•
•
•
•
_________________________Kalau tidak ingat , Nathan mungkin sudah membawa Irene ke Wales saat ini juga.
Bagaimana tidak Irene yang sejak tadi ditanya rumahnya dimana , alamatnya dimana bungkam seperti bayi yang tidak tahu berbicara.
Wanita itu sama sekali tidak mau mengatakan rumahnya bagian mana , jangankan rumah alamat saja pun Irene tidak sudi memberi tahu padanya padahal niatnya baik , ia hanya ingin mengantarkan pulang mereka berdua dengan selamat dan tidak memiliki niat apapun.
Kecuali niat akan mengunjungi rumahnya berkali-kali begitu ia tahu dimana persisnya Irene tinggal.
Dan , ya.
Seperti sudah tahu niat terselubung Nathan Tjoe , Irene mana sudi memberi tahu alamat rumahnya kepada pria ini karena ia jelas paham dan tahu seperti apa nekatnya Nathan Tjoe yang akan kembali mengganggu hari-harinya begitu tahu ia tinggal dan bekerja dimana.
"Jadi mau terus diam saja ?" , tanya nya sekali lagi.
Mereka saat ini masih berada diperjalanan entah menuju mana , Nathan pun tidak tau yang pasti ia hanya mengikuti instingnya membawa Irene kemanapun mengitari Inggris raya saat ini.
Irene masih mengabaikan nya , ia hanya sibuk menatap keluar kaca sembari tangan masih sibuk menepuk pantat berpopok milik Gaveen agar tidur nya semakin nyenyak . Anak itu setelah lelah menangis , akhirnya memilih menutup mata saat Nathan membawanya masuk kedalam mobil dan mengitari Inggris Raya tepat dipukul 15:25
Mungkin saat itu Gaveen mengira sedang berada diayunan ketika mobil sedang berjalan.
Sesekali Nathan menoleh kesamping , ia tidak pernah menduga hal semacam ini pada akhirnya akan terjadi. Berada satu mobil bersama Irene dan juga anaknya benar-benar sesuatu yang ia inginkan sejak dulu.
Tapi ada satu hal yang membuat hatinya menjanggal tentang keberadaan saudari Gaveen , ia masih ingat seperti apa moment saat Irene memberi tahu kalau ia mengandung anak kembar.
Deheman pelan ia berikan untuk memulai obrolan nya kali ini.
"Itu ... Dalphine kemana ?" , nama yang keluar begitu lancar dari mulut Nathan membuat perubahan ekspresi pada Irene , ia tidak menduga Nathan akan ikut menanyakan anak perempuan mereka.
Wajahnya pucat pasi , ia bingung dan tidak tahu harus menjelaskan bagaimana kepada Nathan . Dengan situasi mereka semacam ini ia tidak mungkin memberitahu Nathan , ia masih butuh waktu , masih butuh keberanian karena takut Nathan akan menyalahkan semua padanya.
Ia tidak siap dengan kemarahan Nathan.
Baru akan memilih kata yang pas untuk menjawab pertanyaan Nathan tapi tiba-tiba mobil yang mereka tumpangi mengeluarkan suara gemuruh dari mesin mobil.
"Ini kenapa Nath ?" , tanya nya panik saat disusul ban mobil kini lebih empuk lalu lajuan mobil pun lebih terasa lambat.
Nathan terkesiap berusaha tetap mengendalikan mobil dengan baik hingga ia merasa mobil kini terasa sulit dikendalikan lalu sebelah tangan nya spontan memegang pergelangan tangan Irene melindungi nya agar tidak membuat kepalanya terlantung-lantung kedepan.
"Nath .." , paniknya dengan wajah sudah dihiasi dengan keringat disekitar pelipisnya.
"It's okey ... tenang ya ada aku" , katanya menenangkan sembari masih terus fokus pada kemudi dan jalanan yang sedikit kasar didepan nya sebab mereka kini berada dipinggiran kota , tengah-tengah London raya dan Swansea.
Nathan bahkan tidak tahu kenapa mereka tiba-tiba bisa berada disini , dan jauh dari perkotaan London.
Irene tambah panik saat Nathan tiba-tiba membanting kemudinya saat pria itu merasa tekanan ban yang tidak merata atau keausan ban hingga membuat Nathan harus dengan cepat membanting stir mobilnya kekanan persis menghadap lapangan hijau didepan sana , untung saja ada batu besar dipinggitan lapangan jadi membuat ban mobil Nathan tertahan disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Mistake || Nathan Romejo Tjoe A-on
RomanceBest Mistake ~ Ketika satu kesalahan yang awalnya menjadi momok ancaman bagi seorang Nathan Tjoe dalam mempertahankan karirnya , mempertahankan nama baik keluarganya berubah menjadi kesalahan terbaik yang pernah ia lakukan dalam hidupnya. Elora Iren...