•
•
•
•
_______________________"Mau kemana pagi-pagi begini ?" ,
Irene terlonjak kaget saat suara serak khas bangun tidur milik Nathan menyapa pendengaran nya , ia sejak tadi mematuk diri didepan kaca sebab ingin menemui mertua dan Joy yang katanya sudah berada di ruangan yang akan mereka gunakan untuk acara pertunangan Joy besok malam.
"Mau bertemu mom dan dad mereka menelfon ingin membahas persiapan pertunangan kak Joy" ,
"Tanpaku ?" , sinisnya.
"Ya kan kamu masih tidur Nath tadi badanmu juga masih hangat" , katanya setelah memeriksa kening Nathan yang memang masih hangat itu.
"Nah itu poin nya aku masih demam masa mau ditinggal" , rajuknya dengan ekspresi wajah sudah dibuat sedih.
"Masih pagi loh Nath , jangan mulai ya" ,
Irene mendesah pelan mencoba mengatur debaran jantungnya yang tiba-tiba naik akibat rengekan Nathan yang kembali lagi seperti semalam.
Pagi-pagi sudah merengek membuat jantungnya meletup-letup , bukan karena jatuh cinta tapi sesuatu yang lain yang bisa membuatnya darah tinggi.
"Ini kamu mau lanjutin manja-manjanya ?" ,
Nathan mengerutkan hidung , jika sudah seperti ini Irene benar-benar setuju tentang pemikirn Thom Haye yang mengatakan akan mengurus dua bayi bahkan tiga bayi saat anak-anak nya lahir nanti.
Nathan cemberut lalu menutup seluruh wajahnya dengan selimut , Irene memandang nanar pada kelakuan pria menuju 23 tahun ini , pria yang sebentar lagi menjadi bapak ini tapi bertingkah seperti bayi.
Irene kesal , Nathan menyebalkan tetapi ia menyadari meskipun menyebalkan dan terus merecoki nya ia ingin tetap bersama pria ini.
Dalam bentukan apapun ia tetap mau bersama Nathan Tjoe , ya meskipun harus mengurus bayi sebelum bayi diperutnya lahir setidaknya ia bisa belajar mengolah emosi saat menghadapi ketantruman anaknya nanti.
"Jangan menguji kesabaranku Nath , sekarang mau ikut atau tidak ?" ,
Nathan memberenggut membuka selimut lalu duduk dengan wajah masih ditekuk disana.
"Tidak bisa disini saja ? , nanti aku akan menelfon mom. Aku akan bilang sedang sakit mom pasti langsung paham" , katanya merayu istrinya agar tetap disini.
"Disini saja bersamaku , aku sedang malas keluar bergelung berdua didalam selimut sepertinya akan menyenangkan sayang" , rayu nya lagi
"Itu cuma akal-akalanmu kan ?" ,
"Tidak bisa , mom sudah menelfonku dan aku sudah mengiyakan tidak akan mungkin dibatalkan Nath lagipula hanya mengatur dan mengecek makanan saja , dan hanya sebentar" ,
"Kamu nanti capek Rene" ,
"Tapi aku akan lebih capek meladeni sifat manjamu disini" ,
"Kejam sekali , dosa terhadap suami tuhan tidak akan suka Rene" , cibirnya.
Irene terkekeh ia lalu cepat-cepat menyembunyikan wajahnya diceruk leher Nathan yang memang sudah duduk bersandar dikepala ranjang sejak tadi membuat tangan Nathan spontan bergerak mengelus pinggang istrinya.
Irene kembali menyadari beberapa hal , Nathan kadang menujukan dua mode padanya. Kadang menampilkan mode anak kecil lalu menit berikutnya akan kembali pada mode pria dewasa yang bijak.
"Jadi mau nya bagaimana ?" ,
"Mau nya kamu disini tapi sepertinya tidak bisa" , Irene mengangguk membenarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Mistake || Nathan Romejo Tjoe A-on
RomanceBest Mistake ~ Ketika satu kesalahan yang awalnya menjadi momok ancaman bagi seorang Nathan Tjoe dalam mempertahankan karirnya , mempertahankan nama baik keluarganya berubah menjadi kesalahan terbaik yang pernah ia lakukan dalam hidupnya. Elora Iren...