17. Be by Your Side

419 14 0
                                        

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

Setelah kejadian menakutkan semalam, Dynne akhirnya tertidur. Saat ini pagi telah tiba, namun tidak seperti pada waktu biasanya Dynne terbangun. Kali ini dia terbangun di waktu yang lebih cepat. Bergerak merubah posisinya, tubuhnya yang terselimuti oleh selimut yang terasa nyaman itu membuat selimut itu turun saat dia mengambil posisi duduk.

Melihat ke arah sampingnya, ternyata Dynne tidur sendirian. Tidak seperti biasanya Dynne merasakan tangan berat yang melingkar di pinggangnya, pagi ini dia tidak disambut dengan hal yang sama. Melirik ke arah ponselnya yang ada di atas nakas, Dynne yang kemudian duduk di sisi tempat tidur itu menyalakan ponselnya.

Banyak notifikasi berita terbaru yang masuk, Harvey benar-benar membuat berita mengenai turunnya saham Victorie menjadi meredup. Kini orang-orang tampak lebih fokus membuat komentar mengenai hubungannya dengan salah satu Eithers.

Melihat banyaknya orang yang membahas hubungan yang bahkan tidak ada hubungannya dengan mereka itu membuat Dynne berdecak kecil. Dia semakin melihat orang gampang terpengaruhi.

Beralih melihat notifikasi pesan yang masuk berasal dari sahabatnya, Dynne yang kemudian beralih untuk meneleponnya langsung itu malas untuk membalasi pesannya.

"Dynnee!"

"Nyebelin banget!"

Beranjak dari tempat tidur, Dynne berjalan menuju gorden yang menghalangi sinar matahari sembari membalas ucapan Cassia yang sepertinya terdengar sama dengan apa yang sahabatnya itu rasanya. "Kenapa? Gimana hari pertama lo?"

"Masa nyokap gue ajak temen-temennya, ya gue liburan sama tante-tante dong!"

"Temen-temen nyokap lo gak bawa anak mereka?" Balas Dynne yang kemudian meraih kain gorden yang tebal tersebut dan kemudian menariknya untuk membukannya.

Dan saat dia baru merasakan sinar matahari yang hangat mengenai tubuhnya, Dynne menurunkan pandangannya pada suatu hal yang menarik perhatiannya.

"Aaaakkkhhhh!" Pekiknya saat melihat sebuah kepala manusia yang tergantung di sisi Balkon yang ada di bagian luar. Dynne yang benar-benar terkejut itu tentu saja langsung merasakan kakinya yang seketika lemas dan hingga membuatnya terduduk di lantai.

Ponselnya yang sampai terlempar itu bahkan langsung menghancurkan ponsel yang sudah retak. Menutup matanya, tubuhnya yang seketika kembali bergetar.

Mendengar teriakan Dynne, Kythan yang berada di luar kamar itu tentu langsung masuk ke dalam kamar keberadaan Dynne yang sudah terduduk di lantai dengan pemandangan di depannya yang sangat menyeramkan. Dia menutup gorden itu sebelum akhirnya menghampiri Dynne dan memeluknya.

Dynne yang meraih pakaian Kythan itu kemudian meremasnya, dia benar-benar terkejut sekaligus takut dengan apa yang baru saja dia lihat. Itu benar-benar terlihat asli dan pikirannya mengatakan kalau itu benar-benar kepala manusia.

"It's okay, it's nothing. I'm here." Kythan berkata sembari mengusap punggung Dynne memenangkannya.

Nafas Dynne memburu dia benar-benar merasa takut, mendorong Kythan yang memeluknya. Dynne bersuara. "What actually happened?!" Lontarnya yang menahan Kythan dengan tangannya yang berada di dada Kythan.

"Itu asli! You killed people?!" Dynne yang lebih mendorong Kythan lebih kuat itu kemudian bergerak bangun dari posisinya dan berjalan pergi menuju kamar mandi karena dia melihat darah yang begitu jelas di bayangannya.

Memuntahkan isi perutnya, Dynne yang benar-benar mual itu kemudian di hampiri Kythan yang meraih rambutnya agar tidak menganggunya.

Dynne yang merasa mual namun sulit mengeluarkan isi perutnya itu pada akhirnya menyelesaikannya dengan mencuci mulutnya. Mengambil tisu, Dynne kemudian mengelap mulutnya dan menegakkan tubuhnya kembali.

BREAK UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang