Sia akan bertunangan? Dengan siapa? Kenapa sangat tiba-tiba? Bagaimana dengan aku? Di saat aku sudah sangat bergantung padanya― Di saat hati dan pikiranku hanya ada Yoon Sia―
Gadis yang sedang ditatap Hyunjin dengan ekspresi gelisah dan gugup itu kemudian tersenyum.
"Dia— calon tunangan saya kak." Jawab Sia menggandeng lengan Hyunjin yang tampak terkejut itu.
Si pria yang masih memegang bunga itu mengangguk dan tersenyum canggung lalu melangkah pergi meninggalkan Sia, Hyunjin dan juga kerumunan yang sejak tadi masih melihat kejadian itu.
Tatapan mata Hyunjin tidak lepas menatap gadisnya meski saat ini Sia sudah mengalihkan pandangannya, melepas gandengan tangannya di lengan Hyunjin dan senyum manisnya pun memudar seketika.
"Sia―? Kita akan bertunangan?" Tanya Hyunjin saat orang-orang di sekeliling mereka sudah mulai bubar.
"Kamu tidak mau?" Sia balik bertanya dengan nada tenang.
"Bu- bukan begitu. Hanya saja—" Hyunjin gelagapan dengan pertanyaan Sia.
Hanya saja aku belum yakin― aku belum yakin bisa membuatmu bahagia, setelah pertengkaran kita malam itu, salah paham yang selalu terjadi diantara kita, ketidak-sanggupanku mengungkapkan perasaanku, semuanya. Aku masih belum yakin pada diriku sendiri. Jawab Hyunjin dalam hati.
Sia menatap Hyunjin dengan ekspresi yang tidak bisa Hyunjin uraikan. Ada rasa rindu yang pria itu rasakan, tapi sorot mata Sia juga menunjukkan kesedihan dan ketakutan. Apa yang sebenarnya terjadi sembilan hari ini Sia? Apa kamu baik-baik saja? Batin Hyunjin.
Langkah kaki Hyunjin mendekat, dia ingin merengkuh tubuh kecil pacar pertamanya itu, memberi ketenangan dan kenyamanan yang juga selalu Hyunjin rasakan saat dengan Sia-nya. Namun―
"YAH~! Sia! Hyunjin!" Panggil salah satu teman pria sekelas mereka.
Dia berada diantara kerumunan yang membubarkan diri. Banyak yang ingin tahu kebenaran hubungan Sia dan Hyunjin, namun mereka memilih pergi meninggalkan Sia dan Hyunjin yang tampak canggung itu. Tapi pria yang selalu ingin tahu dengan kejadian di kampusnya― terutama dengan hubungan Sia dan Hyunjin malah berlari menuju pasangan idaman kampus itu.
"Sejak kapan-hh― Sejak kapan kalian resmi berpacaran dan bahkan kalian akan bertunangan?" Tanya teman Sia dan Hyunjin yang mendekat ke arah mereka dengan nafas tersengal-sengal itu.
Sia hanya tersenyum pada pria itu dan tidak menjawab.
"Apa-hh itu tadi hanya-hh kebohongan, Sia?" Pria itu mendesak Sia untuk menjawab pertanyaannya namun gadis itu malah melihat ke arah Hyunjin.
"Hyun― Kamu sungguh menerima pernyataan Sia?" Tanya teman itu lagi pada Hyunjin.
"Kami sungguh berpacaran. Sudah se―" Jawab Hyunjin terpotong.
"Kenapa? Apa karena waktu itu aku mengatakan padamu bahwa aku sangat menyukai Sia?" Pria itu seakan memastikan jawaban Hyunjin.
"Apa karena kamu sadar banyak pria yang juga menyukai Sia? Yang akan mengejarnya meski dia berkali-kali menolak mereka?" Tanya teman itu seakan tidak percaya Hyunjin menerima perasaan Sia.
Sia terkejut dengan apa yang dikatakan pria yang beberapa kali mengajaknya kencan itu.
Jadi― karena itukah Hyunjin menerimaku waktu itu? Karena dia tidak ingin aku dimiliki orang lain? Padahal sebenarnya dia tidak pernah sungguh-sungguh menginginkan aku? Batin Sia masih menatap Hyunjin.
Gadis itu juga menunggu jawaban Hyunjin, penasaran dengan apa yang akan di berikan sang cinta pertama-nya dengan perasaan gugup.
"Bukan! Bukan karena itu. Aku menerima Sia karena― karena aku menyukainya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Untold
FanfictionDi depan orang yang mencintaiku, aku bahkan tidak bisa mengatakan bahwa aku mencintainya Itu menyakitkan Aku tak tahu seperti ini adanya Karena jantungku yang berdebar kencang di hadapanmu Itu membuatku ingin menghela nafas tanpa alasan Air mata yan...