66. After Party

82 4 0
                                    

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

Perayaan pertunangan Thiago dan Cassia masih belum selesai, saat ini mereka sedang mengadakan After Party yang hanya akan didatangi sahabat terdekat mereka saja. Ya sama saja seperti mereka sedang berkumpul saja, tapi sedikit berbeda karena masih ada kehangatan dari Pertunangan Thiago dan Cassia yang baru saja diadakan kemarin.

Di sebuah ruangan tiga sahabat yang berkumpul itu seperti biasa mengobrol dan bersenang-senang. Mengenang persahabatan mereka, membahas hubungan Thiago dan Cassia yang ternyata bisa sampai sejauh ini, serta banyak hal lainnya.

"Cassia mana? Bukannya ini After Party kalian?" Bryant yang melihat ke sekelilingnya itu terlihat kalau Mansion ini sepi-sepi saja.

Sementara Thiago yang melirik ke arah keberadaan Tunangan itu berkata. "Lagi nungguin Dynne, biasa. Mana mau dia ngumpul bareng kita."

Bukan karena Bryant dan Cassia yang pernah memiliki hubungan tidak baik, mereka sudah kembali menjalin pertemanan seperti sebelumnya. Karena Bryant sudah melihat kembali seorang Cassia yang baik dan tidak mengecewakan, dan Cassia sendiri. Perempuan itu sudah tobat.

Tetap saja, seorang perempuan biasanya malas untuk berkumpul di tempat di mana dia akan menjadi satu-satunya perempuan saja.

"Dynne belum datang juga?" Bryant bersuara lalu menoleh ke arah satu sahabatnya yang lain di sebelahnya. "Ky, Dynne mana? Gak bareng lo?" Imbuhnya.

Melirik, Kythan kemudian menjawab. "Nggak."

Thiago berdecak sembari menggeleng. "Gimana sih lo? Deketin terus dong, gimana mau berhasil. Kalau soal jemput buat berangkat bareng aja, nggak lo lakuin." Tuturnya.

Menghela nafasnya, Kythan yang meneguk minuman itu baru kemudian membalas. "Gak bisa kalau selalu memaksa dia."

"Dynne senolak itu ya?" Bryant ikut bersuara.

Kythan mengangguk.

"Emang masalah kalian apa sih? Perasaan putus-nyambung, bucin-marahan. Se-gak sehat itu hubungan kalian? Lebih gak sehat dari gue sama Cassia?" Thiago melontarkan perkataannya kepada sahabatnya ini. Masalah yang terjadi pada pasangan itu sepertinya lebih rumit dari apa yang dia lihat, karena setiap putusnya mereka. Tidak ada alasan jelas yang dia tau.

Kythan menggelengkan kepalanya, dia menghela nafasnya. "Masalahnya bukan dari hubungan kami." Ujarnya membalas.

"Terus?" Bryant menyahut.

Tidak langsung membalas, Kythan terdiam. Dia berpikir sejenak memikirkan perempuan yang benar-benar rumit untuk dia dapatkan. Dynne memiliki tujuan lain hingga bisa mengesampingkan dirinya, sebuah masalah yang benar-benar mengaruhi hidup Dynne.

Lagi-lagi menggelengkan kepalanya, Kythan baru membalas. "Ada masalah lain yang lebih rumit."

Thiago melihat Kythan dengan iba. "Ckck sabar ya lo, masih tetap berjuang gini." Tuturnya.

"Lo kenapa bisa secinta itu sama Dynne? Bertahun-tahun loh kalian lost contact." Bryant berkata mengingat bagaimana tahun-tahun sebelumnya terjadi pada sahabatnya yang satu ini dengan perempuan yang dia sangat kenal karena mereka pernah bertunangan.

Kythan terdiam, dia tidak memikirkan jawabannya. Karena semuanya terjadi bergitu saja, perasaan yang muncul dengan sangat sulit dan ketika sudah ada juga akan sangat sulit hilangnya.

"Gak ada alasan, gue mau terus kejar apa yang gue inginkan." Balas Kythan.

Bryant menarik sudut bibirnya. "Lo yakin pasti dapat?"

BREAK UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang