Best Mistake - Part 58

399 53 28
                                    






__________________________

Irene menggeliat pelan saat matahari menembus celah-celah gorden pagi ini , ia masih menutup matanya tapi tangan nya sudah bergerak meraba-raba disebelahnya.

Matanya terbelalak saat tidak menemukan Gaveen berada ditempat tidur , seingatnya semalam ia memastikan Gaveen tertidur didekatnya , tepatnya ditengah-tengah dirinya dan Shayne semalam.

Berbicara soal semalam , ia juga jadi ingat tentang Shayne yang mengajaknya tidur dikamar miliknya. Sebenarnya ini bukan kali pertama tetapi rasanya masih bisa membuatnya degdegan , Shayne segala bentuk perhatian nya pelan-pelan bisa membuat Irene nyaman berada didekat pria itu.

Irene cepat-cepat mendudukan dirinya saat ia benar-benar sudah bisa mengumpulkan nyawa dan membawa matanya kesegala arah mencari keberadaan Shayne dan Gaveen.

"Gav .... Shayne .... kalian dimana ?" , panggilnya sembari masih terus berjalan menyusuri luas dan mewahnya rumah yang milik Shayne yang setahun terakhir ini ia tempati.

"Gav ..." , panggilnya sekali lagi.

Tapi saat akan masuk ke dapur ia samar-samar bisa mendengar suara Shayne yang berasal dari arah Gazebo taman belakang.

Mereka sepertinya sedang bermain itu terbukti saat ia bisa mendengar kekehan gemas dari Gaveen saat Shayne menggelitik perutnya.

Irene terus berdiri berpangku tangan melihat kehangatan yang tercipta disana , Shayne sudah menganggap Gaveen seperti anaknya sendiri , bertindak sebagai ayah yang baik dengan memenuhi segala kebutuhan Gaveen bahkan dirinya sekalipun.

Sebenarnya Irene sempat menolak saat Shayne bersih keras ingin membiayai segela kebutuhan Gaveen karena bagaimana pun Gaveen memiliki tabungan sendiri dari papa nya saat masih dalam kandungan.

Dan rencana nya ia ingin menggunakan itu tapi Shayne memaksa dan ingin membiayai semua kebutuhan Gaveen dari lahir hingga hari ini.

Melihat Shayne dan Gaveen didepan sana membuat senyum nya tertahan saat ingatan nya beralih pada wajah Nathan yang tiba-tiba terlintas saat melihat senyum Gaveen yang persis seperti ayahnya.

Mata dan bibirnya benar-benar turunan dari ayahnya , hidungnya hasil perpaduan dari kedua orang tua nya mancung tapi tidak semancung yang dimiliki oleh Nathan.

Kulit sawo matang itu benar-benar milik Nathan , begitupun dengam hazelbrown nya , benar-benar bisa membuatnya melihat ada Nathan di kedua mata anak itu.

"Bagaimana kabarmu Nath ? , ku harap kamu selalu bahagia apapun yang menjadi pilihan hidupmu" ,

Irene segera menghapus air matanya yang setitik itu saat ia tiba-tiba memikirkan Nathan pagi ini , sejak awal ia sudah memutuskan untuk tidak terusan-terusan mengingat pria itu dan menyambut uluran tangan Shayne padanya. Shayne sudah banyak membantunya selama ini jadi ia tidak memiliki alasan apapun untuk membuat Shyane merasa sendiri lagi.

Gaveen yang perlahan hadir , membuat Shayne kembali menemukan hidupnya.

Karena tidak ingin terlalu berlarut berada dalam kemelut hati yang sesekali masih sering meningat Nathan ia memutuskan untuk sekedar membuat sesuatu untuk Shayne sekaligus makanan untuk Gaveen juga.

Best Mistake || Nathan Romejo Tjoe A-onTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang