47. Tricked?

94 5 10
                                    

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

"The gap is too thin."

"Sekarang gimana? I only thought of two ways,"

"Mereka memutuskan hubungan atau kita tetap melakukannya tanpa memikirkan dampaknya."

Menghela nafasnya, Dynne menyandarkan punggungnya pada penyangga kursi yang dia duduki. Mengangkat pandangannya, Dynne menatap langit dengan hamparan bintang serta bulan yang terlihat bercahaya terang.

"Dynne? Lo masih di sana?"

Terlalu lama diam, Dynne tidak bisa berhenti berpikir untuk mencari cara. Victorie, dirinya Victorie dan yang dia lawan juga adalah Victorie. Dynne tau betapa jeniusnya Lilien, tapi hal lain yang Dynne tau mengenai kakaknya itu adalah dia suka mengambil resiko.

Berdeham memberikan suara penanda dia masih berada di tempatnya dan terhubung dengan teleponnya ini. Dynne kemudian bersuara. "Jangan melakukan apapun, until I order."

Menurunkan ponselnya, Dynne mematikan sambungan telepon tersebut lalu meletakkan ponselnya di atas meja yang ada di depannya. Dynne menghela nafasnya panjang, suasana sepi di pesisir pantai. Dynne kemudian mengarahkan pandangannya ke arah laut yang hanya di terangi oleh cahaya bulan dan bintang-bintang.

Sementara di depan sana, terlihat lampu-lampu yang berkelap-kelip menandakan ada kehidupan lain yang tengah dijalani orang-orang selain dirinya yang hanya sendirian setelah tidak bisa menutup matanya untuk beristirahat.

Tidak berhenti berpikir, Dynne menyisir rambutnya dengan sela-sela jarinya. Sedikit meremas, Dynne benar-benar ingin berhenti berpikir untuk mencari cara lagi. Victorie dan Eithers benar-benar terhubung, jika Dùlciën melakukan penyerangan pada Victorie. Hal itu juga akan berdampak pada Eithers.

Hal paling Dynne hindari adalah membuat orang lain ikut terlibat dalam permasalahan ini. Dia hanya ingin dirinya dan Victorie yang ada di dalamnya.

Karena semuanya ini hanya persoalan dirinya dengan Victorie.

Melihat ponselnya yang menyala, Dynne kemudian mengambil ponselnya tersebut. Melihat sebuah notifikasi dari sebuah halaman berita yang cukup menarik perhatiannya. Dan ketika dia membuka notifikasi tersebut, Dynne melihat berita yang mengabarkan hal yang menyebutkan dua nama yang sedang berputar di pikirannya.

Victorie and Eithers are getting sticky, what is this a sign of?

Mengeratkan genggamannya, Dynne kemudian menaruh ponselnya itu dengan begitu keras. Emosinya kembali tidak terkendali, ingatan tentang traumanya kembali berputar. Dadanya terasa begitu sesak hingga matanya tidak tertahankan untuk tidak mengeluarkan air mata.

Menutup matanya, Dynne menambahnya dengan dua tangannya yang juga membatunya menutup mata. Dia ingin menghentikan pikirannya yang begitu semakin membuatnya terasa tersiksa. Dia mengerti ini menyakitkan, tapi dia tidak bisa menghentikan rasa sakitnya.

Dadanya benar-benar terasa sakit, padahal itu hanyalah efek dari apa yang dia pikiran. Victorie telah menghancurkan pandangannya tentang keluarga, jika tidak ada Victorie. Deimos tidak akan menyiksa siapapun, Daddynya itu tidak akan membuat Dynne melihat semua hal yang menyeramkan hingga membuatnya begitu trauma.

Jika semua itu tidak terjadi, Dynne tidak akan memikirkan begitu banyak cara untuk menghancurkan Victorie. Dia juga tidak akan memikirkan, harus memisahkan dua keluarga itu.

Tidak berpikir untuk berpisah dengan Kythan, demi masalah ini tidak terdampak pada keluarga lelaki itu.

Bahu Dynne bergetar hebat saat dia benar-benar sudah tidak bisa mengendalikan dirinya. Hanya dirinya seorang di tempat ini yang menangis dengan begitu menyakitkan, menahan dirinya agar tidak menangis adalah hal paling menyakitkan dibandingkan harus terkena pecahan hingga serpihan pecahan itu terkena kulitnya.

BREAK UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang