Chapter 14

14 6 0
                                    

/Kringggg

"Ya?" Kata Hyunjin begitu mengangkat panggilannya.

Pria itu menatap Sia yang tampak salah tingkah setelah apa yang mereka lakukan tadi.

Sia kemudian berdiri dengan canggung dan memakai blazernya yang sempat dia lepas sebelum melukis.

Hyunjin masih setia mengamati apa yang gadis-nya lakukan. Dia tersenyum melihat rona merah di wajah kekasihnya hingga mengabaikan panggilan yang terhubung itu.

"Ah- I-Iya bun?"

"Ya. Aku baik-baik saja."

"Apa? Menjemput ke Jepang?"

"Tidak! Aku tidak bisa. Dan aku tidak mau." Kata Hyunjin sambil masih menatap Sia yang tampak menoleh karena percakapan Hyunjin dan bunda-nya.

"Ada orang yang akan aku rindukan jika sehari tidak bertemu. Jadi― aku menolak percakapan tentang perjodohan itu." Tegas Hyunjin yang membuat Sia semakin terkejut.

Perjodohan? Bunda Hyunjin menjodohkan Hyunjin dengan seseorang di Jepang? Kenapa? Pikiran buruk Sia mulai menguasai.

Gadis itu menatap cemas pada Hyunjin. Kakinya mulai mengetuk lantai dan tidak bisa berhenti. Sia lalu menggigit bibir bawahnya― menahan diri untuk tidak langsung menanyakan apa yang Hyunjin maksud.

Hyunjin di jodohkan? Sejak kapan? Mengapa dia— Batin si gadis sambil meremas tangannya yang terasa dingin dan begitu berkeringat.

Si pria semakin tersenyum melihat ekspresi dan sikap sang kekasih.

Gadisnya yang gelisah mendengar dirinya akan dijodohkan, membuat Hyunjin ingin mengerjai kekasihnya terus menerus.

Namun—

"Aku sedang bersama dengan kekasihku bun dan aku suka sekali melihat ekspresinya saat ini. Dia— tampak menggemaskan karena candaanku." Kata Hyunjin yang tersenyum sambil menarik tangan Sia, mendekatkan tubuh kekasihnya dan menggenggam tangannya.

Sia yang tadinya menatap Hyunjin dengan cemas berubah menjadi kesal karena perkataan sang kekasih.

Apa? Dia bercanda? Padahal aku sudah hampir patah hati mendengar dia sudah dijodohkan! Batin Sia cemberut meski membiarkan Hyunjin menggenggam tangannya semakin erat.

"Akan aku mengenalkannya saat bunda tiba di Korea nanti." Janji Hyunjin.

"Sekarang— aku akan menenangkannya dulu." Ucap kekasih Sia sambil mengelus puncak kepala si gadis.

"Baik bun. Selamat malam." Pria itu lalu memutuskan panggilannya dengan sang bunda dan tersenyum usil menatap gadisnya.

Hyunjin menarik tubuh Sia dalam pelukannya, menepuk punggung si gadis yang sedari tadi menatapnya dengan pandangan kesal.

"Maaf, Sia― aku hanya bercanda."

"Bunda memintaku menyusul ke Jepang. Dan aku lelah jika harus bertemu anak-anak relasi ayah dan bunda. Mereka pasti akan meminta nomorku atau terkadang langsung mengajakku pacaran." Jelas Hyunjin yang membuat Sia mengangguk dalam pelukannya.

"Jangan marah ya." Pinta Hyunjin lembut.

Sia mengangguk lagi.

"Sungguh?" Tanya Hyunjin melepas pelukannya dan menatap Sia.

Sia mengangguk lagi.

"Tapi aku masih kesal."

"Kamu hampir membuatku menangis dan patah hati." Kata Sia jujur membuat Hyunjin tertawa keras.

"Jangan tertawa Hwang!" Kesal Sia sambil menutup mulut Hyunjin dengan telapak tangannya.

Hyunjin mengangguk meski masih tertawa dan menarik Sia lagi dalam pelukannya.

Love UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang