Chapter 21

4 6 0
                                    

Disisi lain, Sia sedang mengemudi ke bandara.

Gadis itu menjemput mamanya yang datang sendiri dari Australia, karena papanya masih ada jadwal rapat hingga dua hari ke depan. Sedangkan lusa, kakek nenek Sia dan juga beberapa kerabatnya sudah akan datang ke rumahnya. Jadi mama si gadis buru-buru pulang sendiri untuk mempersiapkan kedatangan keluarga besarnya.

Sebenarnya hari itu sudah Sia persiapkan lama. Setelah kelas selesai, dia akan menjemput mamanya ke bandara dan menemani berbelanja keperluan untuk acara keluarga.

Selama hampir sebulan ini, Sia belum sempat mengunjungi rumah Hyunjin. Tugas kuliah mereka dan beberapa urusan dirumah Sia memaksa si gadis untuk harus segera pulang ke rumah. Karena itu, Sia dan Hyunjin hanya bisa memanfaatkan waktu saat mereka di kampus.

Mereka juga tidak bisa berkencan di akhir pekan. Karena banyak sekali lagi kejadian mendadak yang membuat mereka terpaksa membatalkan rencana mereka. Sia menahan diri untuk tidak berlama-lama bermesraan dengan kekasihnya meski dia sangat ingin melakukannya.

Namun kedatangan gadis asing yang memeluk dan bicara sembarang tentang cinta pertamanya membuatnya panik. Dia sangat ingin berlama-lama di rumah Hyunjin untuk memastikan keberadaan gadis itu.

Kenapa Hyunjin belum menelepon? Apakah dia sedang bersama gadis genit itu? Pikir Sia.

Tanpa menunggu lama, dia menekan tombol dial angka 8 dan langsung terhubung ke kontak kekasihnya.

Memanggil My Prince...

Hyunjin masih menatap layar ponselnya beberapa kali. Mencoba memikirkan mana baiknya antara menghubungi Sia dan mengatakan yang sebenarnya atau membiarkan gadisnya tidak tahu apa-apa untuk sementara waktu ini.

Namun―

Panggilan masuk 🖤🤍...

Ponsel Hyunjin berdering.

Layarnya menampilkan kontak tanpa nama. Hanya tertera dua emoji hati berwarna hitam dan putih yang Hyunjin simpan sebagai kontak Yoon Sia, kekasihnya. Sebagai tanda cinta yang murni dan dalam.

"Hyun? Bagaimana?" Tanya Sia begitu panggilannya tersambung.

"Kamu sudah dibandara?" Tanya Hyunjin balik. Menghindari pertanyaan Sia tentang Giselle.

"Belum. Masih perjalanan." Jawab Sia tersenyum.

"Hy―" Saat Sia akan bertanya lagi, Hyunjin kembali bertanya.

"Sia― mau menemaniku menatap langit?" Tanya Hyunjin lagi.

"Menatap langit?" Tanya Sia bingung.

"Hm."

"Kita ditempat berbeda. Tapi dari tempatku dan dari mobilmu, kita bisa menikmati langit yang sama." Jawab Hyunjin setenang mungkin.

Sia tersenyum mendengar jawaban kekasihnya, "Kamu sedang menatap langit?" Tanya Sia lagi.

"Iya." Jawab Hyunjin sambil berjalan keluar kamarnya menuju studio lukisnya.

Pria itu berjalan ke sudut jendela dan membuka jendela besarnya. Hyunjin sengaja tidak ke balkon sebab menghindari Giselle yang kamarnya lebih dekat dengan balkon lantai dua rumahnya.

"Kamu dimana?" Tanya Sia ingin tahu.

"Studio lukis." Jawab Hyunjin sambil menatap langit.

" Jawab Hyunjin sambil menatap langit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang