53. Only temporary

58 6 12
                                    

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

"See you later Bro!"

Bergantian, Kythan yang berpamitan dengan dua sahabatnya itu berpelukan sebagai perpisahan sementara. Sebagai satu-satu orang yang berkuliah di Universitas berbeda, Kythan sebenarnya sedikit merasa iri. Sebab Thiago dan Bryant berada di Universitas yang sama sampai pada jurusan mereka. Artinya mereka akan tetap mengerti bertemu dan berkumpul seperti biasanya.

Berbeda dengan Kythan yang menjadi satu-satunya orang yang pergi berkuliah di salah satu Universitas yang juga menjadi Universitas terbaik pertama Siswa Carshens masuki. Kythan membuat peluang besar untuk adik tingkatnya untuk mendaftar di Universitasnya tersebut.

"Temen lo ternyata kita doang." Ujar Thiago yang melihat hanya dia dan Bryant lah yang berpamitan dengan Kythan sebagai sahabat dan teman Kythan.

Kythan tersenyum kecil. "Memangnya kenapa?" Serunya.

"Sedih amat, gue takutnya di sana lo gak dapet temen lagi." Sahut Thiago yang merasa khawatir, karena pertemanan mereka berawal dari Thiago dan Bryant yang mengajak Kythan untuk bergabung.

"Gue mau fokus belajar di sana, bukan cari temen." Balas Kythan.

Bryant berdecak sembari menggelengkan kepalanya. "Temen itu kadang penting, penghilang stres." Timpalnya.

Diangguki Thiago yang setuju, dia kemudian berkata. "Untung lo cakep jadi gak bakal jadi korban Bully karena gak punya temen."

"Apa hubungannya?" Balas Kythan.

"Gak ada sih, kan kalo cakep banyak yang deketin." Ujar Thiago. Kythan berdecak kecil.

"Dynne gak datang?" Tanya Bryant tiba-tiba yang membuat Kythan teringat kepada perempuan yang belum juga dia temui, namun akibat perkataan Lilien. Kythan menjadi lebih terpikirkan ke arah lain.

Menggeleng, Kythan tidak membalas. Dia hanya menarik sudut bibirnya pasrah.

"Tenang aja, soal Dynne nanti gue kabarin ke lo. Gue kan masih di sini, pacar gue juga kan sahabatnya Dynne. Tenang-tenang." Ujar Thiago yang tersenyum memberikan ketenangan kepada Kythan agar tidak terlalu kepikiran.

Sementara Bryant yang ada di sebelah sahabatnya yang baru berbicara itu menaikan sebelah alisnya. "Lo udah pacaran sama Cassia?" Tanyanya.

Thiago hanya tersenyum dan mengangkat kedua alisnya, namun sudah memberikan jawaban untuk Bryant berpikir sesuai dengan apa yang sahabatnya itu pikirkan setelah pertanyaannya.

"Ya Thanks." Kythan mengangguk.

Thiago terkekeh, dia memang terlihat lebih bahagia hari ini. Aura kebahagiaannya terasa lebih terpancarkan dari biasanya. Namun tidak membuat salah satu sahabatnya terkena aura kebahagiaan tersebut, tetap saja seorang Bryant yang berpandangan kalau perempuan harus bersikap baik tidak merasa setuju dengan kekasih baru sahabatnya itu.

"Tuh lo jangan memperburuk hubungan gue sama Cassia, ini demi Kythan juga. Supaya dapat kabar Dynne." Tutur Thiago kepada sahabatnya yang terlihat bersikap datar soal hubungannya itu.

"Ya, terserah lo." Balas Bryant yang sekarang sudah tidak ingin terlalu peduli lagi. Biarkan Thiago melakukan apa yang dia inginkan walau dengan konsekuensi yang akan dia dapatkan.

Menarik salah satu sudut bibirnya, Thiago kemudian menepuk pundak Bryant.

"Sebaiknya lo pikirkan pilihan lo itu, bisa aja yang gak terlihat lebih buruk dari pada kelihatannya." Seru Kythan kepada Bryant yang dia tau sedang mengincar atau mendekati perempuan yang saat ini sangat Kythan hindari. Bukan membencinya, karena dia masih mendengarkan apa kata Velesia. Milana belum tau dan melakukan apa-apa seperti keluarganya itu.

BREAK UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang