Sia sedang berada di taman bersama teman-temannya ketika dia melihat siluet Hyunjin keluar dari sebuah mobil yang tampak asing untuknya.
"Sebentar- aku akan menemui kekasihku." Ucapnya saat memastikan sosok pria tampan yang baru keluar dari mobil itu adalah sang cinta pertama.
"Hyunjin?"
"Dimana?"
"Itu disana, baru keluar dari mobil merah." Kata Sia yang sudah berdiri, bersiap mendekat ke arah Hyunjin yang masih belum menyadari kehadirannya.
Gadis itu agak berlari, meninggalkan teman-temannya. Sia tampak bersemangat, dia berniat akan mengejutkan Hyunjin-nya.
Namun langkah kakinya terhenti saat dari kursi pengemudi mobil tersebut, juga turun seorang gadis yang tersenyum bangga. Lalu tanpa diduga, gadis itu langsung memeluk Hyunjin dengan erat dan menyandarkan kepalanya didada kekasihnya.
DEG
Kaki Sia terasa kaku karena terkejut melihat apa yang ada di hadapannya saat ini.
Gadis itu- Giselle.
Gadis yang kemarin mengaku sebagai calon istri kekasihnya, Hyunjin.
Gadis yang sejak kedatangannya kemarin siang membuat hati Sia berdenyut nyeri.
Kenapa mereka bisa bersama? Apakah benar semalam dia berada di rumah Hyunjin? Kenapa dia tampak sudah terbiasa memeluk kekasihnya seperti itu? Pikiran kalut Sia mulai membuat ujung jarinya terasa kebas.
Air matanya menetes tanpa bisa dicegah. Bisikan teman-temannya dan beberapa orang di sekitarnya membuat Sia dengan cepat menghapus air matanya dan kembali melangkah mendekat ke Hyunjin, dengan perlahan.
Hyunjin tampak berusaha melepas pelukan Giselle. Dia tidak suka dengan yang dilakukan gadis itu padanya. Padahal selama perjalanan dia sudah bersikap acuh padanya, namun gadis itu tetap melakukan apapun yang dia mau.
Giselle berjanji hanya meminta Hyunjin menemaninya dan menunjukkan sekolah musiknya. Tapi setelah selesai, Giselle bersikeras mengantar Hyunjin ke kampusnya- hanya ingin mengantar katanya. Tidak keluar dari mobil apalagi memeluk seperti ini.
"Giselle! Lepaskan." Bisik Hyunjin tegas.
"Aku sangat menyukai aroma tubuhmu, Hyun!" Jawab si gadis semakin mengeratkan pelukannya.
Hyunjin gugup karena tidak suka skinship di tempat umum. Apalagi sekarang dia merasa semua orang melihat ke arahnya. Bagaimana jika Sia melihat? Bagaimana jika Sia salah paham? Dirinya saja selalu melarang Sia melakukan skinship seperti ini. Tapi gadis ini-
"Giselle- Lepas!" Ucap Hyunjin dengan nada agak tinggi.
"Jika kamu mencium keningku, aku akan melepaskanmu." Kata Giselle memaksa lagi.
Hyunjin menyadari, gadis ini memang berbahaya. Sama dengan apa yang dikatakan ayahnya.
"Tidak! Lepaskan Giselle, atau aku-" Tepat saat itu, Hyunjin melihat Sia berjalan mendekat ke arahnya.
DEG
Sia berjalan cepat menghampiri Hyunjin saat matanya bertemu tatap dengan mata kekasihnya. Kekasih Hyunjin itu memasang wajah tenang dengan seulas senyum menghiasi wajah manisnya, meski itu semuanya adalah keterpaksaan.
"Sayang~~" Panggil mesra Sia dengan nada lembut menahan amarahnya.
Dia tidak ingin semua orang yang saat ini menatap mereka, berpikir Hyunjin menduakannya atau berpikir mereka sudah putus.
Giselle melepas pelukannya begitu mendengar suara Sia. Dia bermaksud ingin menoleh ke gadis itu dan memeluk tubuh Hyunjin-nya di depan Sia. Dia ingin melihat wajah cemburu dan marah gadis itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Untold
FanfictionDi depan orang yang mencintaiku, aku bahkan tidak bisa mengatakan bahwa aku mencintainya Itu menyakitkan Aku tak tahu seperti ini adanya Karena jantungku yang berdebar kencang di hadapanmu Itu membuatku ingin menghela nafas tanpa alasan Air mata yan...