar membalas apa yang telah orang itu lakukan padanya. Tanpa sepengetahuannya.

"Oh ya lo mau habisin liburan musim panas di mana?" Tanya Cassia.

"Tahun kemaren kan lo gak jelas, karena pengen ikut-ikut Kythan sampe gue pusing mau ajak lo pergi." Tutur Cassia yang mengingat kejadian musim panas tahun kemarin.

Dynne tidak langsung menjawab, dia memikirkan beberapa hal apa dia harus memberitahu sahabatnya atau tidak dengan dirinya yang akan pergi ke Pulau Pribadi milik Kythan. Jika tidak memberitahunya, sementara Kythan mengajak teman-temannya. Cassia mungkin akan marah jika Dynne sendiri tidak mengajak sahabatnya ini.

BREAK UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang