"Sudah pulang Li?"
"Eh....iya oppa..."
"Ada apa?""Nggak...hanya merindukan istriku yg tumben nggak lembur" ucap Junho memeluk Lisa dari arah belakang.
Sebenarnya Lisa juga sangat malas pulang lebih awal hari ini kalau saja sajangnim yg membuatnya lembur beberapa hari ini berkata akan agak libur beberapa hari ke depan karna mengurusi skripsinya.
"Oppa maaf aku lelah...boleh aku beristirahat lebih awal?"
"Mumpung aku tidak lembur, jadi aku ingin beristirahat lebih awal""Tentu saja....relaxs aja Li, biar aku aja yg bergerak" bisik Junho dengan jemari mulai menggerayangi tubuh Lisa.
🐹🐹🐹
Paginya, pagi-pagi sekali Lisa sudah berangkat ke tempat kerja.
Bahkan terkesan terburu-buru meski sesampainya di tempat kerja tidak ada yg Lisa lakukan selain kembali tertidur di atas meja kerjanya.Tentu saja ini masih terlalu pagi, belum waktunya untuk bekerja.
Tapi Lisa hanya ingin keluar dari rumahnya, secepatnya.Hari ini, tepat jam 8pagi Jisung sudah mengabsen satu persatu karyawannya dengan menyapa mereka, enggak...itu hanya gimick.
Jisung hanya ingin melihat satu orang yg dari semalam mengiriminya pesan dan sungguh membuatnya khawatir.
Rasanya ingin berlari dan segera menemuinya kalau saja Jisung tidak ingat harus tetap menjaga kerahasiaan hubungan mereka.
Beberapa langkah sebelum Jisung masuk ke dalam ruangan lantai 7, ponsel Jisung berdering, sebenarnya sangat malas untun menerima panggilan itu, tapi...terkadang informasinya sangat membantu.
Bahkan tidak dipungkiri, malam itu terjadi karna panggilan masuk dari orang ini."Wae?" Tanya Jisung to the point.
"Jadi...kamu doktrin apa istrinya
hingga suaminya sepagi ini
sudah mencariku?""Apa maksudmu?"
"Suaminya datang padaku sepagi ini
hanya untuk mengatakan
istrinya sedang datang bulan,
yakin ini bukan ulahmu?""Apa aku harus menjawab pertanyaanmu?"
"Tidak harus sajangnim,
hanya...akan ku puaskan suaminya
jadi sajangnim bisa memuaskan istrinya, hahahaha"
"Jangan lupa transfer bonusku, oke!""Hmm.."
.........
"Selamat pagi sajangnim...." Ucap salah satu karyawan lantai 7 membuat Lisa yg tadinya menumpu kepalanya diatas meja, terbangun.
Tidak dipungkiri sebenarnya Lisa sedang takut saat ini, takut Jisung akan marah padanya.
Menjelaskan lewat pesan singkat atau telfon mungkin justru akan memperparah keadaan.Karna itu Lisa buru-buru ke kantor hanya untuk menjelaskan secara langsung.
"Jie aku...." Lirih Lisa menatap takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow (Lalisa-Park Jisung)
Fiksi PenggemarJatuh cinta itu nggak salah, tapi kalau jatuh cintanya sama istri orang?