•
•
•
•
___________________Irene kembali meletakan ponselnya setelah pesan terakhir itu ia kirim pada Nathan , setelah mengatakan itu Nathan tidak lagi membalasnya membuat dirinya berfikir kalau Nathan pasti sedikit merasa tidak enak dan memikirkan pekataan nya.
Semua yang ia katakan pada pesna terakhir memang benar jika Nathan kerap kali mengucapkan itu tapi tidak sesuai dengan apa yang terjadi , mengenalnya cukup banyak tapi masih saja sering melakukan kekeliruan.
Dan karena lewat itu merupakan salah satu hal yang tidak bisa Irene terima dan merasa takut saat dirinya lengah sedikit saja hingga akhirnya membuat Nathan bisa kembali merajai hati dan hidupnya namun ternyata kembali sama seperti yang sudah-sudah , ia tidak mau kembali untuk mengulang hal-hal seperti itu karena jujur saja ia jenuh dengan keadaan yang seperti itu.
Nathan masih lemah dalam berkomitmen.
Sibuk dengan pemikiran nya tentang Nathan , ia tiba-tiba melirik jam tangan nya , waktu sudah menunjukan pukul 3 sore dan ini artinya Gaveen sudah tertidur selama dua jam penuh , Gaveen sepertinya kelelahan anaknya itu tumben sekali tidur siang hingga hampir dua tiga jam seperti ini.
Maklum tadi Shayne mengajak Gaveen berenang sebentar sebelum Shyane kembali pada rutinitasnya , ia kembali pada kesibukan nya di Amsterdam jadi hari ini ia kembali hanya berdua bersama Gaveen karena bibi pengasuh yang biasanya merawat Gaveen mendapati liburnya satu hari.
Irene berdiri lalu bergerak kearah kamar Gaveen yang persis berada tepat disebelah kamarnya , ia mau membangunkan anaknya karena sudah waktu nya anak itu mandi sore dan menerima makanan ringan nya di sore hari.
Selalu seperti itu , menghabiskan waktu berdua dengan Gaveen salah satu waktu favoritnya yang tidak akan pernah bosan ia lakukan.
Irene tersenyum hangat saat membuka pintu kamar Gaveen , ia bisa melihat tubuh gempal Gaveen tengkurap mungkin karena saking nyenyak nya ia tertidur , Gaveen memang selalu seperti itu saat tidurnya nyenyak.
"Ya ampun ... anak mama nyenyak sekali ya tidurnya" ,
Irene berucap saat kakinya berhasil mendekat keranjang Gaveen dan duduk ditepi ranjang , tangan nya bergerak memeriksa celana anaknya memastikan kalau Gaveen tidak mengompol sebab ia tidak sempat mengenakan popok padanya saat tertidur tadi.
"Pintar sekali kamu Gav , ayo bangun waktu nya mandi sore sayang" ,
Irene kembali berucap sembari tangan nya menyentuh rambut Gaveen mengusapnya hingga membuat kerutan halus muncul pada dahinya saat tangannya merasakan badan Gaveen ternyata hangat.
"Gav..... you okey ?" ,
Irene membalikan badan Gaveen dan ia cukup terbelalak sempurna saat mendapati wajah anak itu sudah pucat dan badan nya panas tapi terasa dingin dibeberapa bagian.
"Gav ... woke up baby" ,
Irene menepuk-nepuk pipi Gaveen berusaha membuatnya membuka mata , hingga bahkan ia berusaha membuat mata Gaveen terbuka dengan menggunakan tangan nya , saking paniknya.
"Gaveen ! , ayo bangun , jangan membuat mama takut" , paniknya.
"Gav ....
"Please !
Gaveen terbatuk tapi tambah membuat Irene panik karena setelah nya anak itu mengalami step , ia pernah mempelajari satu ini suhu badan yang teramat tinggi dan demam berlebihan kadang membuat anak mengalami kejang - kejang seperti ini. Dan Gaveen sepertinya sedang melewati fase ini sekarang.
Ketakutan jelas merajai hatinya , bayangan-bayangan tentang Dalphine yang meninggalkan tiba-tiba membuatnya histeris dan tidak tahu harus melakukan apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Mistake || Nathan Romejo Tjoe A-on
RomanceBest Mistake ~ Ketika satu kesalahan yang awalnya menjadi momok ancaman bagi seorang Nathan Tjoe dalam mempertahankan karirnya , mempertahankan nama baik keluarganya berubah menjadi kesalahan terbaik yang pernah ia lakukan dalam hidupnya. Elora Iren...