"Pa...." Sapa Lisa saat sampai dirumah mertuanya dan langsung disambut hangat dengan papa mertua.
"Lalisa...kamu sehat Li? Ayo masuk...pasti lelah sekali ya? Kenapa menyetir sendiri? Seoul-Ansan sangat jauh, kenapa tidak naik bus atau kereta saja?" Cerocos ayah mertua Lisa terlihat sangat khawatir pada Lisa.
"Lisa baik kok pa, mama dimana pa?"
"Di kamar Li, hanya bisa berbaring, mengigaunya manggil nama kamu terus"
Inilah yg menjadi point utama kenapa Lisa mau menerima lamaran Junho waktu itu, kedua orang tua Junho sangat baik padanya.
Sangat baik dalam artian sesungguhnya, mereka selalu memperlakukan Lisa seperti putrinya sendiri. Contohnya hari ini, meski sang mama mertua sedang sakit, sang papa mertua menyiapkan hidangan makanan kesukaan Lisa, meski bukan hidangan mewah tapi sangat menyentuh hati Lisa.
"Mama....Lisa datang" lirih Lisa masuk ke dalam kamar mertuanya itu.
"Lalisa...benar itu kamu nak?"
"Astaga....mama sangat merindukanmu, maaf membuatmu jauh-jauh kemari, kamu pasti lelah di perjalanan" dan benar mama mertua Lisa hanya bisa berbaring.Kalau ditanya sakit apa? Sakitnya orang tua.
Junho itu 14 tahun lebih tua dari Lisa, dan dia anak kedua dari paling akhir jadi...kedua orang tua Junho sudah sangat tua, jauh berbeda dengan orang tua Jisung yg masih gaul."Lisa anter ke rumah sakit yuk ma"
"Ini sudah larut malam Li, besok pagi saja"
"Tapi mama sakit..."
"Nggak apa, mama masih bisa menahannya, Lisa istirahat dulu pasti sangat lelah kan"
"Enggak ma...mama harus dibawa ke rumah sakit malam ini juga takut malah semakin parah" kali ini suara Junho yg berucap.
"Istrimu lelah Junho...biarkan dia beristirahat dulu" lirih Mama Junho
"Kan masih bisa beristirahat di rumah sakit nanti daripada terjadi hal buruk pada mama"
"Setidaknya biarkan istrimu makan dulu Junho" lirih mama Junho.
"Kamu laper Li?" Junho menoleh ke arah Lisa dan Lisa hanya menggeleng lemah.
"Lisa belum laper ma, nanti aja cari makan si rumah sakit, sekarang antar mama dulu"
Itulah Lisa, si paling sulit mengungkapkan apa isi hatinya. Akan bilang iya meski hatinya bilang enggak. Dan akan bilang nggak laper meski cacing di perutnya sudah berontak.
"Kalau ini Jisung, dia pasti akan maksa untuk makan dulu baru melakukan hal lain" lirih Lisa dalam hati yg menyetir mobil dengan gemetaran karna menahan lapar.
Sesampainya di rumah sakit, mama mertua Lisa langsung diperiksa dokter dan karena sempat sesak nafas, jadi sempat diberi bantuan oksigen dan dianjurkan untuk menginap malam ini.
Lisa saat duduk di sebuah kursi yg berada di sebelah ranjang tempat tidur mama mertuanya yg sedang di opname.
Dan tentang makan malam yg Lisa fikirkan tadi akan ada begitu mama mertuanya ditangani dokter ternyata hanya fiktif belaka.
Lisa hanya bisa duduk meringkuk di kursi menggenggam tangan mama mertuanya dan tertidur sembari menahan lapar.
"Lalisa..." lirih mama mertua Lisa
"Ya ma?"
"Maafkan mama ya Li....maaf mama lebih sering menyusahkan Lisa daripada membuat Lisa bahagia, maaf juga karna anak-anak mama sering merepotkan Lisa"
"Mama mohon dengan sangat maafkan mama Lisa....mama takut Tuhan lebih dulu mengambil nyawa mama sebelum mama sempat meminta maaf padamu"

KAMU SEDANG MEMBACA
Snow (Lalisa-Park Jisung)
FanfictionJatuh cinta itu nggak salah, tapi kalau jatuh cintanya sama istri orang?