Found

234 49 8
                                        

"Yg jelas mereka masih di negara ini, di Korea"
"Tapi mungkin sudah berganti identitas"

.........

Lisa duduk bersandar pada dinding kamarnya, beralaskan lantai yg dingin, sembari mengelus perutnya yg terus saja berbunyi, menatap sendu cahaya yg datang dari arah jendela kamarnya.

Jangan dibayangkan ada cahaya matahari terik dengan pemandangan indah dan udara sejuk yg ada di balik jendela kamar Lisa.
Karna entah sudah berapa lama sejak Lisa berada disini, Lisa tak lagi bisa melihat lingkungan luar bahkan untuk melihat sinar matahari pun Lisa hanya bisa melihat bias cahaya matahari yg menyelusup melalui celah kecil jendelanya.

Ya....semua jendela kamarnya telah di tutup teralis besi beralaskan papan yg menutup full jendela kamar Lisa.

Dengan pintu kamar yg selalu terkunci rapat dari luar oleh Junho menjadikan Lisa tahanan di rumahnya sendiri.













Harus menjadi Lalisa yg penurut kalau tidak ingin menahan lapar untuk nya dan bayi di perutnya ini untuk sehari ke depan.
Karna nyatanya efek kemarin lusa Lisa membangkang, seharian kemarin tak ada satu porsi makanan pun untuknya.

Gila memang....
Seorang wanita yg sedang mengandung, makan dengan porsi normal saja terkadang masih sering kelaparan apalagi tanpa makan dan minum sama sekali dalam durasi seharian.

Lemas, dehidrasi tinggi, Lisa mulai merasa linglung setelah seharian kemarin gemetaran.

Bukankah ini namanya pembunuhan berencana?
Harusnya langsung ditembak mati mungkin itu lebih baik daripada merasa tersiksa setiap detiknya.

"Mereka bahkan tidak mencarimu"

Kembali teringat ucapan sinis Junho tentang keluarga Park.

"Aku lebih percaya mereka belum menemukan ku, karna mereka pasti mencariku"
"Tapi.....mereka yg mana?" Lirih Lisa tersenyum getir memikirkan apakah orang yg dia harapkan benar sedang mencarinya atau justru....melupakannya.

......

"Aku fikir kamu belum bangun Li" ucap Junho membuka kunci pintu kamar dengan membawa satu nampan makanan.

"Jika saat kamu masuk aku belum bangun, itu artinya aku tidak akan pernah bangun lagi" lirih Lisa.

"Jangan....jangan mati dan jangan membantahku lagi, aku janji akan menjadi orang baik asal kamu tidak membantahku" lirih Junho berlutut di hadapan Lisa.

"Aku lapar" lirih Lisa bahkan hingga meneteskan air matanya yg langsung mengambil nampan berisi makanan dari tangan Junho.

"Pelan-pelan Li....kamj bisa tersedak jika makan terlalu terburu-buru seperti itu"

"Aku takut kamu akan mengambilnya sebelum aku menghabiskannya" lirih Lisa dengan pipi menggembung penuh makanan jangan lupa dengan air mata menetes yg mungkin membuat rasa makanan nya menjadi asin.

"Aku tidak akan membuatmu kelaparan lagi asal kamu kembali menjadi anak baik" ucap Junho penuh penekanan dan Lisa hanya mengangguk tanpa menjawab.

Junho diam, menatap lekat Lisa yg sibuk sendiri dengan makanannya.

"Kamu nggak takut aku meracuni mu Li?"

Snow (Lalisa-Park Jisung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang