31. Misty

173 9 5
                                    


ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ


Sepulangnya Dynne dari Apartemen Kythan, dia memilih untuk pulang setelah satu jam makan malam. Berjalan masuk ke dalam Rumahnya itu, Dynne tidak berpapasan dengan siapapun selain pelayan-pelayan yang memberi hormat kepadanya atau sama saja dengan menyapannya.

Menaiki tangga, Dynne berpikir untuk langsung pergi ke kamarnya. Namun netranya menangkap sesuatu dari arah ruang keluarga yang ada di lantai dua. Merasa tertarik, Dynne kemudian berjalan untuk menghampiri ruangan yang terdapat sofa, Tv hingga beberapa Furniture mahal dan berkelas lainnya.

Namun pada bagian dinding di sana, Dynne melihat sesuatu yang sebelumnya belum ada. Sebuah bingkai foto yang sangat besar dengan foto yang juga besar menampilkan keluarga yang tampak begitu memiliki aura tingginya.

Namun dari keindahan foto keluarga lengkap itu, Dynne merasa jantungnya seperti berhenti berdetak seketika berdetak hingga sangat cepat. Tatapannya turun pada gambar seorang perempuan kecil dengan rambut merahnya yang tergerai serta gaun berwarna putih dengan aksen merah elegan.

Itu adalah gambar dirinya saat berusia 8 tahun, melihat gambar itu tiba-tiba saja dadanya menjadi begitu sesak. Dynne menunduk, dengan itu bersamaan dengan air matanya yang terus mengalir tak henti membasahi pipi hingga lehernya.

Tangannya mengepal, dan beberapa saat kemudian naik memegang dadanya yang begitu sesaat. Tangannya meremas seragamnya hingga benar-benar menjadi kusut.

Perlahan Dynne memberanikan dirinya untuk kembali melihat ke arah foto yang berisi Deimos, Adeline, Lilien dan dirinya 9 tahun lalu. Bayangan menyakitkan tiba-tiba saja membayanginya, pikirannya memutar kembali potongan masa lalu dan pendengarannya yang dipenuhi oleh suara-suara yang begitu menusuk indera pendengarannya.

"Aaarrgghh! Sialan!"

Suara benda yang hancur karena bantingan keras yang dilakukan oleh seorang lelaki itu. Membuat perempuan kecil yang bersembunyi di balik lemari itu terus menutup telinganya, namun hal itu tidak membuatnya berhasil menutupi suara yang ditimbulkan oleh lelaki bernama Deimos itu.

Seorang perempuan yang datang untuk menghentikan Deimos yang sedang dirundung amarah itu membuatnya juga mendapatkan perlakuan yang sama dengan barang-barang yang kini hancur berserakan di lantai.

Adeline tersungkur ke lantai, dia sudah menahan air matanya. Deimos yang tengah begitu kesal dengan apa yang sedang terjadi dengan perusahaannya itu membuatnya melampiaskan semuanya di rumah ini.

Victorie, membuat Deimos menjadi seseorang yang begitu penuh amarah jika ada di rumah. Dia menghancurkan semua barang, melakukan kekerasan pada siapapun yang mencoba menghentikannya. Hingga mencorengkan trauma pada perempuan kecil yang kini hanya bisa menutup telinganya dan begitu merasa ketakutan.

Deimos adalah orang yang sulit mengendalikan emosinya, dan hampir semua emosinya terbentuk karena Victorie. Dia bahkan mulai menghancurkan keluarganya sendiri karena permasalahan yang dia alami karena Victorie.

Melakukan kekerasan pada Adeline, yang membuat Dynne yang sering melihatnya itu benar-benar merasa takut. Ekspresi menyeramkan Deimos yang seakan akan ingin memakannya itu sudah benar-benar melekat diingatan perempuan kecil itu.

Saat ini Dynne mengarahkan pandangannya pada sosok lelaki yang terlihat lebih muda di foto yang ada di sana, sedikit berbeda dengan yang saat ini. Membuat Dynne langsung langsung mendapatkan banyak ingatan menyeramkan.

Tidak ada yang tau, sekeras apa Dynne hidup dalam keluarga bermarga Victorie ini.

Pandangannya mulai mengelap bersamaan dengan jantungnya yang berdetak dengan begitu cepat hingga menimbulkan rasa sesak yang seakan membuat Dynne kesulitan bernafas dan akhirnya membuat ambruk tak sadarkan diri.

BREAK UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang