LA Night +

414 44 7
                                    

"Sudah?" Tanya Jisung melihat Lisa keluar dari kamar mandi dengan rambut yg masih basah, dan Lisa hanya mengangguk kecil.

"Kamu tidak mandi? Tubuhmu juga kotor terkena darah orang itu"

"Hmm....aku akan membersihkan diri, beristirahatlah...." Ucap Jisung sesaat sebelum menghilang dibalik pintu kamar mandi.





.........

"Sedang apa?" Tanya Jisung setelah mandi dan penasaran dengan apa yg sedang Lisa lakukan

"Teh Chamomile bisa membuat hati dan fikiran tenang" ucap Lisa menyodorkan secangkir teh ke arah Jisung

"Seharusnya aku yg membuatkan teh untukmu agar hati dan fikiran mu tenang Li" Jisung terkekeh dan menerima teh buatan Lisa.
"Thanks....."

"Hati dan fikiranku sedang sangat tenang Jie.."
"Rambutmu basah....aku bantu mengeringkan" ucap Lisa menuntun Jisung untuk duduk pada sebuah kursi untuk kemudian membantu mengeringkan rambut Jisung dengan sebuah Hair dryer.

"Sebenarnya aku tidak merasakan apapun...." Lirih Lisa
"Justru aku merasa kelegaan di dalam hatiku"
"Seharusnya kulakukan dari dulu"

"Dari dulu?" Tanya Jisung

"Ya...membunuh orang itu...." Lirih Lisa dengan tatapan kosong.

"Maksudmu....suamimu?"

"Mantan suami..." lirih Lisa beralih menatap Jisung

"Kapanpun kamu perlu bantuan untuk menghabisi nya, katakan saja..."

"Kalau begitu aku pinjam belatinya...." Lisa menatap serius ke arah Jisung

"Iya...nanti ya...nanti aku temani kamu saat ingin menghabisinya tapi tidak boleh sendirian, janji ya..." lirih Jisung memeluk pinggang Lisa yg berdiri di hadapannya.

"Aku fikir suami sinting hanya orang itu, tapi ternyata banyak diluaran sana" lirih Lisa

"Tapi suami baik juga ada...contohnya papaku"

"Itu yg disebut ada pelangi setelah badai, ada Mr Park untuk mama Wendy setelah suami sinting nya terdahulu"

"Dan aku yg akan menjadi pelangi mu..." lirih Jisung tersenyum, dan entah keberanian darimana yg merasuki Lisa hingga bisa mendudukkan diri di pangkuan Jisung dan menempelkan bibirnya pada bibir Jisung.

"Aku tagih janjinya" bisik Lisa yg hendak kembali berdiri tapi di tahan Jisung

"Kenapa berhenti?" Bisik Jisung menahan pinggang Lisa untuk tetap duduk di pangkuannya.

"Takut nanti justru susah berhenti" bisik Lisa

"Kalau begitu jangan berhenti" bisik balik Jisung dengan smirknya dan mulai berbalik melumat bibir Lisa.

Awalnya lumatan lembut dan berubah menjadi lumatan posesif yg bahkan menahan tengkuk Lisa untuk memperdalam ciuman nya.

Lisa yg merasa mulai kehabisan oksigen berusaha mendorong tubuh Jisung untuk menjauh tapi nihil, Jisung justru semakin merapatkan tubuh Lisa padanya hingga membuat Lisa bergerak gelisah di pangkuan Jisung.

"Jangan terlalu banyak bergerak baby....kamu bisa membangunkan sesuatu di bawah sana" bisik Jisung

"Kamu hampir membunuhku dengan membuatku susah bernafas Jie" protes Lisa

"Cobalah bernafas dari bibirku beibh..."

"Hmm?" Lisa menatap bingung ke arah Jisung

Snow (Lalisa-Park Jisung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang