16. The other Side

390 16 0
                                        

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

Sesampainya Dynne di Apartemen, dia berjalan menuju Sofa ruang tengah dan duduk di sana membuka Heelsnya. Kythan yang melihat perempuan yang kini kembali aman di pandangannya setelah hampir satu hari ini Dynne benar-benar lepas dari pengawasannya.

Kythan yang berjalan menaruh jaketnya di atas meja Bar yang ada di area dapur itu tidak melepaskan tatapannya dari Dynne yang baru saja melepaskan kedua Heels yang dia pakai. Perempuan yang kemudian terlihat membaringkan tubuh indahnya itu di atas sofa di tengah ruangan yang dapat di lihat jelas dari posisi Kythan saat ini.

Mengambil sebotol air dingin dari lemari es, Kythan kemudian meneguknya tanpa melepaskan perhatiannya dari perempuan yang kini menutup matanya itu.

"Kythan," Dynne bersuara. Kythan yang langsung sedikit tersadar itu tetap mengarahkan perhatiannya kepada Dynne yang terlihat membuka matanya.

"Kayaknya gue gak jadi mau ke Pulau Pribadi." Terang Dynne yang kemudian bangun mengambil posisi duduk yang lebih mengarah kepada keberadaan Kythan.

"Kenapa?" Sahut Kythan.

"Gapapa, berubah pikiran aja." Dynne berkata menjawab lelaki yang tampak duduk di area mini Bar pada area dapur.

Meletakkan botol dingin tersebut, Kythan kembali bersuara. "Apa yang berubah dari pikiran lo?" Menatap Dynne dari jarah cukup jauh, Kythan jadi bisa memperhatikan keseluruhan pergerakan Dynne.

Menyentuh rambut panjangnya, Dynne bergerak membuat jari-jarinya bergerak di antara rambutnya yang lembut. "Gue mau ke Villa gue aja, terlalu jauh kalau ke Pulau Pribadi." Balasnya.

"It's more private on a private island." Sahut Kythan.

Dynne yang memposisikan tubuhnya dalam posisi duduk yang santai itu kembali bersuara. "It's okay, I don't care anymore about people seeing our relationship." Tuturnya.

"Wait, what?" Kythan langsung menegakkan tubuhnya.

Dynne yang menoleh itu menatap Kythan dan memperjelas perhatiannya yang dia tujukan kepada lelaki yang tampak terdiam menatapnya dengan penuh pertanyaan.

Namun perhatian Kythan teralihkan oleh ponselnya yang tiba-tiba saja memberi tanda ada panggilan yang masuk. Mengambil ponselnya Kythan melihat satu namanya yang membuatnya tidak bisa mengabaikannya.

"Sebentar." Kythan yang tampak benar-benar teralihkan itu sampai pergi ke ruangan lain untuk menjawab telepon tersebut. Dynne yang mengangkat sebelah alisnya melihat kepergian Kythan tiba-tiba itu mengangkat bahunya acuh.

"There's also something he's hiding." Gumamnya kemudian mengambil Heelsnya lalu pergi dari ruang tengah dari Apartemen besar yang memiliki banyak ruangan yang sebenarnya sudah menguasai satu lantai dari gedung ini. Dynne yang pergi masuk ke dalam kamar itu kemudian menaruh Heelsnya di samping kursi yang kemudian dia duduki.

Berada di meja belajar, Dynne membuka Laptopnya. Membuka salah satu halaman dari laptopnya tersebut, kemudian mengambil ponselnya. Dia menghubungi seseorang yang tidak membutuhkan waktu lama teleponnya pun dijawab.

"Harvey can you do the news?"

"Tentang apa?"

"My engagement."

Suara pintu yang terbuka membuat Dynne langsung menurunkan ponselnya dan menoleh ke arah belakangnya.

"Dynne, gue ada urusan. Lo bisa sendiri kan?" Kythan bahkan berkata di antara pintu kamar ini.

"Gue bukan anak kecil, pergi aja." Sahut Dynne. Yang dibalas oleh anggukkan Kythan yang langsung keluar dan menutup pintu itu kembali.

Melihat Kythan yang sudah kembali pergi, Dynne kembali kembali berbalik dan mengangkat ponselnya dan melanjutkan percakapannya dengan Harvey. Namun tidak lebih dari 10 detik setelah pintu tersebut tertutup, Dynne mendengar suara pintu yang kembali terbuka dan saat baru saja hendak menoleh.

BREAK UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang