"sini kamu" Zulfikar menggeret tangan Bunga dengan kasar. lalu membawa nya ke bagian rumah sakit yang di rasa cukup sepi.
"apasih mas"
"kamu beneran nggak tidur sama dia kan?"
"ya enggak lah, kamu pikir aku gila ya. kamu pasang kamera dari gerbang sampai seluruh sudut rumah ada"
Zulfikar tersenyum miring "bagus sayang, kamu memang terbaik" Zulfikar mengusap pipi Bunga lembut.
"tapi mas" Bunga mencekal tangan Zulfikar "aku takut kalau dia amnesia atau sampai mati. terus rencana kita bagaimana?"
"kamu nggak usah khawatir sayang, dia nggak kenapa napa kok. dia cuma butuh waktu buat sadar kembali. luka di kepala nya cukup lebar. dan dia mendapat jahitan lumayan besar"
"hmmh, aku takut banget kemarin mas"
"sstt udah nggak apa apa, sekarang kita tinggalin dia sendiri di sini ya. kita happy happy" Bunga mengangguk seraya tersenyum senang.
mereka berdua tidak berjalan berdampingan, Zulfikar lebih dulu dari pada Bunga. karena bagaimanapun, ini adalah rumah sakit cita raya cabang bandung.
setibanya di parkiran, Bunga dan Zulfikar cepat cepat keluar dari sana. untung nya, kaca mobil milik Zulfikar sangat gelap, bahkan tidak terlihat dalam nya.
"Anita sudah mengkonfirmasi Diman sebegai penanggung jawab project di bandung ini sayang" Zulfikar menciumi tangan Bunga.
"terus gimana mas?"
"kamu tenang aja, Diman biar jadi urusan aku"
"terus kalau Edo Paul nyari tau gimana?" Bunga semakin panik.
"heii, kamu ngga usah panik ya" Zulfikar mengusap pipi Bunga "inget, kamu lagi hamil. aku nggak bakaln biarin mereka ikut campur urusan kita. aku bakaln buat mereka super sibuk dua minggu ini"
Bunga tersenyum penuh kemenangan, dia menyandarkan kepala nya di bahu Zulfikae yang sedang mengendarai mobil.
"makasih ya mas, buat semua nya"
"anything for u dear, muach" bibir mereka menempel sekejap.
"oh iya, kamu buka ponsel Rony, kalau di kunci ambil kartu nya, terus kamu daftarkan whatsapp, kamu kabarin istri nya biar dia ngga curiga"
"iya sayangkuuuuu"
*^*^*^*^*^***^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^***
sejak awal acara pertunangan Nabila dan Paul, Salma sama sekali tidak bisa fokus. meski sesekali tersenyum itu hanya untuk mengabadikan moment.
pikiran nya tidak pernah tenang sebelum Rony memberi nya kabar. dia masih bolak balik membuka ponsel nya yang retak hanya untuk melihat notifikasi pesan dari manusia yang paling di cintai nya.
"lo kenapa Sal?" tanya Edo yang menyadari perubahan raut wajah Salma.
"ah enggak kak" jawab Salma.
"jangan di pikirn dulu ya Sal, kita pasti bakal dapat informasi secepat nya" Edo berharap ucapan nya dapat menenangkan teman nya.
"iya kak"
Nabila dan Paul menghampiri Salma dan Edo yang sedang duduk berdua di tengah tengah banyaknya tamu.
"kalian ngga mau foto?" tanya Nabila.
"mau lah, lo kira kita hadir nggak mau abadi dalam momen apa" sahut Edo.
"hahah yakali, tapi nggak asik ya kurang Rony" ucapan Nabila kembali membuat Salma merasa sedih.
"eh, Sal" Nabila menarik tangan Salma "kamu masih belum dapet kabar?" Salma menggeleng "yaudah, kita foto berempat aja ya. nanti foto Rony tinggal edit aja" Salma pun mengiyakan ajakan Nabila.
di sela sela berjalan nya menuju dekorasi backdrop, Salma meminta maaf pada Paul dan juga Nabila "maafin mas Rony ya, ngga bisa hadir di acara kalian ini, padahal ini tuh pasti penting banget buat dia"
"ngga papa Sal, dia kan lagi kerja" sahut Paul.
akhir nya mereka foto berempat, tanpa Rony, orang yang sangat banyak andil dalam hidup nya. orang lain yang benar benar menjadi keluarga mereka.
•ting•
~sayang, maaf ya aku baru bisa kabarin kamu. aku sibuuk banget, nanti kalau udah longgaran waktu nya kita video call, okee🤍~
"aahh" Salma membungkam mulut nya "ini mas Rony kasih kabar" lanjut nya.
"iya?" ketiga teman nya pun ikut menatap ponsel milik Salma.
"tuhkan, dia pasti sibuk banget di sana Sal. kamu ngga usah khawatir lagi ya" ucap Nabila pada Salma.
"iya Nab"
"sekarang tugas lo cuma berdoa, doain Rony supaya di beri kelancaran dan cepet balik ke lo. karena doa yang paling di butuhkan sama Rony adalah doa lo sebagai istri nya, Allah bakal denger, dan secepat nya mengabulkan" tutur Edo panjang lebar.
"kalau ada apa apa, tentang lo dan tante Santi, jangan pernah sungkan buat bilang ke kita bertiga. karena lo istri Rony, berarti lo adalah kakak kita bertiga Sal" sambung Paul.
Salma tersenyum senang, banyak sekali manusia manusia tulus di sekitar nya. semua ini karena Rony juga tulus terhadap teman teman nya.
"makasih yaa" Salma memeluk Nabila, dan menempelkan pipi nya dengan pipi Nabila.
"sama sama sayangku"
"kamu juga harus bahagia ya Nab, janji"
"kamu bisa janji sama Salma nggak Ul, buat bahagiain aku?" Nabila malah bertanya Paul.
"gua janji Sal, buat bahagian Nabila" tanpa ragu Paul berucap.
"gua pegang janji lo"
"aku pegang janji kak Paul"
ucap Edo dan Salma secara bersamaan.
sebelum memasukkan kembali ponsel nya ke dalam tas, Salma menyempatkan memberi balasan pada Rony.
~alhamdulillah sayang kalau kamu baik baik saja, semangat kerja nya ya, aku tunggu kamu pulang mas🤍~
part 26 ke hapus aku, hehe maaf ya. itu isi nya cuman info kalau part 26 tersedia dalam bentuk pdf. buat yang masih belum baca atau yang mau membaca klik link yang ada di bio saja ya. makasih all🤍