•
•
•
•
___________________________Nathan menatap layar ponselnya yang menampilkan fotonya dengan Gaveen waktu itu , foto ini diambil oleh Irene sendiri , ia terus menggesernya sembari senyum tidak pernah lepas dari wajahnya. Ia ingin sekali menghubungi wanita itu tapi ia bingung memikirkan bagaimana caranya sebab ia sama sekali tidak mempunyai kontak atau apapun yang bisa menghubungkan mereka berdua.
Irene benar-benar menutup rapat dirinya , ia beberapa kali mencoba mencari akun sosial media miliknya tapi belum menemukan akun yang sekiranya milik Irene itu.
"Apa ya kira-kira akun nya" , gumamnya pelan tapi masih bisa didengar oleh Eom yang sejak tadi sudah sibuk dengan playstation nya.
"Akun siapa ? , ahh akun Irish ya hm" , Eom menggodanya dengan menaik turunkan alis , ia cukup tahu tentang intensitas pertemuan antara Nathan dengan Irish walapun masih dibawa bayang-bayangan Eom dan kekasihnya.
"Irish ? , kenapa jadinya Irish" , heran nya lalu kembali fokus mengetik beberapa username yang ia kira-kira adalah milik Irene.
"Ya kan Irish sudah secara terang-terangan Nath" ,
"Anggap saja dia hanya penasaran" ,
"Tapi dia cukup berani Nath , kamu bahkan sudah bersikap dingin tapi dia tidak menyerah" ,
"Resiko orang tampan kan ? , benar ketampanan ini memang kadang menyiksaku" , narsisnya dengan tangan sudah mengelus-ngelus jenggutnya , membanggakan diri sendiri.
Eom melemparkan stik game nya begitu tulisan gameover terpampang dilayar persegi itu , menandakan ia kalah dalam bermain.
"Oh ngomong-ngomong beberapa terakhir ini aku sudah tidak melihatmu mabuk-mabukan lagi Nath , kamu sudah jarang ke klub juga sepertinya" ,
Nathan mengusap rambutnya kebelakang bersamaan dengan ia yang menyandarkan kepalanya di sandaran sofa , merileksasikan tubuhnya adalah hal yang akan ia lakukan sekarang.
"Hem... ya entahlah tapi akhir-akhir ini aku jadi lebih bersemangat untuk hidup" , katanya dengan senyuman manis terbit diwajahnya , walaupn ia masih belum bertemu Irene lagi tapi ia merasa senang.
"Hm ngomong-ngomong orang tuamu masih dirumah ? , aku sudah bosan melihatmu" ,
"Kamu sedang mengusirku ya Eom ? , mentang-mentang sudah dapat rumah" ,
Eom sudah dua hari tidak lagi tinggal diruamh Nathan , pria korea itu sudah mendapatkan rumah jadi sekarang ia jadi bebas untuk membawa kekasihnya kerumahnya sendiri , setelah Nathan memberi protes karena Bianca sering datang bersama dengan Irish , itu sedikit membuatnya tidak nyaman.
"Mom dan dad masih dirumah dan mereka sepertinya akan ikut ke austria nanti" ,
Eom hanya menggangguk sekilas lalu kembali fokus pada game nya kembali , ia memulainya lagi saat gameover tadi.
"Eom kamu asli dan lahir di korea kan ?" , yang ditanggapi hanya anggukan kecil.
Nathan tersenyum cerah , ia sedikit memiliki ide untuk lengetahui kebiasaa orang korea saat menggunakan sosial medianya.
"Hem biasanya mereka menggunakan sosmed itu seperti apa Eom ?" ,
"Hm ? , maksudnya ?" ,
Nathan mengulum bibir , ia juga sebenarnya tidak yakin dengan ini tapi ia akan tetap menanyakan nya pada Eom.
"Aku sedang mencari akun seseorang , tapi sepertinya sulit hanya menggunakan namanya mungkin kamu tahu beberapa username yang biasanya orang korea gunakan" , cicitnya , ia harap-harap cemas sebenarnya , ini merupakan pilihan terakhirnya untuk bisa agar dirinya dan Irene bisa terus berhubungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Mistake || Nathan Romejo Tjoe A-on
RomanceBest Mistake ~ Ketika satu kesalahan yang awalnya menjadi momok ancaman bagi seorang Nathan Tjoe dalam mempertahankan karirnya , mempertahankan nama baik keluarganya berubah menjadi kesalahan terbaik yang pernah ia lakukan dalam hidupnya. Elora Iren...