Sweet

312 56 15
                                    

Jisung terus mendampingi Lisa, duduk di kursi sebelah ranjang Lisa dengan tangan yg masih menggenggam erat tangan Lisa hingga sedikit pergerakan dari Lisa akan membangunkan Jisung.

Seperti saat ini, saat jemari Lisa bergerak peralahan dan ternyata si cantik sudah terbangun.

Satu senyuman hangat dari Jisung menjadi pemandangan pertama yg Lisa lihat setelah membuka matanya.

"Apa di surga juga ada kamu?" Kalimat celetukan pertama yg Lisa ucapkan justru membuat Jisung terkekeh.

"Nggak tau...aku belum pernah ke surga" jawab Jisung.

"Berarti aku belum di surga?" Lagi-lagi celetukan Lisa membuat Jisung terkekeh

"Belum....nuna di rumah sakit"

"Ckkk....sudah ku bilang jangan menolongku, aku ingin lekas ke surga" lirih Lisa

"Jangan ke surga dulu, nanti aja kita bareng-bareng ke surganya, tapi nanti...kalau kita sudah tua dan sudah punya anak cucu"

"Ckkk.....nggak lucu!" Cibir Lisa

"Nuna bisa bernafas dengan baik?" Jisung menatap khawatir dengan kondisi hidung Lisa.

"Bisa...meski sangat sakit disini" Lisa menyentuh sedikit di pangkal hidungnya.

"Karna itu hidung, jadi dokter bilang harus melakukan tes pendengaran dan keseimbangan dulu pada nuna sebelum melakukan operasi recovery hidung"

Lisa mengangguk kecil.

"Apa semuanya terlihat jelas nuna?" Jisung menatap khawatir pada kedua mata Lisa.

"Umm....sepertinya masih normal" Lisa mencoba melihat sekeliling dan berakhir menatap Jisung yg masih duduk di sebelahnya.

"Lihat aku...." Jisung menopang dagu di atas ranjang Lisa, membuat Lisa harus sedikit memiringkan tubuhnya untuk menatap Jisung

"Hmm? Kenapa?" Tanya Lisa.

"Aku....masih terlihat ganteng kan?" Celetuk Jisung.

"Maksutnya?" Lisa mengernyitkan dahi

"Kalau nuna melihatku masih terlihat ganteng berarti penglihatan nuna masih baik" Jisung narsis mode on membuat Lisa terbahak.

"Mana ada bisa seperti itu" protes Lisa tidak sepakat dengan kalimat Jisung

"Ada....itu fakta kok...orang normal akan sepakat bilang aku ganteng" Jisung masih dengan mode tengil nya.

"Kalau begitu aku pilih jadi orang nggak normal aja" Lisa terkekeh.

"Iya...nuna orang yg nggak normal karna nggak cuma mengakui aku ganteng tapi juga menyukaiku"

"Percaya dirimu tinggi sekali" cibir Lisa

"Nuna kangen aku nggak?" Lirih Jisung menatap sendu kedua mata Lisa.

"Sangat..." lirih Lisa tersenyum tipis.

"Loh....tumben jujur?"

"Takut tiba-tiba aku mati, nanti jadi hantu penasaran karna nggak pernah mengungkapkannya"

"Ckkk...apasih ngomongin mati terus" Jisung berdecak kesal.
"Semua orang pasti akan mati, termasuk aku dan nuna juga, tapi nanti...masih lama"

"Nuna....kalau aku bilang aku dirawat di rumah sakit ini dan di kamar ini, nuna percaya nggak?"

"Hmm?"

"Itu...origami burung itu aku yg buat, aku buat satu setiap satu hari yg aku lewati disini, kata mama biar aku nggak bosen"
"Tapi...mana ada orang dirawat di rumah sakit nggak bosen...mama emang kadang-kadang" ucap Jisung panjang lebar tapi atensi Lisa malah fokus pada origami burung yg terletak di dalam toples kaca di atas meja sudut ruangan.

"Berapa lama?" Lirih Lisa

"Hmm?"

