ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ
10 tahun kemudian.
— Madrid, Spanyol
Langkah besar dari seorang lelaki berjas rapi dengan ponsel di tangannya yang tersambung pada panggilan suara dan satu tangan lainnya yang berada di salah satu celananya membuat figurenya terlihat sangat sempurna. Memasuki ruangan pribadi miliknya, saat ini sudah memasuki waktu selesainya dia bekerja.
Membuka kancing Jasnya, lelaki yang masih mendengarkan orang di balik telepon yang tersambung itu kemudian duduk di salah satu Single Sofanya di ruangan bergaya klasik khas Spanyol yang tidak akan membuat orang bosan. Dengan pemandangan yang menghadapkan perkotaan yang juga cantik, tempat ini sangat cocok untuk tempat istirahat sementara.
"Está bien, envía todo mañana por la mañana". Ucapnya yang kemudian mengakhiri panggilan telepon tersebut. Menaruh ponselnya di atas meja kecil yang ada di sampingnya, dia kemudian juga mengambil sebuah kotak kecil yang berada di atas meja tersebut. (Oke, kirimkan semuanya besok pagi.)
Mengeluarkan sebatang rokok dari dalam bungkus rokok tersebut, dia juga mengeluarkan pematik api kecil dari dalam kotak rokok yang memang sudah lengkap tersebut. Mulai membakar rokok tersebut, dia kemudian menikmati kenikmatan dari sebagai rokok yang mengandung nikotin tersebut.
Menikmati waktu istirahatnya sebelum pergi pulang, perhatian lelaki ini teralihkan ke arah ponselnya yang menyala karena sebuah telepon yang masuk. Namun kali ini dia tidak mengetahui siapa yang meneleponnya, karena tidak adanya nama kontak dari nomor yang baru pertama kali menghubungi ponselnya.
Mengambil ponselnya tersebut, bersamaan dengan dia yang mengambil rokok yang dia hisap dengan sela jarinya. Menghembuskan asap melalui mulutnya, dia yang menjawab telepon tersebut akhirnya mendengarkan suara yang berasal dari seorang perempuan.
"Kythan,"
"Akhirnya aku menghubungimu, Estoy seguro de que has estado esperando." (Aku yakin kamu sudah menunggu.)
Mengerutkan keningnya, Kythan. Lelaki yang sudah berusia 28 tahun ini menegakkan posisinya setelah mendengar suara yang terdengar tidak asing. "Kak Lilien?"
Terdengar suara dehaman dari balik telepon tersebut. "Kamu tidak berubah pikiran kan?"
Terdiam seketika, Kythan masih sedikit terkejut. Dia akhirnya dihubungi oleh wanita yang sudah bertahun-tahun tidak dia temui itu. Beberapa tahun setelah keberangkatannya, dia masih bertemu dengan Lilien namun tahun-tahun berikutnya hingga saat ini Kythan tidak lagi mendapatkan kabar apapun.
Karena 3 tahun setelah keberangkatannya, hubungan kerja sama Victorie dan Eithers tiba-tiba saja menyempit hingga tidak terlalu terdengar lagi di telinga publik atau dia sendiri. Kythan yang mengetahui kabar dari Federic mengenai alasan tersebut itu karena Victorie yang sedikit melakukan perubahan dalam perusahaan mereka yang cukup bertolak belakang dengan Eithers. Hingga membuat hubungan kerja sama mereka lebih sempit karena tidak banyak lagi yang sama.
"Tentu saja tidak." Balas Kythan yang akhirnya waktu yang dia tunggu-tunggu tiba. Lilien akan memulai rencana yang sudah mereka bicarakan 10 tahun lalu. Setiap hari yang dia jalani sangatlah berat, namun tetap dia lakukan untuk ini.
Sudah mendapatkan jabatan tertinggi Eithers selama 3 tahun setelah penobatannya, Kythan sudah cukup bisa dikatakan setara dengan Lilien. Wanita yang masih memimpin perusahaan raksasa Victorie itu sudah jauh lebih senior dan jauh lebih baik dari segi pengalamannya.
Mungkin yang dimaksud setara dengan Lilien itu pada 10 tahun lalu, karena Kythan masih dibilang awal-awal menjabat. Namun tetap saja, dia masih sangat muda untuk bisa menjabat. Itu menjadi nilai plus.
KAMU SEDANG MEMBACA
BREAK UP
General FictionHubungan Dynne dan Kythan berjalan dengan tidak lancar, ketika salah satu dari mereka terjebak dalam trauma masa lalu. Berawal tertipu dengan sebuah rencana yang tidak pernah diduga, hingga akhirnya jatuh sejatuh-jatuhnya dalam perasaan terdalam yan...