•
•
•
•
__________________________Nathan memijit pelipisnya menyandarkan tubuhnya pada sisi tembok gedung hotel , ia saat ini masih berada diluar gedung hotel menunggu kedatangan Irene.
Setelah tadi ia kembali mencari Irene dikamarnya wanita itu masih belum berada didalam membuat perasaan putus asa melingkupi hatinya , jadi ia kembali turun kebawah menunggu istrinya tapi menjelang hampir pukul 10 malam Irene belum juga menunjukan batang hidungnya , gerbang masuk hotel pun belum ada pergerakan sama sekali selain palang pintu yang otomatis terbuka jika ada mobil yang masuk.
Orang-orang yang berlalu didepan benar-benar tidak terlewatkan olehnya , ia meneliti satu persatu orang-orang itu dengan harapan bisa menemukan istrinya diantara orang-orang yang lewat didepan nya.
Kamu dimana Rene gumamnya sekali lagi , ia juga sudah menelfon orang rumah dan jawaban nya tidak bisa membuat Nathan bernafas legah bahkan tambah khawatir sebab tentang keberadaan istrinya jelas mengusik benak nya. Ponselnya masih susah dihubungi.
Ia yakin Irene pasti masih berada di Paris bahkan masih dihotel ini karena ia sempat mengecek dan menanyakan pada petugas resepsionis tentang kemungkinan ada pengunjung yang chekout dengan atas nama Nathan Tjoe mengingat ia menggunakan nama nya saat chek in kamar untuk istrinya tapi hasilnya tetap sama , belum ada yang chekout hari ini atas namanya dan itu berarti Irene memang masih disini.
Ia juga sempat mengecek rekaman cctv , ia masih melihat istrinya keluar saat menjelang pertandingan. Itu sejam setelah dirinya dan rombongan meninggalkan hotel menuju stadion sore tadi.
Sibuk dengan pemikiran nya hingga ia tidak sadar saat sebuah mobil berhenti tepat didepan pintu hotel dimana ia berdiri saat ini , ia bahkan tidak menyadari jika ada Irene yang turun dari sana disusul oleh Shayne setelah nya.
Irene yang cukup terkejut mendapati Nathan bersandar di tembok dengan kepala menunduk entah memperhatikan apa membuatnya tergugah untuk segera menghampiri pria itu.
"Nathan" ,
Nathan memejamkan mata sejenak begitu ia bisa mendengar suara Irene masuk ditelinganya , cepat-cepat ia mendongak dan bisa melihat wajah Irene didepan nya.
Helaan nafas legah terdengar bersamaan ia membawa Irene kedalam pelukan nya , memastikan ia kini benar-benar bisa merengkuh tubuh Irene dalam dekapan nya.
"Dari mana saja ? , kamu tahu sejak tadi aku mencarimu. Kenapa selalu membuatku khawatir" , suaranya teredam karena bibirnya kini bertumpuh pada bahu sempit istrinya.
Nathan memeriksa dan meneliti Irene dari ujung rambut hingga kaki , mengusap perut istrinya dengan helaan nafas legah disana.
"Kalian baik-baik saja ? , ada yang terluka ?" ,
Irene menggeleng ,
"Aku baik Nath , tidak terluka sama sekali" ,
"Selalu saja seperti ini Rene , kamu selalu bisa hampir membuatku gila mencarimu kemana-mana" , bisiknya teredam karena ia kembali membawa Irene kepelukan nya.
Irene membawa tangan nya mengusap pelan punggung Nathan , naik turun sekedar membuat pria ini kembali tenang.
''It's okey Nath aku sudah disini" ,
"Tetap saja aku masih khawatir" , katanya sembari masih mempertahankan posisinya memeluk istrinya dengan erat.
Tapi Nathan harus rela melepaskan pelukan nya saat menyadari mereka tidak hanya berdua disini , ada Shayne yang masih berdiri didekat mobilnya.
Hal itu tentu membuat tanda tanya besar baginya saat menyadari istrinya baru saja keluar dari mobil yang sama dengan Shayne , mendapati tatapan tidak bersahabat dari Nathan membuat Shayne menoleh kesamping dan menyuruh supirnya mencari tempat parkir untuk mobilnya karena mungkin ia akan ikut menginap di hotel ini saja , hitung-hitung membuat Roxanne tidak kembali berusaha kabur darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Mistake || Nathan Romejo Tjoe A-on
RomanceBest Mistake ~ Ketika satu kesalahan yang awalnya menjadi momok ancaman bagi seorang Nathan Tjoe dalam mempertahankan karirnya , mempertahankan nama baik keluarganya berubah menjadi kesalahan terbaik yang pernah ia lakukan dalam hidupnya. Elora Iren...