Seharian ini Sia tampak begitu ceria dan bersemangat. Dia tidak sabar mata kuliah terakhirnya hari ini akan berakhir.
Setelah menemui profesornya untuk mendaftar lomba melukis yang ditawarkan profesornya tadi, Sia semakin bersemangat menyelesaikan kuliahnya hari ini.
Dia ingin segera mempersiapkan diri untuk lombanya. Dan juga menghabiskan sisa harinya bersama dengan Hyunjin.
Sia menatap jam di ponselnya lagi. Jarinya mengetuk meja beberapa kali. Senyum yang kadang mengembang itu, kadang pudar karena lelah menunggu jam pulangnya.
"Kenapa 20 menit lama sekali?!" Gumam Sia sambil cemberut.
Hyunjin memperhatikan gadis yang duduk di seberangnya itu. Pria itu menahan senyum melihat gadis yang sejak ajakannya tadi, tampak begitu gelisah dan terus menggerutu sambil melihat ponselnya. Sepertinya Sia terus menerus memperhatikan jam yang ada di ponselnya itu.
Hyunjin melihat jam di tangannya. Saat ini sudah pukul 14.21. Itu artinya kurang dari 20 menit lagi mereka akan pulang―bersama. Ke rumahnya dengan ajakan Hyunjin sendiri.
Sia adalah orang pertama yang akan pergi ke rumah Hyunjin sebagai teman yang diajak Hyunjin.
Sebenarnya Hyunjin sendiri tidak mengerti kenapa dia mengajak Sia ke rumahnya. Apa karena Hyunjin tidak nyaman jika akan berdua dengan seorang gadis di tempat ramai? Atau Hyunjin benar-benar hanya ingin fokus belajar melukis dari Sia? Atau― Hyunjin sudah mulai nyaman berada didekat gadis itu sehingga dengan berani mengajak seorang gadis yang bahkan tidak terlalu dikenalnya itu ke rumahnya? Hyunjin bingung dengan dirinya sendiri.
Tanpa Hyunjin sadari dia tersenyum sambil menatap lurus ke Sia yang saat itu juga mulai menyadari tatapan Hyunjin padanya.
Hyunjin segera memalingkan wajah seolah kembali fokus akan materi yang dijelaskan dosennya. Namun dadanya berdetak lebih cepat. Entah karena tatapan lembut dan senyum manis Sia yang baru saja menatapnya, atau karena ketakutan setelah ketahuan melihat ke arah Sia, gadis yang sudah dua kali menyatakan perasaannya dan mengajaknya pacaran di depan teman-teman mereka.
Yang pasti detak cepat itu membuat Hyunjin merasa tidak tenang namun― entah mengapa dia juga merasa nyaman. Dia berusaha segera membuyarkan pikirannya tentang gadis itu.
Sia― sepertinya kamu mulai mempengaruhi pikiranku. Batin Hyunjin berusaha mengenyahkan pikirannya tentang Sia.
Tanpa Hyunjin sadari, gadis itu tersenyum kecil menyadari jika pria yang dia sukai itu terus menatapnya sejak beberapa waktu yang lalu. Bahkan Hyunjin tersenyum saat menatap ke arahnya. Membuatnya semakin berdebar― Semakin bersemangat pulang bersama dengan Hyunjin― Semakin tidak sabar ingin mengakhiri jam mata kuliah terakhirnya ini.
***
Akhirnya kelas pun diakhiri dengan tugas menginterpretasikan lukisan beberapa pelukis terkenal yang akan mengadakan pameran di Hyundai gallery dari besok hingga empat hari kedepan. Mereka diminta menjelaskan makna salah satu lukisan pilihan mereka, menurut interpretasi mereka sendiri, lalu kemudian mereka diminta melukis sesuatu yang terinspirasi dari lukisan yang mereka pilih tersebut.
Beberapa mahasiswa tampak mengeluh karena tugas minggu ini sudah menumpuk. Dan masih ditambah harus mengunjungi galeri serta tugas menginterpretasikan yang diberikan profesornya tersebut.
Namun Sia berbeda.
Gadis itu tampak bersemangat dengan tugas yang diberikan profesornya. Sia tidak berhenti tersenyum memikirkan betapa bahagianya dia akan melihat hasil karya pelukis-pelukis lain. Bahkan dia diberi tugas untuk melukis yang terinspirasi dari lukisan yang dia pilih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Untold
FanfictionDi depan orang yang mencintaiku, aku bahkan tidak bisa mengatakan bahwa aku mencintainya Itu menyakitkan Aku tak tahu seperti ini adanya Karena jantungku yang berdebar kencang di hadapanmu Itu membuatku ingin menghela nafas tanpa alasan Air mata yan...