Best Mistake - Part 15

500 52 6
                                    






__________________

Nathan masih berdiri menatap Irene yang sudah lebih tenang , gadis itu hanya duduk mengabaikan eksistensi Nathan disana .

Tapi itu cukup bagus sebab saat mereka bertemu , adu mulut akan senangtiasa menemani mereka.

Kali ini sedikit berbeda. Jambak-jambakan mungkin ?. Nanti kita lihat yah~

Irene membawa tatapannya pada kaki kanan Nathan yang masih terbalut perban , juga tongkat penyanggah yang menahan berat badan nya.

Ia sedikit ngilu mendapati kaki Nathan seperti itu , ia bisa memastikan Nathan pasti tidak bisa mengikuti kegiatan apapun dilapangan.

Sebenarnya ia sedikit penasaran bagaimana Nathan bisa mendapati luka itu kembali , karena setaunya itu sudah sembuh sejak lama.

Mereka terakhir bertemu saat kembali melakukan perdebatan yang panjang , hingga besoknya Irene meminta izin pada mertuanya untuk pulang kerumah sewanya dengan alasan mengambil baju-baju dan menenangkan diri sejenak.

Mereka baru kembali bertemu hari ini dengan tatapan yang sedikit melunak setelah dua hari yang lalu selalu tatapan intimidasi yang memuakkan.

Rasanya aneh tapi semoga saja bisa bertahan , bisa menahan diri untuk tidak kembali terpancing.

Irene berdehem , menetralkan perasaan nya.

"Duduklah" , katanya dengan suara datar andalan nya.

Nathan bernafas legah saat Irene menyuruhnya duduk , sejak tadi ia menunggu itu karena demi apapun kakinya sudah pegal sejak tadi berdiri terus.

Ia sejenak menoleh pada supir yang membawa nya kemari dan memberinya kode agar memberikan waktu untuk dirinya dan Irene berbicara.

"Bagaimana kabarmu ?" ,

"Baik" ,

"Syukurlah , bayinya ?" ,

"Baik" ,

Mereka berdiam cukup lama , rasanya tidak tahu harus memulai seperti apa saat biasanya mereka luwes dengan perdebatan tapi kaku saat harus jinak-jinak manja seperti ini.

Irene berdehem , memulai obrolan duluan seperti nya hal aneh yang biasanya dilakukan setelah para gadis sedang merajuk pada kekasihnya.

"Kaubaikbaiksaja ?" , kata Irene dengan cepat , Irene kembali mengulum bibir setelah mengatakan itu.

"Hm ? , kau bilang apa ? ,

Irene menepuk pelan bibirnya yang tanpa sadar mengucapkan itu , untungnya Nathan masih belum paham.

"Itu mak__ maksudku. Kau baik-baik saja ?" ,

"Baik , baik sedikit" , katanya pelan.

"Baguslah" , singkatnya.

Irene paham pasti karena kakinya.

Mungkin mereka memang tidak saling mengenal dengan baik tapi Nathan cukup paham tentang Irene yang akan menunjukan ketidaksukaan nya pada orang kalau memang ia tidak menyukainya.

Tapi pria itu akan berusaha sebaik mungkin untuk membuat Irene nyaman tentang kehadiran nya disini karena sepertinya Irene masih belum bisa menerima kehadiran nya hari ini secara mendadak disini.

Itu tergambar dari Irene yang masih mempertahankan wajah datarnya , juga aura dingin masih melekat sempurna disana.

Nathan yakin aura dominantnya mungkin bisa Irene imbangi seiring mereka hidup diatap yang sama itupun jika mereka sudah bisa menguasai egonya masing-masing.

Best Mistake || Nathan Romejo Tjoe A-onTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang