•
•
•
•________________
Nathan melepas sandal luarnya dan menggantinya dengan sandal bulu saat ia sudah masuk kedalam rumahnya yang terlihat sepi itu , wajar karena memang waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam jadi mungkin orang tua dan kakaknya sudah tidur.
Ia berjalan lesuh masuk lebih dalam dengan ruangan yang gelap hanya berhiasan cahaya temaram dari lampu-lampu kecil yang ada dibeberapa sudut rumah ini.
Nathan hari ini seperti dikena badai kesialan bertubi tubi. Entahlah tapi itu cukup membuat tidak nyaman.
Dimulai saat ia kembali bertemu dengan gadis itu dan kembali berurusan dengan nya bahkan dibuat syok saat pertemuan pertama mereka setelah kejadian itu justru harus dimulai dengan kabar kehamilan yang membuat kelimpungan seketika.
Maksud Nathan , pelan-pelan saja kalau mau memberikan karma , jangan langsung gas seperti ini membuat nya seolah tidak bisa bernafas dengan baik , dimulai saat dimana ia meniduri gadis itu nampaknya harinya ada saja satu atau dua kejadian yang membuatnya berfikir apa yang salah dari dirinya.
Tapi diantara kejadian yang membuat nya pusing dan lelah adalah hari dimana ia tahu bahwa gadis yang sudah ia tiduri itu sedang mengandung darah dagingnya , miliknya.
Nathan mengerang frustasi saat bayangan-bayangan wajah gadis bar-bar yang sukses menyita fikiran nya kembali melintasi benaknya.
Melihat wajah bengis dan datar yang selalu memandangnya dengan tatapan kebencian sembari mengeluarkan kata-kata ajaib yang sialnya menganggu benaknya.
"Apa kau berfikir aku sudi mengandung anak dari bajingan tengil , culas sepertimu , ck aku bahkan berdoa tidak lagi bertemu dengan manusia sejenis sepertimu dibelahan bumi manapun"
"Pria brengsek dan bajingan sepertimu layak mendapat tamparan bahkan____ , dijebloskan dalam penjara pun sangat amat layak untuk dilakukan."
"Dunia bahkan terlalu indah untuk seorang pendosa sepertimu atau bahkan____ neraka rasanya akan menolak orang sepertimu kau tahu kenapa ? , karena tidak ada tempat yang layak untuk pendosa menjijikan sepertimu dibelahan dunia manapun kau tidak pantas diterima" ,
"Dimanapun kau tidak pantas diterima" .
tidak pantas___
tidak pantas___
tidak pantas___Nathan berteriak frustasi saat kata-kata gadis itu kembali terulang dimemory nya , sejak tadi ia berusaha menepiskan hal itu tetapi setiap akan memejamkan mata selalu gagal saat bayangan wajah Irene kembali menayapa nya.
Nathan berdiri dengan cepat kekamar mandi yang ada dikamarnya , ia berniat membasuh wajahnya dengan harapan bisa kembali mendapatkan degup jantungnya yang normal.
Bahkan saat jam menunjukan pukul 12:05 dini hari, Nathan baru keluar dari sana dengan keadaan shirtless menampilkan badan kekarnya.
Tiba-tiba perutnya berbunyi , ia merasa lapar sekarang padahal ia pantang menguyah sesuatu di jam rawan seperti ini deme menjaga kebuguran tubuhnya dan menjaga agar berat badan nya tetap stabil.
Niatnya ingin mengabaikan rasa lapar itu tetapi urung saat ia mengingat perkatan Rafael tadi tentang seorang ayah yang biasanya merasakan ngidam saat istrinya sedang hamil.
Maka dari itu ia kini sedang berada didapur , entahlah tapi langkahnya tiba-tiba terbawa kesini saat mengingat seseorang sedang megandung bayi nya. Ia memang sering berteriak kencang tentang penolakan bayi itu tetapi entah kenapa malam ini ia ingin sekali mengakui jika diperut Irene memang sepertinya darah daging miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Mistake || Nathan Romejo Tjoe A-on
RomanceBest Mistake ~ Ketika satu kesalahan yang awalnya menjadi momok ancaman bagi seorang Nathan Tjoe dalam mempertahankan karirnya , mempertahankan nama baik keluarganya berubah menjadi kesalahan terbaik yang pernah ia lakukan dalam hidupnya. Elora Iren...