•
•
•
•
_____________________________Irene mendesah malas saat Nathan tiba-tiba mengajak nya kesuatu tempat , yang entah Irene juga sebenarnya malas untuk mengakui kalau sebenarnya apa yang dilakukan Nathan kali ini benar-benar membuatnya untung.
Sejak tadi ia sudah kelaparan dan Nathan sepertinya akan membawanya ketempat yang bisa membuat perutnya kenyang. Itu terlihat saat mereka menyusuri tiap-tiap bangunan cafe atau resto yang mereka lewati.
Tapi bukan Irene namanya kalau hanya dengan ini ia akan bersikap manis pada Nathan lalu kemudian mengucapkan banyak terima kasih sebab sampai kapan pun sikap malas dan ogah-ogahan akan ia tunjukan sebagai pelampiasan rasa kesalnya karena Nathan sudah berhasil menculiknya dan membiarkan teman-teman nya pulang ke London dan otomatis membuat dirinya kembali memutar otak dengan cara apa agar ia bisa kembali dengan tepat waktu di London. Gaveen sudah pasti menunggu nya.
"Kamu membuang-buang waktuku Nath" , dengusnya.
Nathan menghentikan langkahnya lalu berbalik menghadap Irene , wajah kesal itu sangat amat jelas terlihat tapi ia sama sekali tidak peduli.
"Sebentar saja Rene , aku tidak akan membuatmu menginap , hotel disini mahal" , Nathan tertawa pelan "Kecuali kalau kamu memang mau berdua-dua denganku dikamar hotel hm ? , ya semahal apapun ayolah" , Nathan kembali menggodanya dengan gerakan alis naik turun lengkap dengan wink andalan nya.
Irene menghela nafas kasar mendapati tingkat ketengilan yang dimiliki oleh Nathan , ketengilan yang jarang orang tahu karena sekali lagi Nathan didepan orang-orang sungguh berbeda kalau sudah didepan nya.
"Dari pada terusan-terusan berbicara omong kosong , tunjukan saja dimana restoran nya" , katanya dengan suara pelan , ia hanya mencoba mengatur kecepatan jantung nya yang terpompa entah karena degdegan bersama Nathan atau karena kekesalan nya yang tidak tersalurkan.
"Sebut namaku dulu Rene" , Nathan menghentikan ucapannya , lalu menatap serius pada Irene "Sejak bertemu kamu jarang memanggil namaku" , lanjutnya.
Irene tertawa , tawa yang bisa membuat Nathan bisa kembali merengkuh Irene dan membawa bersama nya.
"Kenapa harus ?" ,
"Ya ... Aku rindu saat kamu selalu memanggil namaku" , katanya jujur dan kejujuran itu membuat Irene menghentikan tawa nya dan memandang Nathan yang kembali menatapnya dengan tatapan teduh miliknya.
Irene berdehem , tenggorokan nya tiba-tiba kering dan ia merasa sesuatu akan keluar dari pupilnya saat bisa menyalami iris hazelbrown milik Nathan lagi. Menyalaminya sekali lagi tapi ia jadi mengedipkan matanya berulang kali dan memaksakan senyum lebarnya saat tiba-tiba ia bisa melihat wajah Shayne ada disana.
Aneh tapi ia mulai mengingat sosok Shayne saat bersama Nathan.
Perasaan apa ini ? , ia memegang hatinya seolah ingin menuntun nya untuk berjalan kearah mana agar tidak salah pilih lagi , agar tidak salah akan menaruh kepercayaan pada siapa.
"Kenapa hem ?" , Irene tersadar saat bisa merasakan pipinya diusap dengan lembut , ia lalu kemudian menghentikan tangan itu dan melepasnya secara perlahan.
"Dimana restoran nya Nathan Tjoe ? , aku sudah lapar" ,
Nathan tertawa singkat lalu secara spontan membawa tangan nya mengacak rambut panjang Irene yang sedikit di warnai menjadikan nya tidak pekat hitam lagi seperti dulu tapi apapun itu Nathan tetap suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Mistake || Nathan Romejo Tjoe A-on
RomanceBest Mistake ~ Ketika satu kesalahan yang awalnya menjadi momok ancaman bagi seorang Nathan Tjoe dalam mempertahankan karirnya , mempertahankan nama baik keluarganya berubah menjadi kesalahan terbaik yang pernah ia lakukan dalam hidupnya. Elora Iren...