"Nuna....maaf..."
"Seharusnya masih keburu" ucap Jisung sembari melihat jam yg melingkar di tangannya saat mereka berdua berada dalam taxi yg menuju ke bandara"Harusnya sampai bandara itu berapa jam sebelum keberangkatan?" Tanya Lisa yg memang tidak tau peraturan tentang menaiki pesawat terbang.
"Lebih amannya tiga jam sebelum sih, tapi sampai 30 menit sebelum keberangkatan masih aman kok, serius" ucap Jisung lagi-lagi menatap jam di tangannya sembari mengetuk-ketukan jemarinya dan melihat sekeliling jalanan Osaka yg....macet.
"Masih jauh?" Tanya Lisa
"Tinggal muter di Bunderan itu sih nuna" jelas Jisung yg ternyata taxi yg mereka naiki stuck karna macet.
"Mau jalan kaki aja?" Celetuk Lisa membuat Jisung menoleh.
"Lebih tepatnya lari sih...." Jisung menggaruk tengkuk nya yg tak gatal.
"Yaudah ayok...."
...........
"Maaf....membuat nuna olahraga malam" ucap Jisung terkekeh sembari terengah-engah.
"It's okey....menyenangkan juga meskipun... jadi susah nafas" Lisa yg juga terengah-engah
"Untung tadi sudah sempat check in online, jadi hanya tinggal print out boarding pass"
......
"Maaf....ini kenapa seat numbernya tidak berurutan ya?" Protes Jisung kepada staff bandara.
"Baik, akan saya croscheck"
"Maaf pak, ini karena waktu check in anda" jelas staff bandara."Tapi saya check in online" protes Jisung
"Betul pak, tapi sebelum anda, penumpang lain juga banyak yg check in via online"
"Tapi saya penumpang Bisnis class, apa tidak ada kebijakan lain? Setidaknya...lihat...bahkan seat number nya sangat jauh" Jisung masih mode kesal.
"Maaf pak...tidak bisa, penumpang bisnis class yg lain check in lebih dulu dari anda"
"Begini...saya akan bayar berapapun, saya tidak mungkin bisa duduk berjauhan dari istri saya" ucap Jisung menunjuk ke arah Lisa, dan staff bandara melihat sebentar ke arah Lisa kemudian mencoba menelfon ke bagian lain.
"Maaf pak, tapi penumpang yg lain tidak ada yg bersedia tukar seat number".....
Jisung berjalan ke arah Lisa dengan raut wajah sangat kesalnya, dan berkali-kali menghela nafas berat.
"Kenapa?" Tanya Lisa mengerti Jisung sedang tidak baik-baik saja meskipun Lisa tidak tau apa yg Jisung bicarakan dengan staf bandara.
"Seat number kita...berjauhan" lirih Jisung
"Oh...it's okey, bukan masalah besar" lirih Lisa mengusap lengan Jisung mencoba menenangkan Jisung.
"Semoga yg duduk di sebelah nuna bukan seorang pria"
.........
Tapi harapan Jisung hanya tinggal harapan, nyatanya Lisa duduk di seat menempel di jendela dengan seorang pria tua berkepala botak dengan perut buncit dan senyum mesum duduk di sebelah Lisa.
"Maaf...pak, bisakah kita bertukar tempat duduk?" Jisung masih mode usaha
"Aku duduk disitu" ucap Jisung menunjuk ke tempat duduknya."Aku tidak tertarik"
"Sialan banget nih tua Bangka" gerutu Jisung
"Maaf pak....ini istri saya, saya tidak mungkin bisa berjauhan dengan istri saya""Dipangku aja kalau tidak mau jauh!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Snow (Lalisa-Park Jisung)
FanficJatuh cinta itu nggak salah, tapi kalau jatuh cintanya sama istri orang?