Best Mistake || Nathan Romejo Tjoe A-on

Best Mistake - Part 29

•
•
•
•
___________________

Sebagai manusia yang punya hati , sudah seharusnya paham dan tahu tentang keharusan atau bahkan kewajiban untuk menyelesaikan masa lalu yang memang belum usai itu , sebab terkesan rasanya tidak adil sekali jika ada seseorang lain melihatmu sebagai masa depan nya tetapi sementara jiwa dan ragamu masih terpaku dan hidup di masa lalu.

Shayne sejak tadi memang fokus pada buku yang ada didepan nya tetapi percayalah itu hanya kiasan , agar ia tidak terlihat sedang dirundung kegelisahan yang kian hari kian menjadi di otaknya.

"Bos",

"Ada informasi apa ?" ,

Shayne membuka kacamata bacanya saat mendengar orang suruhan nya yang ia tugaskan mencari keberadaan Roxanne , gadis itu tiba-tiba melarikan diri darinya dan susah dihubungi membuatnya benar-benar kelimpungan seketika.

"Nona Roxanne ternyata mengambil penerbangan ke Qatar sejak dua minggu yang lalu" ,

"Sejak dua minggu yang lalu ? , dan kalian baru menemukan informasi itu sekarang ?" ,

"Apa saja yang kalian lakukan sebenarnya hah !" ,

Aura kemarahan jelas tergambar dari wajah pemuda berusia 26 tahu itu , terlihat dari sorot mata dan urat lehernya yang menegang seketika.

"Ada agenda apa dia kesana ?" ,

"Afc Piala Asia bos ?" ,

"Piala Asia ?" ,

"Itu semacam turnament bola bos antar negara-negara Asia yang digelar lima tahun sekali" ,

Shayne mengkerut samar saat mendengar informasi satu ini , ia tidak tahu menahu soal Afc Piala Asia , yang ia tahu hanya fifa world cup , Euro , Liga Champhions dan liga-liga atau turnament-turnament eropa lain , ia sama sekali tidak banyak mengikuti tentang turnament bola Asia.

Lagi pula ia sama sekali tidak tahu tentang Roxanne yang menyukai sepak bola , wanita itu bahkan tidak pernah ikut dengannya untuk sekedar menemaninya menonton Euro yang baru-baru selesai digelar , tapi itu sebelum orang suruhan nya kembali bersuara.

"Dan Nathan Tjoe salah satu pemain keturunan yang baru-baru ini bergabung untuk membela tim Indonesia" ,

Shayne spontan menghentikan ketukan ringannya pada meja , ia sejak tadi memikirkan berbagai kemungkinan tentang agenda yang dilakukan Roxanne di Qatar.

Nathan Tjoe , hanya dengan nama itu cukup menjawab semua pertanyaan yang mengitari isi kepala Shayne sejak tadi.

"Kau boleh pergi" , katanya menunduk , rasanya rongga dadanya seperti akan ditarik keluar saat menyadari Roxanne memang sudah benar-benar susah ia gapai.

Wanita itu bahkan rela melakukan apapun untuk menyusul Nathan , padahal Roxanne dulu sangat memujanya.

Sudah banyak hal mereka lewati bersama tetapi entah kenapa tiba-tiba wanita itu berubah seketika , ia bahkan bingung tentang perubahan sikap yang dimiliki tunangan nya.

Tidak ada lagi Roxanne yang selalu manja padanya , tidak ada lagi Roxanne yang selalu merengek jika Shyane fokus pada pekerjaan nya , Roxanne tidak lagi menuntut kabar darinya.

Shayne selalu memperlakukan Roxanne dengan baik , memberikan apapun yang wanita itu minta , memastikan bahwa semuanya berjalan aman untuk tunangan nya tetapi lambat laun Roxanne menunjukan tanda-tanda seolah ia sedang memberontak.

Shayne Jeremy Pattynama , pria itu selama hidupnya ia tidak pernah merasakan kekalahan tetapi ketika dihadapkan situasi seperti ini ia merasa gagal hanya sekedar merebut kembali cintanya yang hilang.