"Berapa lama kamu dirawat di sini? Origaminya banyak" lirih Lisa

"Lupa persisnya berapa hari, mungkin sekitar satu bulan"

"Sesakit itu?" Lirih Lisa beralih menatap Jisung

"Lebih sakit dari itu malah, tapi dokter di sini tidak ada yg tau apa obatnya" Jisung tersenyum tipis.

"Maaf....."

"Jangan minta maaf....cukup cintai aku dan percaya padaku"

"Jie......"

"Sttttt.... I don't want to hear anything but the words you love me" lirih Jisung

"I love you" lirih Lisa refleks membuat Jisung salting mode oN meski tetep sok cool.







.......
"Jie....." mama Wendy tiba-tiba membuka pintu mengalihkan atensi Lisa dan Jisung
"Lisa udah bangun?"
"Gimana keadaannya Li? Mana yg sakit?" Mama Wendy berjalan ke arah Lisa menatap khawatir.

"Malah baru berasa sakitnya tante" Lisa tersenyum tipis.

"Biusnya udah mulai hilang ya? Mau tante mintakan obat pereda nyeri lagi?"

"Hmm...nggak usah tante, masih bisa ditahan kok"

"Hasil visum kamu udah keluar Li" lirih mama Wendy menatap Lisa dan mengusap lembut punggung tangan Lisa

"Bagus...lebih cepat kita bawa ke pengadilan lebih bagus" itu suara Jisung

"Nggak semudah itu ternyata" lirih mama Wendy menatap sendu ke arah Lisa.

"Kenapa lagi sih ma?" Protes Jisung tapi tidak di gubris mama Wendy yg lebih memilih fokus menatap Lisa.

"Maaf ya Li....kami belum bisa tolong kamu saat ini" lirih mama Wendy mengusap lembut punggung tangan Lisa.

Lisa yg menatap balik mama Wendy, hatinya mencelos.

Apa maksudnya dengan tidak bisa menolongku saat ini.

"Ma....mama ngomong apa sih?"
"Kenapa lagi? Nunggu apalagi? Nunggu orang sinting itu beneran bunuh Lisa?" Marah Jisung

"Akan tetap kita lindungi Jie...tapi tidak bisa mengajukan gugatan cerai sekarang!" ucap tegas mama Wendy

"Iya tapi kenapa?" Marah Jisung















"Pengadilan tidak akan mengabulkan gugatan cerai dari wanita yg sedang hamil...."
"Ngerti nggak?" Gantian mama Wendy yg marah.

"Apa?" Lisa dan Jisung kaget bersamaan

"Hamil?" Lisa dengan wajah kagetnya.

"Kamu baru tau Li? Jadi selama ini kamu nggak sadar kalau kamu sedang hamil?" Kaget balik mama Wendy, Lisa hanya menggeleng.

"Pengadilan tidak akan mengabulkan gugatan cerai dari wanita yg sedang hamil"
"Itu akan mempersulit posisi Lisa" mama Wendy kembali menatap Lisa
"Setidaknya hingga bayi ini lahir" lirih mama Wendy

"Kenapa sulit ma?" Lirih Jisung tanpa menatap mamanya

"Kamu mau memisahkan anak dari ayahnya?"
"Sinting kamu...." Marah mama Wendy
"Ada mantan istri atau mantan suami tapi nggak ada mantan anak atau mantan orang tua"
"Setidaknya ayahnya berhak melihat wajah anaknya, jadi...kita tetap harus menunggu hingga bayi ini lahir"

Lisa dan Jisung hanya bungkam dan saling memandang satu sama lain.

"Mama balik kerja dulu, jagain Lisa ya"
"Kalo ada apa apa telfon mama aja"

"Ma..." lirih Jisung menahan lengan mamanya yg hendak melangkah keluar ruangan.

"Hmm?"

"Gimana kalau ternayata suaminya...mandul" lirih Jisung

"Kalau mandul ya nggak bisa ngehamilin istrinya lah Jie....aneh kamu..." jawab enteng mama Wendy kembali melangkahkan kaki.

















"Eh.....apa?" Kaget mama Wendy menoleh ke arah Jisung.












🐹🐹🐹

Sweet part udah di up
Bobo nyenyak ya guys
Lanjut besok lagi 🤭🫰

Jangan lupa votmen guys

Snow (Lalisa-Park Jisung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang