Best Mistake - Part 23

605 64 16
                                    






____________________

Nathan berdiri tepat dibelakang Irene menunggu istrinya selesai dengan ritual kecantikan malamnya sebelum tertidur , begitu katanya saat ia mengomel sebab menunggu istrinya yang sejak tadi ia suruh untuk segera mengistirahatkan badan nya.

"Apa para wanita memang seperti itu ?" ,

"Hm maksudnya bagaimana Nath ?" , Irene membawa tatapannya pada Nathan yang masih berdiri dibelakangnya lewat cermin besar yang ada didepan nya.

"Berdandan saat akan tidur" ,

"Iyalah memang harusnya seperti itu , biar cantik kalau bangun besok pagi" ,

"Iya memang cantik tapi kurangnya cuma satu" ,

"Apa kurangnya ?" ,

"Kurang peti mati nya hahaha" ,

krik krik krik

Nathan tertawa santai tanpa menyadari tatapan mata Irene tertuju padanya.

Lalu tawanya terhenti saat sebuah sisir melayang dan sukses mengenai lengan nya.

"Lucu ?" ,

Nathan mengatupkan bibirnya saat mendengar suara datar istrinya masuk ditelinga.

"Tidak sayang , sama sekali tidak lucu" ,

Nathan dengan cepat bergerak memeluk Irene dari belakang memastikan istrinya tidak merajuk karena ucapannya , membungkuk untuk memeluk Irene karena wanita itu masih duduk didepan meja rias.

"Aku sekarang senang karena bisa memelukmu dengan bebas tanpa tekanan apapun" ,

Irene hanya menunduk mengamati jari kanan Nathan yang masih terbalut dengan perban , ia sama sekali belum menemukan jawaban tentang itu yang sejak tadi mengitari kepalanya.

"Nath____ tanganmu. Bagaimana bisa kamu dapat luka ini ?" ,

Nathan berdeham lalu kembali melepaskan Irene dan menyembunyikan tangannya kebelakang.

"Hanya luka kecil aku tadi tidak sengaja mendapatkan ini saat dilapangan" ,

"Luka kecil tapi diperban seperti itu" ,

Katanya lalu berbalik menghadap pada Nathan , tanpa ragu ia mengambil tangan itu dan menyimpan di pahanya , setelah sebelumnya menarik satu kursi untuk diduduki oleh Nathan.

Mengamati tangan Nathan yang masih diperban , sembari tangan nya bergerak mengambil kotak p3k yang disimpan di laci meja riasnya.

"Aku ingin melihatnya , perban nya juga sepertinya sudah harus diganti" ,

Nathan baru akan protes tetapi Irene lebih dlu menatapnya dengan tatapan sarat tidak mau dibantah , membuat Nathan diam saja saat melihat istrinya sudah membuka perban itu secara hati-hati.

"Bagaimana kamu bisa dapat luka ini Nath ?" , katanya sembari mulai membersihkan luka-luka Nathan menggunakan kapas yang sebelumnya sudah di baluri dengan alkohol.

"Aku hanya kurang hati-hati" ,

"Bukan kurang hati-hati Nath tapi kamu memang sengaja mendapatkan luka ini. Dari kaca, iya kan ?" , tebaknya

Semua pertanyaan-tanyaan Irene terjawab hanya sekali lihat bentukan luka yang dimiliki oleh Nathan , dan Irene tidak bodoh jika luka-luka ini adalah goresan-goresan dari serpihan kaca yang entah bagaimana bisa Nathan mendapatkan itu.

Robekan nya pun masih ada , masih memerah dibeberapa bagian.

"Apapun yang terjadi dilapangan jangan pernah membawanya keluar dari sana , cukup dilapangan saja Nath , selesaikan dilapangan" ,

Best Mistake || Nathan Romejo Tjoe A-onTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang