"Hwang Hyunjin. Jadilah pacarku!" Ungkap Sia di taman saat Hyunjin sedang berbincang bersama teman-temannya.
Hyunjin terkejut karena tiba-tiba Sia sudah berada di dekatnya.
Darimana gadis ini muncul? Apa dia tidak melihat dimana dan bagaimana situasi saat ini? Bagaimana bisa dia menyatakan lagi perasaannya dengan lantang di depan semua orang? LAGI? Batin Hyunjin.
Teman-temannya berseru melihat tingkah Sia yang jujur sekali. Sekali lagi Sia mengungkapkan perasaannya pada Hyunjin― di depan teman-teman si pria.
"Bagaimana, Hyun?" Tanya Sia tersenyum sambil menatap Hyunjin.
"Bisakah kamu melihat situasi dulu sebelum mengatakannya?" Kata Hyunjin malu dan kesal.
"Kami duluan ya." Pamit teman-teman si pria pada Sia dan Hyunjin.
"Terima kasih." Balas Sia tersenyum ramah pada teman-teman Hyunjin.
Sedangkan Hyunjin menatap teman-temannya seolah tidak ingin ditinggalkan berdua dengan Sia. Namun teman-temannya malah tertawa.
Teman-teman Hyunjin memilih menjauh seakan memberi Hyunjin dan Sia kesempatan untuk berbicara berdua.
Sia duduk disamping Hyunjin yang sejak mengobrol dengan teman-temannya tadi duduk di kursi taman kampus.
"Jadi―?" Tanya Sia masih penasaran dengan jawaban apa yang akan dikatakan Hyunjin.
"Tidak Yoon Sia." Tegas Hyunjin.
Sia menunduk tampak kecewa.
"Baiklah tinggal satu kesempatan lagi." Gumam Sia sambil menghembuskan nafasnya kasar.
Hyunjin menatap penasaran pada gadis disampingnya ini.
"Kenapa kamu menyukaiku?" Tanya Hyunjin tiba-tiba.
Sia tersenyum mendengar Hyunjin bertanya padanya.
Sia menoleh menatap Hyunjin.
"Hnm, karena kamu tampan." Jawab Sia bersemangat.
Hyunjin memicingkan matanya mendengar jawaban Sia.
"Hanya karena penampilan?" Tanya Hyunjin lagi. Dia tampak kecewa dengan jawaban Sia.
Sia tersenyum menatap Hyunjin dengan reaksi kecewanya.
"Sebenarnya bukan." Kata Sia lalu menunduk.
Sia terdiam sesaat sebelum melanjutkan.
"Kamu tampak acuh tapi sebenarnya hatimu hangat."
"Awalnya― aku menyukai lukisanmu. Semua lukisanmu memiliki warna dan suasana yang berbeda. Tapi semakin aku melihatnya, aku semakin penasaran dengan pelukisnya― denganmu. Apa yang kamu pikirkan saat melukis ini, apa yang kamu khawatirkan, apa yang kamu rasakan dan lama kelamaan― itu membuatku semakin menyukaimu juga." Terang Sia.
Hyunjin tampak malu mendengar jawaban Sia. Gadis ini apa selalu seterbuka ini? Dia tidak bisa menutupi apa yang dia rasakan. Dia juga tidak berusaha menyaring apa yang akan dia katakan. Batin Hyunjin tanpa sadar menatap dan tersenyum pada Sia.
"Aku menarik, kan?" Tanya Sia dengan pandangan usil.
"Tidak!" Jawab Hyunjin gugup dan mengalihkan wajahnya dari Sia.
Sia hanya menganggukkan kepalanya dan manahan senyumnya.
"Ayo ke kelas. Sebentar lagi jam masuk mata kuliah berikutnya." Ajak Sia bersemangat. Hyunjin melihat jam tangannya. Kemudian mengangguk.
Sia senang sekali, Hyunjin mau menerima ajakannya ke kelas bersama.
Mereka berjalan beriringan menuju kelas. Sesekali Sia melontarkan lelucon agar ada bahan pembicaraan untuk mereka. Yang kadang ditanggapi acuh oleh Hyunjin. Namun ada beberapa yang membuat Hyunjin menahan tawanya dan membuatnya tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Untold
FanficDi depan orang yang mencintaiku, aku bahkan tidak bisa mengatakan bahwa aku mencintainya Itu menyakitkan Aku tak tahu seperti ini adanya Karena jantungku yang berdebar kencang di hadapanmu Itu membuatku ingin menghela nafas tanpa alasan Air mata yan...