42. Bad luck

141 8 4
                                    

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

Seorang perempuan yang baru saja pergi dari kantor Ayahnya itu memutuskan untuk mampir ke sebuah Mall untuk berjalan-jalan. Sesampainya dia di sana, dia kemudian menghubungi sahabatnya berharap kalau sahabatnya itu bisa menyusulnya dan menemaninya.

"Dynne! Lo di mana?" Tanya Cassia yang memasuki salah satu toko pakaian.

"Di rumah."

Cassia berdecak. "Di rumah mulu, di sini ke Mall temenin gue belanja." Ucap perempuan berambut pendek ini sembari mengambil satu pakaian yang menurutnya menarik.

"Gue sibuk."

"Belajar? Jangan belajar mulu, capek." Cassia berkata kemudian berjalan untuk pergi menuju ruang ganti untuk mencoba pakaian yang dia pilih itu.

"Gue baru mau mulai."

"Siang-siang gini? Orang belajar itu pagi kalo gak malam, aneh lo." Ucap Cassia yang sempat berhenti karena dia melihat pakaian yang menarik perhatiannya lagi. Dia pun langsung mengambil pakaian tersebut.

"Terserah gue."

"Ya udah, selamat belajar. Gue mau belanja dulu!" Cassia yang kemudian menutup telepon itu kemudian berlanjut berjalan untuk menuju ruang ganti.

Sembari melihat-lihat, Cassia yang mencari pakaian menarik itu malah melihat hal yang lebih menarik. Ekspresinya seketika berubah saat melihat seorang lelaki yang tampak sedang berdiri di area pakaian untuk pakaian pria.

Dengan senyum yang tidak tertahankan, Cassia hendak berjalan menghampirinya. Namun di tengah langkahnya dia tiba-tiba saja terhenti setelah melihat seorang perempuan yang lebih dulu menghampirinya dan mengarahkan sebuah pakaian pria kepada lelaki yang menjadi tujuan Cassia itu.

Senyumnya seketika hilang saat melihat dua orang itu sedang terkekeh bersama dan lebih lagi lelaki tersebut meraih tangan perempuan tersebut dan menggandengnya untuk menuju sudut lain.

"Miguel kenapa gandengan sama Waketos itu?" Gumam Cassia yang sudah benar-benar menghilangkan ekspresi senangnya dari wajahnya.

Melangkahkan kakinya pergi menuju dua orang itu, Cassia benar-benar langsung menghampirinya dua orang itu. Seketika langsung mendapatkan ekspresi terkejut dari mereka.

"Cassia?" Miguel bersuara.

Cassia yang mengerutkan keningnya itu kemudian melirik ke arah perempuan yang tangannya digenggam oleh Miguel, hal itu langsung membuat perempuan tersebut melepaskan tangannya.

"Kalian—?" Tanpa melanjutkan pertanyaannya, perkataan Cassia pasti sudah dimengerti oleh mereka berdua.

"Cass jangan aduin—"

"Kalian pacaran?" Cassia mengangkat kedua alisnya lalu mengarahkan pandangannya bergantian kepada Miguel.

Miguel yang menahan helaan nafasnya itu kemudian bersuara. "Ini diluar sekolah, jangan berpikir berlebihan." Ucap Miguel.

Cassia merasa tidak habis pikir. "Osis punya larangan gak boleh pacaran sesama Osis, tapi kalian?"

"Lo Waketos kan?" Imbuh Cassia yang mengalihkan pandangannya dari perempuan yang tampak lebih gelisah dari pada Miguel.

Hingga Miguel kembali meraih tangan kekasihnya ini, dia kembali berkata. "Cassia, ini di luar sekolah. Dan ini bukan urusan lo."

Rasanya Cassia semakin kecewa, dia menatap Miguel lama. Dia menyadari kalau orang yang dia suka ini memang orang yang baik, namun bukan untuknya. "Gue masih ingat catatan tentang Osis nomor 6,"

BREAK UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang