50. The party was (not) fun.

133 7 2
                                    

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

Melihat Mathis yang tersungkur, perhatian Dynne kemudian teralihkan oleh Kythan yang kini menatapnya dengan begitu khawatir. Dia meraih tangan Dynne yang menjadi titik Mathis menahannya.

"Are you okay?" Kythan yang baru saja bersuara itu tiba-tiba saja bahunya ditarik dan sebuah kepalan tangan menghantam sudut bibirnya yang seketika membuat luka kecil yang mengeluarkan darah.

Lagi-lagi terkejut, Dynne yang menelan salivanya susah payah itu seketika merasa sesuatu menekannya hingga dadanya mulai terasa sesak. Melihat dua orang di depannya sedang beradu pukulan. Dynne benar-benar tertegun di tempatnya.

Melihat sebuah kekerasan di depan matanya, membangkitkan rasa traumanya atas kekerasan yang pernah dia lihat sebelumnya. Dynne yang merasa ingatan buruknya mulai menguasai dirinya saat ini, pendengaran mulai berdengung merasakan sakit di kepalanya.

Kakinya mulai terasa lemas, penglihatannya yang mengarah pada pemandangan yang memunculkan rasa traumanya itu mulai menggelap. Hampir terjatuh, Dynne berusaha menyeimbangkan tubuhnya. Sebelum akhirnya dia terjatuh terduduk, menunduk merasakan tubuhnya tidak bisa terkontrol.

"Dynne!"

Samar-samar dia mendengar namanya, Dynne akhirnya benar-benar kehilangan kesadarannya.

Kythan yang meraih tubuh Dynne itu kemudian bergerak mengangkat tubuh ringan perempuan ini. Setelah dia berhasil mengalahkan Mathis, hingga lelaki itu tidak sanggup untuk membalas serangannya lagi.

Beranjak dari tempat ini, Kythan langsung melangkahkan pergi membawa tubuh Dynne menuju UKS.

Sesampainya dia ruangan yang kesekian kalinya dia datangi itu, membaringkan tubuh Dynne yang kemudian langsung mengundang Dokter untuk segera memeriksanya.

"Detak jantungnya tidak normal," Dokter tersebut berkata sembari dia tetap memeriksa tubuh perempuan ini.

"Ini cukup bahaya, sebaiknya kamu bawa dia ke rumah sakit dan minta pada Dokter di sana untuk menyuntikkan obat penenang." Lanjut Dokter tersebut kepada Kythan. Karena di UKS ini tidak ada obat yang dimaksud Dokter tersebut, Kythan langsung menuruti apa kata Dokter tersebut dan segera membawa Dynne pergi menuju tempat seharusnya.

Setelah mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, Kythan yang akhirnya sampai di rumah sakit itu langsung meminta Dokter menangani Dynne. Benar seperti yang Dokter UKS katakan, Dokter di rumah sakit ini ternyata langsung menyuntikkan obat penenang untuk Dynne.

Kythan yang benar-benar khawatir itu akhirnya bisa tenang ketika melihat monitor pengukur detak jantung mulai menunjukkan angka normal. Dokter di sini pun juga langsung merasa lega.

"Sekarang kita tinggal tunggu dia sadarkan diri,"

"Jangan sampai hal ini terjadi lagi, karena mungkin akan menjadi masalah yang buruk." Terang Dokter tersebut.

"Kira-kira apa yang terjadi dengannya?" Tanya Kythan kepada Dokter tersebut.

"Mungkin karena serangan panik, ketakutan atau hal psikologis lainnya hingga berdampak pada fisiknya. Apa dia memiliki masalah mental?" Balas Dokter tersebut.

Kythan yang tidak menjawab itu, sebenarnya tau mengenai Dynne yang memiliki Trauma. Awalnya Kythan mengetahuinya karena masalah makan Dynne dan penjelasan dari Mamanya. Tapi setelah mengingat kejadian sebelum Dynne tak sadarkan diri, Kythan berpikir apa Trauma Dynne adalah dia tidak bisa melihat kekerasan?

Seperti sebelumnya, Dynne benar-benar marah setelah mengetahui dirinya sudah melakukan kekerasan. Jika luka Trauma yang dimiliki Dynne adalah kekerasan, kenapa bisa terjadi? Dynne mendapatkan kekerasan? Ada banyak hal yang kini Kythan pikirkan.

BREAK UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang