•
•
•
•
_______________Irene tidak punya pilihan lain selain berdiri didepan pintu besar sebuah aula gedung pernikahan salah satu di sudut kota Rotterdam pada pagi menjelang siang ini.
Gaun nya menjuntai bebas , memamerkan keindahan yang ada pada dirinya.
Bersama Remeo , yang membawa lengannya untuk mengapit dirinya , mengantarkan nya pada pria yang sudah menunggu kedatangan nya didepan Altar.
Romeo secara khusus meminta kepada Irene agar di izinkan untuk menggiring nya menjemput masa depan bersama anaknya sendiri , karena tahu Irene sudah tidak memiliki siapapun membuatnya ingin melakukan sesuatu pada gadis yang sebentar lagi akan menjadi anggota keluarga baru mereka.
Irene menoleh menatap kesamping , ia bisa melihat senyum tulus penuh kasih sayang seorang ayah pada putrinya yang sebentar lagi akan melepas masa lajangnya itu.
Irene mengigit bibir bawahnya menyadari betapa ia diterima dengan baik dikeluarga ini , menyadari jika ia menikah tapi tidak didampingi oleh kedua orang tuanya.
Romeo melihatnya , ia mengusap perlahan punggung tangan Irene .
"It's okey___ , ada aku. Anggap aku ayahmu yah" , Irene mengangguk bahagia , ia kembali tersenyum menunjukkan jika ia akan baik-baik saja.
"Kau sangat cantik jadi jangan membiarkan air matamu merusak nya" , katanya lagi .
"Oh ngomong-ngomong apa baju itu tidak menjepit perutmu ? , kasihan cucuku" , Irene tertawa , lalu mengangguk sebagai jawaban.
Bajunya sedikit longgar , sengaja Melinda memilihkan gaun itu karena Irene sedang mengandung cucunya sudah pasti jika menggunakan baju yang ketat perutnya akan kelihatan sebab saat kandungan nya saat ini sudah hampir memasuki bulan ketiga.
Hal itu membuat perut Irene sudah menonjol.
Pernikahan yang diadakan secara tertutup itu tidak banyak mengundang tamu selain keluarga dekat , kerabat , serta rekan setim Nathan di Sc Heerenvaan .
Untuk rekannya di timnas , ia tidak mengundang siapapun sebab mereka semua kini sedang sibuk di Qatar .
Teman-teman Irene pun turut hadir kecuali Darryl , pemuda itu tiba-tiba hilang entah kemana sulit dihubungi sejak hari itu, entahlah ia tahu atau belum tentang pernikahan nya.
Irene menatap satu persatu tamu yang datang menyalami mereka , ia bisa melihat ada Roxanne yang juga turut hadir disana ia berjalan berdampingan dengan tunagan nya.
"Selamat atas pernikahan kalian" , senyum manis terbit diwajah cantiknya saat bersalaman dengan si pengantin wanita tapi runtuh saat ia bersalaman dengan si pengantin pria yang terlihat menatapnya dengan tatapan sulit diartikan.
"Selamat____ , Nathan" , Roxanne sedikit memajukan dirinya dan memberi gestur pelukan pertemanan pada Nathan.
"Selamat , akhirnya kau bisa lepas dariku Nath" , katanya dengan bisikan yang hanya bisa didengar oleh pria itu.
Setelah mengatakan itu , suara Mc terdengar meminta untuk memberikan sepatah dua kata dari mempelai yang diwakilkan oleh Nathan.
Nathan menerima mic itu , ia sedikit maju tapi kembali menoleh saat Irene tidak mengikuti pergerakan nya.
Nathan berdehem agar Irene melihat kearah nya , wanita itu ragu-ragu menatap tangan Nathan yang sudah terulur meminta mendekat kepadanya.
Irene tersenyum canggung lalu menerima uluran tangan itu untuk berdiri disebelah Nathan.
Nathan berdehem sejenak~
Terima kasih untuk semua tamu yang sudah meluangkan waktu menghadiri upacara pernikahan kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Mistake || Nathan Romejo Tjoe A-on
RomanceBest Mistake ~ Ketika satu kesalahan yang awalnya menjadi momok ancaman bagi seorang Nathan Tjoe dalam mempertahankan karirnya , mempertahankan nama baik keluarganya berubah menjadi kesalahan terbaik yang pernah ia lakukan dalam hidupnya. Elora Iren...