ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ
Minggu-minggu setelah para siswa-siswi Carshens mulai merasa pergantian tahun pelajaran semakin dekat, mereka yang berada di level tertinggi harus mulai mempersiapkan untuk kelulusan mereka sekaligus tujuan mereka setelah lulus. Karena ujian tidak hanya untuk kelulusan namun juga masuknya mereka ke sekolah yang lebih tinggi lagi.
Berbeda dengan dua perempuan yang masih harus menjalani satu level lagi, di mana mereka harus mempersiapkan ujian kenaikan kelas. Beberapa bulan lagi adalah ujiannya, mempersiapkan dari sekarang tidak akan ada ruginya.
"Dynne lo mau tau gak?" Cassia bersuara.
Perempuan dengan rambut merah pekatnya yang kali ini diikat setengahnya itu menoleh, menunjukkan tanda kalau dia menanggapi apa yang ingin Cassia sampaikan.
"Gue diterima jadi anggota Osis!" Terangnya yang tampak menunjukkan rasa semangatnya.
Sementara Dynne yang tidak ikut bereaksi sama dengan sahabatnya, hanya menganggukkan kepalanya dan membalas. "Congrats."
Ekspresi semangat Cassia seketika memudar. "Lo kok gitu sih, kayak gak ikut seneng."
Dynne yang mengarahkan pandangannya ke arah jalan yang akan dia lalui itu membalas. "Paling lo bertugas gak lebih dari setengah tahun." Ujarnya. Mengingat sekarang saja dia dan sahabatnya yang berada di satu level sedang mempersiapkan diri untuk kenaikan kelas. Setelah itu berada di level tertinggi selama setengah tahun akan lebih santai sebelum saat akhir-akhirnya akan kembali sibuk untuk kelulusan dan mempersiapkan segala keperluan setelah lulus.
Jadi aktifnya Cassia hanya akan ada di awal tahun pembelajaran baru, tapi tujuan Cassia sebenarnya bukan itu. Dia menjadi Osis bukan untuk mengabdikan dirinya untuk membantu sekolah, tapi untuk bisa mendekati salah satu anggotanya.
"Ssttt!" Desis Cassia.
"Lo kayak gak tau aja tujuan gue masuk Osis." Bisik Cassia. Dynne hanya mengangguk-angguk mengerti.
Mereka sedang berjalan pergi untuk pergi ke perpustakaan, karena setelah istirahat kosong mereka memutuskan untuk menjadi rajin dengan belajar mandiri.
"Dynne lo mau main ke rumah gue gak?" Tawar Cassia kepada sahabatnya tiba-tiba.
Melirik sesaat, Dynne kemudian berkata. "Gue sibuk."
Cassia berdecak. "Gue juga sibuk, tapi gue masih bisa luangin waktu buat main." Ujarnya.
"Jalanin waktu jangan terlalu monoton, sekali-kali santai." Imbuhnya.
Dynne berdeham. "Kapan?" Sahutnya.
"Hari ini." Jawab Cassia yang merasa sudah mendapatkan celah untuk Dynne menerima ajakannya.
Terdiam selama beberapa saat, Cassia sedang berpikir tentang apa yang akan dia lakukan sepulangnya dari sekolah. "Gak bisa." Balas Dynne. Dia ingat ada pekerjaan yang harus dia kerjakan.
Rasa semangat Cassia seketika pudar. "Kenapa? Kasih gue alasan yang jelas." Mintanya.
Melirik Cassia singkat, Dynne kemudian menjawab. "Ada jadwal belajar."
Mendengar jawaban sahabatnya, Cassia berdecak tidak percaya. "Sejak kapan lo punya jadwal kayak gitu?" Tanyanya.
"3 bulan lagi ujian, gue harus mempersiapkan semuanya." Jawab Dynne.
"Gue butuh nilai tinggi mulai dari sekarang." Imbuh Dynne
Mengangkat sebelah alisnya, Cassia merasa heran. "Memangnya lo mau lanjut kemana? Persiapannya matang banget." Serunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
BREAK UP
General FictionHubungan Dynne dan Kythan berjalan dengan tidak lancar, ketika salah satu dari mereka terjebak dalam trauma masa lalu. Berawal tertipu dengan sebuah rencana yang tidak pernah diduga, hingga akhirnya jatuh sejatuh-jatuhnya dalam perasaan terdalam yan...