14. Drunk?

488 13 4
                                    

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

"What did you do to her?"

Dynne berdeham lalu menoleh kepada lelaki yang ada di sampingnya, mereka baru saja memasuki mobil ini dan hendak pulang. "Gue belum pikirin." Balasnya.

Kythan yang kemudian menyalakan Super Carnya untuk dia mulai kendarai keluar area sekolahnya. "Sebelumnya lo pernah buat pelajaran juga sama orang kayak gitu?" Tanya Kythan di tengah kemudinya dan melirik Dynne yang kembali fokus pada ponsel yang dia gunakan itu.

Menggeleng, Dynne menjawab. "Gak pernah."

"Kenapa baru sekarang?" Lanjut Kythan.

"I don't know." Balas Dynne.

"Are you emotional?" Kythan kembali kembali melirik perempuan yang beberapa kemudian berdeham dan menjawab.

"Kenapa nggak?"

Kythan mengangguk dia mengerti. "Lo habisin Wine? Kapan lo minumnya?" Alih Kythan membuat Dynne mengakat pandangannya dan melihat ke arah Kythan yang melirik membalas tatapannya beberapa detik.

Kythan sudah menyadarinya? Dynne akhir-akhir ini ingin memaksa dirinya untuk bisa kembali meredakan semuanya dengan Wine seperti sebelumnya. "Kalau gue mau. Lo gak liat ya?" Balasnya dengan tenang seakan itu bukanlah masalah.

"Are you feeling uneasy again?" Kythan bersuara, rasanya ini sudah waktunya dia seakan kembali menyadari keadaan Dynne. Karena sebelumnya Dynne yang menutup-nutupi juga membuat Kythan melakukan hal yang sama, di mengikuti apa yang Dynne lakukan dan menyesuaikannya.

Mengalihkan pandangannya, Dynne tidak langsung menjawab. Tetap saja semuanya akan tercium, Dynne menghela nafasnya samar.

"Why not use me?" Tanya Kythan.

Tidak menoleh, Dynne melirik Kythan tanpa menatapnya.

"Sekarang lo lagi coba cara lain? That girl?" Terka Kythan kini benar-benar membuat Dynne menolehkan kembali seluruh wajahnya ke arah Kythan.

Karena mobil berhenti di lampu merah, Kythan bisa menatap Dynne lebih lama. Melirik waktu lampu merah masih cukup lama, Kythan kemudian mendekati Dynne dan menyentuh bibir lembut Dynne dengan tangannya yang meraih tengkuk indah perempuan yang tidak bereaksi begitu terkejut saat Kythan menciumnya.

Setelah beberapa detik tautan lembut terjadi, Kythan kemudian melepaskannya. "This is not enough?" Desisnya menatap Dynne yang juga membuat tatapannya terhubung dengan perempuan yang menyembunyikan banyak arti di balik matanya.

Suara lampu merah menyuruh Kythan untuk segera melajukan mobilnya kembali. Dia kemudian berlanjut mengemudikan mobilnya menuju Apartemen miliknya.

Melirik Dynne yang memalingkan wajahnya, membuat Kythan semakin membingungkan keadaan Dynne yang harus turut dia selesainya.

"Not if you do it right." Balas Dynne tanpa mengarahkan pandangannya pada orang yang dia balas itu. Sedangkan Kythan menarik sudut bibirnya samar.

Di tengah keheningan, ponsel milik Kythan tiba-tiba saja bergetar menandakan panggilan suara masuk. Melirik ponselnya, Kythan tidak menyimpan nomor tersebut membuat tidak ada nama kontak siapa yang meleponnya.

"Dynne, tolong jawab teleponnya." Minta Kythan.

Dynne yang melirik ke arah ponsel milik Kythan itu kemudian mengambilnya. Menjawab panggilan suara tanpa mengetahui siapa yang akan berbicara dengannya.

"Kythan,"

Mengerutkan keningnya, rasanya Dynne mengenal suara yang baru saja terdengar itu. "Kak Lilien?" Beonya.

BREAK UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang