give up

377 52 15
                                    

"Aku laki-laki normal nuna, bohong jika aku tidak menginginkannya" lirih Jisung mengambil sebuah kotak obat lalu berlutut di hadapan Lisa.
"Tapi aku ingin nuna juga melakukannya karna nuna ingin, bukan karna aku paksa apalagi untuk membalas dendam pada suamimu"
"Jadi.....seperti apa nuna memergoki suami nuna berselingkuh hingga tangan nuna terluka seperti ini?" Lirih Jisung menggulung kedua lengan baju Lisa dan memperlihatkan kedua tangan Lisa yg penuh luka.

"Darimana kamu tau?" Lirih Lisa menatap sendu ke arah Jisung

"Aku tau semuanya nuna....sekecil apapun lukamu, tapi saat aku mencoba mengobati, nuna malah lebih memilih menjadikan aku penjahatnya" lirih Jisung mulai membalut luka di tangan Lisa.

"Bukankah kamu juga sama saja?"
"Seorang laki-laki berteman dengan seorang perempuan lalu apa yg dia inginkan?"
"Cinta? Hal bulshit yg hanya bisa dikatakan oleh sepasang remaja naif yg sedang kasmaran?"
"Tapi bukankah kita berada di usia yg sudah tidak pantas membahas hal bulshit seperti itu?" Cerocos Lisa membuat hati Jisung luruh.

"Aku tidak tau kalimat apa yg Sullyoon ucapkan padamu hingga membuatmu menggeledah apartmentku" lirih Jisung

"Dan kenyataan yg aku temukan disini, tentang semua kebohonganmu!!!"
"Jadi.....seberapa banyak kebohonganmu padaku?" Teriak Lisa.

"Hal apa yg ingin nuna dengar dariku?" Lirih Jisung menatap kedua mata Lisa.

"Semuanya!!! Sebanyak kamu telah membodohi ku!!"

"Aku tidak pernah membodohi mu" lirih Jisung

"Kamu tidak pernah tinggal di apartment ini, itu bukan membodohiku?" Marah Lisa.
"Kamu berangkat dan pulang kerja naik kereta ke arah sini bukan untuk pulang ke apartemen ini tapi untuk mengikutiku, itu bukan termasuk membodohiku hah?"
"Wae?"

"Menarik bisa mempermainkanku?" Ucap Lisa penuh penekanan dengan derai air mata.
"Gadis cantik, muda dan sexy sudah tidak lagi menarik rasa penasaranmu dan kamu mengubah target dengan orang-orang penuh masalah sepertiku untuk menjadi bahan lelucon di tongkronganmu begitu?" Teriak Lisa
"Lalu apa bedanya kamu dengannya?"
"Kamu...ataupun orang itu, bukankah kalian sama? Menjadikanku hanya rasa penasaran untuk memenuhi fantasi sex kalian dan setelah mendapatkan semuanya, menjadikanku sampah yg mudah dibodohi" cerocos Lisa penuh emosi begitu menusuk perasaan Jisung.

"Sebelah mana aku membodohimu?" Lirih Jisung mulai membela diri.
"Kalau naik kereta hanya gimick untuk mengikutimu, lalu...bisa nuna jelaskan tentang pertemuan pertama kita? Di dalam gerbong kereta? Dimana nuna menjatuhkan cincin itu?"
Lirih Jisung menjeda kalimatnya.

"Nuna yg menjatuhkan cincin itu, masinis itu yg memberikan cincinmu padaku dan menyuruhku untuk menyimpannya karna yakin suatu saat nuna akan mencarinya, menurutmu itu bagian dari aku membodohimu?"
"Nuna yg memposting kehilangan cincin di Twitter, menurutmu itu bagian dari aku membodohimu?"
"Kita hanya bertemu untuk mengembalikan cincinmu, tapi nuna yg menjatuhkan ID Cardmu, dan ternyata nuna karyawan di kantor papaku, menurutmu itu juga bagian dari aku membodohimu?"

"Seharusnya nuna tidak pernah menolongku saat orang asing tiba-tiba memukuliku dan membuat sahabatmu menceritakan semua kesedihanmu dan memohon padaku agar bisa membuatmu merasakan kebahagiaan?menurutmu itu bagian dari aku membodohimu juga?"

"Lalu menurutmu aku hanya asal menuduhmu tanpa bukti?" Protes Lisa penuh amarah.

"Bukti? Nuna berbicara tentang kondom itu?" Ucap Jisung menjeda sesaat kalimatnya.
"Aku pergi menemui Mark dan bertanya padanya apa yg harus aku lakukan untuk bisa menahan mu agar tidak pernah pergi dariku saat aku benar putus asa setiap kali perubahan sikapmu kadang menginginkanku tapi mendadak ingin membuangku"
"Dan Mark berbicara tentang sex, aku tidak tau apa hubungannya cinta dengan sex dan kenapa menyampaikan cinta harus dengan sex"
"Mark bilang, saat tubuh menyatu dengan orang yg kita cintai, kita akan menjadi lebih peka terhadap apa yg sedang dirasakan orang yg kita cintai"
"Aku hanya diam...karna aku tidak yakin itu akan berlaku padamu, seorang wanita yg memiliki banyak luka"
"Lalu Mark memberiku kondom itu, satu pack dengan isi 12 pcs utuh dengan segelnya, mungkin nuna tidak menghitung berapa jumlahnya tapi aku yakin nuna ingat saat nuna yg membuka segelnya"
"Aku-tidak-pernah-menyentuhnya" jelas Jisung panjang lebar membuat Lisa bungkam.

"Nuna ingat saat aku pernah melarang nuna untuk HS dengan suamimu itu karna aku takut nuna sakit?" Lirih Jisung kemudian bangkit dari duduknya dan mengambil sesuatu dari lemari brankas nya.

Sebuah amplop coklat besar yg saat dibuka berisi beberapa lembar foto.

"Ini gadis yg dia kenal dari Facebook" ucap Jisung meletakkan beberapa lembar foto di pangkuan Lisa
"Ini gadis yg bekerja di club milik Mark" ucap Jisung meletakkan beberapa lembar foto yg berbeda di pangkuan Lisa
"Dan ini....aku yakin nuna mengenalnya, adik ipar dari adik suamimu" ucap Jisung memberikan beberapa lembar foto lagi di pangkuan Lisa dan semuanya foto suami Lisa sedang bercinta dengan para gadis itu dengan lokasi yg berbeda membuat Lisa tercengang.

Jantungnya berhenti berdetak, nafasnya tercekat melihat semua kenyataan ini.

"Yg nuna lihat hari ini....itu bukan pertama kalinya suamimu meniduri wanita lain tanpa sepengetahuanmu" ucap Jisung membuat Lisa menatapny tidak percaya.

"Bukan...karma untukku?" Lirih Lisa dengan tangan gemetaran.

"Karma? Menurutmu suamimu tidur dengan wanita lain hari ini adalah karma karena nuna pernah tidur denganku?"
"Jadi....seberapa bejat diriku menurut otakmu hmm?" Lirih Jisung dengan suara gemetaran.

"Aku...perlahan mengumpulkan bukti-bukti ini agar bisa nuna bawa ke pengadilan agama dan membebaskanmu dari suami sialan itu, tapi...nuna justru beranggapan aku yg bejat hmm?" Lirih Jisung.

"Aku sakit dan dirawat di rumah sakit satu bulan karna ini, karna aku tidak tau apa salahku hingga tiba-tiba nuna menjauh dari hidupku" lirih Jisung menggulung lengan kirinya dan menunjukkan punggung tangannya yg bekas diinfus bahkan masih ada gelang pasien di tangannya.

"Aku hampir gila karna ini, apa nuna percaya?"
"Tiba-tiba nuna datang, dan aku fikir aku benar gila karna terus berhalusinasi tentangmu hingga nuna menyentuh tanganku"
"Aku....sangat...bahagia..." lirih Jisung meneteskan air mata pertamanya yg tidak mampu lagi dia bendung.

"Tadinya aku fikir...nuna datang karna masih ada cinta untukku"
"Dan aku fikir...aku bisa menjelaskan semuanya padamu hingga membuatmu tak lagi marah padaku"
"Dan...tidak pergi lagi dariku, tapi..."

"Saat nuna membuka semua pakaianmu..."
"Aku baru mengerti....nuna kesini bukan karna rasa cintamu padaku tapi untuk membuktikan bahwa aku....sama bejatnya dengan suamimu, yg hanya berfikir tentang sex"

"Aku baru tau....apapun yg aku ucapkan atau jelaskan padamu selama ini hanya hal percuma  karna pada intinya..."
"Kamu....tidak pernah mempercayaiku" ucap Jisung terisak.

"Bisa tolong jangan seperti ini lagi nuna? Jangan membuatku patah lagi...."
"Aku...tidak sekuat itu...."
"Aku....bisa benar mati jika terus kamu patahkan" Jisung segera berdiri dan membalikkan badan, tidak ingin terlihat semakin pecundang di hadapan Lisa.

"Nuna maaf....aku menyerah...."







🐹🐹🐹

Lanjut besok lagi guys 🫰

Snow (Lalisa-Park Jisung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang